Karyawan Sering Kena Burnout, Ini Penyebab & Cara Mengatasinya

Kelelahan fisik maupun emosional, yang melibatkan berkurangnya rasa pencapaian sering dialami perempuan, terutama mereka yang bekerja. Berdasarkan laporan Deloitte berjudul Women @Work 2022: A Global Outlook, tercatat sebanyak 53 persen wanita memiliki tingkat stres lebih tinggi dari tahun lalu, dan hampir setengahnya merasa burnout.

Istilah burnout mungkin sering terdengar dalam beberapa waktu terakhir. Setiap orang dapat memiliki interpretasi yang berbeda tentang stres dan kelelahan yang mereka alami ini. Bahkan penggunaannya semakin samar dan kurang akurat, karena setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda untuk mengatasi tekanan pekerjaan dan kehidupan.

Co-Founder dan Chief Executive Officer Pintarnya Nelly Nurmalasari, mengatakan penting untuk menangkap sinyal burnout dalam aktivitas sehari-hari, terutama bagi para atasan atau pemimpin perusahaan. Sebagai pemimpin yang pada umumnya memutuskan sebuah kebijakan, penting mendorong keterbukaan dan mempertimbangkan kebutuhan karyawan. 

Baca juga: 3 Kiat Menjaga Kesehatan Mental Karyawan

Menurutnya beberapa ketentuan dapat dibuat untuk mendukung hal ini, seperti melakukan pertemuan one on one secara reguler untuk memahami keadaan dan kondisi karyawan. “Disadari atau tidak, burnout bisa disebabkan oleh pimpinan sebuah perusahaan,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Women with Impact yang digelar East Ventures, dikutip Hypeabis.id, Rabu (30/11/2022)

Namun menurut Experimenter Xendit Hillary Buntara, amat disayangkan karena tidak semua perusahaan dan atasan memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk angkat bicara. Apalagi dengan iklim pekerjaan saat ini. Pekerjaan dianggap merupakan hal yang penting karena sebagian orang hidup dari gaji ke gaji, sehingga meninggalkan pekerjaan bukanlah pilihan. 

Oleh karena itu, secara tidak langsung lingkungan kerja saat ini telah membentuk laki-laki dan perempuan yang selalu berkata “ya” dan takut mengatakan tidak pada pekerjaan yang ditugaskan. Sekalipun karyawan tersebut berada pada posisi yang telah memiliki banyak pekerjaan.

Ketika seperti itu, peran rekan kerja menjadi sangat penting. Memastikan kabar serta ide untuk berbagi beban kerja menurutnya sangat membantu untuk menciptakan sistem pendukung dalam mencegah satu sama lain dari burnout.

Sementara itu, buat kamu para karyawan yang terancam burnout, berikut panduan untuk diterapkan dalam membangun lingkungan kerja yang lebih positif.

1. Menetapkan ekspektasi yang jelas

Pemimpin atau perusahaan kau tidak akan menurunkan standar pekerjaan untuk mencegah karyawan mereka mengalami stres. Namun, menetapkan ekspektasi dengan jelas dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih bersahabat. 

2. Bangun kredibilitas

Penting untuk memahami bahwa mengharapkan dukungan di tempat kerja tidaklah mudah, terutama jika kamu berada di tahap awal pada posisi baru. Membangun kredibilitas adalah fondasi karier dan perlu disadari bahwa dukungan yang kamu terima tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan sebuah keharusan.

3. Istirahat 

Istirahat lah meskipun hanya dalam waktu yang singkat. Ini bisa membuat perubahan total bagi kamu dalam mendapatkan kembali semangat dan motivasi. Saat kamu bekerja keras untuk perusahaan, kamu berhak dan layak akan waktu untuk dihabiskan bagi diri sendiri. 

4. Memberikan konteks secara lengkap

Ada kalanya beberapa panggilan sulit harus dilakukan, seperti tenggat waktu proyek yang singkat, meskipun beberapa orang sudah memiliki rencana atau hal lain yang sedang dikerjakan. 

Memberikan konteks lengkap dan memberikan pemahaman tentang urgensi, dapat berfungsi sebagai tips bermanfaat untuk membawa dan memastikan semua orang pada tujuan yang sama tanpa menyebabkan hilangnya motivasi dan burnout.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda