Ilustrasi womanpreneur. (Sumber gambar : Freepik/Ourteam)

Peluang Bisnis Perempuan Terbuka Lebar, Terbukti Paling Mampu Bertahan Saat Pandemi

28 November 2022   |   17:43 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Peluang perempuan sebagai pelaku industri kecil dan menengah (IKM) masih sangat besar. Kemampuan mereka dalam ketahanan dan mengelola usaha pun patut diperhitungkan walaupun isu gender masih menjadi penghalang untuk lebih banyak peremuan berkembang dan berinovasi. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita menerangkan pada 2020, tercatat 4,21 juta unit usaha IKM, sebanyak. 47,32 persen diantaranya adalah pengusaha perempuan. Dari sisi tenaga kerja, 48,42 persen merupakan perempuan.

Dari sekian banyak sektor, keterlibatan perempuan di bidang jasa menurutnya masih sedikit. “Jasa meliputi perbengkelan, reparasi, perawatan. Jasa masih kecil keterlibatan kaum perempuan. Masih didominasi laki-laki,” ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar Unilever, Senin (28/11/2022).

Sementara itu, di sektor fashion, 75 persen pelaku usahanya didominasi perempuan. Tidak sedikit pula yang mengubah bisnis saat pandemi. Pelaku IKM fesyen mengubah arah bisnis dengan membuat masker atau alat pelindung diri lainnya. Tidak sedikit pula perempuan yang memiliki ide kreatif untuk berjualan makanan beku atau frozen food

Baca juga: Ini Tantangan yang Dihadapi Pelaku Usaha Perempuan dalam Berbisnis

Kata Reni, yang paling menggembirakan yakni banyak pelaku IKM mengembangkan obat tradisional untuk menjaga stamina dan kesehatan. “Banyak juga timbul bisnis home decor. Permintaan produk kerajinan meningkat,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Kemenperin berupaya meningkatkan produktivitas IKM yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Reni menyebut pihaknya memberi pelatihan digitalisasi untuk memperluas produknya.  

Kolaborasi pun digencarkan untuk menciptakan peluang lebih besar sebagai rantai pasok industri besar maupun ekonomi lainnya. “Kita jalankan program kemitraan. Kami inginkan posisi keterbukaan dari demand. Kita lakukan kegiatan mix & match IKM dengan industri besar,” tambahnya.
 

Ilustrasi pemilik bisnis. (Sumber gambar: Pexels/Amina Filkins)

Ilustrasi pemilik bisnis. (Sumber gambar: Pexels/Amina Filkins)


Managing Drector UPS Indonesia Maya Sarinita menyebut peluang untuk wanita terjun ke dunia usaha masih besar. “Kita bisa perkiraan pertumbuhan ekonomi naik lagi 25 persen dan lebih banyak perempuan IKM” imbuhnya, 

Corporate Secretary and Head of Sustainability and Corporate Affairs, Unilever Indonesia Nurdjana Darus menilai perbedaan mendasar bisnis yang dimiliki perempuan dengan laki-laki adalah empati. Perempuan memiliki empati yang tinggi. 

“Ini perbedaan jelas anatara perusahaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Kita harap rangkul perusahaan yang dimiliki perempuan karena mereka bukan hanya mensejahterakan diri sendiri tapi juga perusahaan dan karyawan,” sebutnya. 

Seperti usaha yang dijalani Gwenny Riawati Surya. Komisaris PT Mitrapa Eramandiri, pemasok kemasan untuk Unilever Indonesia ini mengaku sangat memperhatikan kondisi karyawan hingga mampu melewati pandemi Covid-19 dengan baik.   

Efisiensi di bidang operasional dan finansial tentu ada. Namun demikian, sebagai pemimpin sekaligus ibu rumah tangga, Gwenny tetap mempertahankan karyawannya selama pandemi Covid-19. “Masalah bisnis berhasil diatasi dengan Unilever, bisa pertahankan eksistensi, Tidak ada PHK, THR tetap ada. Sebagai seorang ibu, selalu kepikiran [nasib] karyawan,” bebernya. 

Begitu pula CEO Bon Koki Novi Kurnia, memiiki pengalaman menghadapi krisis moneter, dia mengaku memiliki strategi untuk mempertahankan usaha. Dari sisi internal, pihaknya mengecek ketersediaan bahan baku dan finansial apakah cukup minimal untuk 6 bulan ke depan. 

“Kemudian pastikan karyawan sehat, lakukan tinggal di area produksi agar bisa memantau karyawan. Dari produksi pastikan karyawan penuhi standar Covid-19, pengetatan pengawasan produksi,” jelasnya.

Dari sisi eksternal, pihaknya mengecek kondisi mitra pemasok, memastikan bahan baku selama pandemi an saling membantu agar mitra tetap bertahan. Novi mengatakan pihaknya juga berkomunikasi dengan reseller dan menyatakan produk selalu tersedia

“Komunikasi dengan pasar untuk info meskipun pandemi produk ready dan dikonsumsi aman. Kami lakukan agar pasar percaya produk kami bisa jadi pangan tahan lama, bisa disimpan walaupun terjadinya lockdown,” tuturnya. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Intip Peluang Bisnis Pakaian Batik yang Kian Diminati

BERIKUTNYA

5 Destinasi Wisata Sejarah di Qatar, Ada Souq Waqif & Situs Arkeologi Murwab

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: