Ini Tantangan yang Dihadapi Pelaku Usaha Perempuan dalam Berbisnis
06 October 2022 |
21:00 WIB
Genhype, kontribusi perempuan terhadap perekonomian nasional ternyata sangat signifikan. Apalagi, sebagian besar UMKM di Indonesia kini digerakkan oleh para perempuan. Berdasarkan data Kemenparekraf lebih dari 64% UMKM dikelola oleh perempuan dengan proyeksi kontribusi US$135 miliar pada 2025.
Meski peran perempuan dalam mendukung perekonomian terbilang sangat besar tetapi masih banyak tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha perempuan dalam berbisnis. Di antaranya peran dalam keluarga, stigma sosial, akses pelatihan kewirausahaan, hingga akses permodalan.
“Khususnya dari akses permodalan, saat ini hanya 2,3% startup yang dipimpin oleh perempuan yang mendapatkan pendanaan,” ujar Wakil Menparekraf Angela Tanoesoedibjo.
Berdasarkan hasil studi Smeru Research Institute, sebanyak 82,3% UMKM milik perempuan mengeluhkan kekurangan modal sebagai hambatan di masa pandemi di tengah penjualan yang turun dan biaya produksi yang meningkat. Sementara itu, dua tantangan utama yang mereka hadapi adalah strategi bisnis yang perlu diubah (80,4%) dan operational cash flow yang terganggu (79,4%)
Menurutnya perlu ada suatu langkah keberpihakan terhadap perempuan dengan peningkatan kapasitas dan kualitas, terutama dalam mempersiapkan pelaku usaha menghadapi era digitalisasi yang makin terakselerasi oleh pandemi Covid-19.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menegaskan bahwa kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan menjadi sebuah keharusan dalam mencapai pemulihan ekonomi.
Apalagi jika kita mampu mendorong partisipasi aktif perempuan dalam ekonomi, maka akan mampu menaikkan pendapatan negara secara signifikan. Karena itulah dia memandang bahwa untuk memulihkan perekonomian dalam menghadapi krisis akibat pandemi, perlu memperhatikan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan. “Itu adalah sebuah keharusan, bukan pilihan,” tegasnya.
I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan diperlukan adanya kerja kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengantar langkah kaki perempuan Indonesia untuk lebih cepat meningkatkan potensinya dan mencapai ketahanan ekonomi.
Untuk mendukung perempuan menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan bisnis, Tjufoo sebagai brand aggregator bersama dengan platform community Stellar Women berkolaboasi mendukung peran kepemimpinan perempuan di dunia bisnis melalui program Akselerasi Bisnis (AKSI) Perempuan.
Program ini menawarkan pendekatan holistik dan support system untuk mendampingi womenpreneur bertumbuh sekaligus memperkuat fundamental bisnis mereka.
Mulai dari memberi peluang inkubasi bagi bisnis-bisnis yang dirintis perempuan Indonesia, akses terhadap ekosistem inklusif dan ahli profesional untuk membantu memenuhi target pertumbuhan bisnis hingga bantuan pendanaan sampai miliaran rupiah.
“Melalui program ini akan terbentuk skalabilitas yang jelas untuk mengukur peluang pasar, menentukan tujuan untuk proses identifikasi merek mereka, dan juga merancang strategi bisnis yang kuat untuk menjawab berbagai tantangan,” ujar Founder & Chief Executive Officer Tjufoo, TJ Tham.
Editor: Roni Yunianto
Meski peran perempuan dalam mendukung perekonomian terbilang sangat besar tetapi masih banyak tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha perempuan dalam berbisnis. Di antaranya peran dalam keluarga, stigma sosial, akses pelatihan kewirausahaan, hingga akses permodalan.
“Khususnya dari akses permodalan, saat ini hanya 2,3% startup yang dipimpin oleh perempuan yang mendapatkan pendanaan,” ujar Wakil Menparekraf Angela Tanoesoedibjo.
Berdasarkan hasil studi Smeru Research Institute, sebanyak 82,3% UMKM milik perempuan mengeluhkan kekurangan modal sebagai hambatan di masa pandemi di tengah penjualan yang turun dan biaya produksi yang meningkat. Sementara itu, dua tantangan utama yang mereka hadapi adalah strategi bisnis yang perlu diubah (80,4%) dan operational cash flow yang terganggu (79,4%)
Menurutnya perlu ada suatu langkah keberpihakan terhadap perempuan dengan peningkatan kapasitas dan kualitas, terutama dalam mempersiapkan pelaku usaha menghadapi era digitalisasi yang makin terakselerasi oleh pandemi Covid-19.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menegaskan bahwa kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan menjadi sebuah keharusan dalam mencapai pemulihan ekonomi.
Apalagi jika kita mampu mendorong partisipasi aktif perempuan dalam ekonomi, maka akan mampu menaikkan pendapatan negara secara signifikan. Karena itulah dia memandang bahwa untuk memulihkan perekonomian dalam menghadapi krisis akibat pandemi, perlu memperhatikan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan. “Itu adalah sebuah keharusan, bukan pilihan,” tegasnya.
I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan diperlukan adanya kerja kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengantar langkah kaki perempuan Indonesia untuk lebih cepat meningkatkan potensinya dan mencapai ketahanan ekonomi.
Untuk mendukung perempuan menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan bisnis, Tjufoo sebagai brand aggregator bersama dengan platform community Stellar Women berkolaboasi mendukung peran kepemimpinan perempuan di dunia bisnis melalui program Akselerasi Bisnis (AKSI) Perempuan.
Program ini menawarkan pendekatan holistik dan support system untuk mendampingi womenpreneur bertumbuh sekaligus memperkuat fundamental bisnis mereka.
Mulai dari memberi peluang inkubasi bagi bisnis-bisnis yang dirintis perempuan Indonesia, akses terhadap ekosistem inklusif dan ahli profesional untuk membantu memenuhi target pertumbuhan bisnis hingga bantuan pendanaan sampai miliaran rupiah.
“Melalui program ini akan terbentuk skalabilitas yang jelas untuk mengukur peluang pasar, menentukan tujuan untuk proses identifikasi merek mereka, dan juga merancang strategi bisnis yang kuat untuk menjawab berbagai tantangan,” ujar Founder & Chief Executive Officer Tjufoo, TJ Tham.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.