Pesona Indonesia dalam Lukisan Cat Air Karya Seniman Lokal & Luar Negeri
23 November 2022 |
21:38 WIB
Keindahan alam Indonesia memang tidak ada habisnya untuk dieksplorasi. Pesona bumi nusantara ini pun teranyar kembali dialihwahanakan lewat ratusan karya seni lukis cat air yang ditampilkan di Galeri Nasional dalam tajuk Wonderful Indonesia.
Dalam pameran yang diinisiasi oleh International Watercolor Society (IWS) itu para pengunjung bisa melihat keragaman budaya Indonesia lewat berbagai karya yang dibuat oleh 176 seniman dari 31 negara di dunia. Karya yang ditampilkan juga beragam, dari figuratif, dan nonfiguratif.
Beberapa hal yang bisa disimak misalnya, situs-situs arkaik seperti Candi Borobudur, Tanah Lot, Wayang Kulit, fauna khas Indonesia, hingga ritual upacara Ngaben yang dilakukan oleh masyarakat adat di Bali.
Baca juga: Lukisan Cerita-cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
Kurator pameren Efix Mulyadi mengatakan karya-karya tersebut merupakan hasil seleksi dari International Watercolor Competition pada 1 Juni-11 September 2022. Para seniman lokal dan luar negeri memang ditantang untuk merespon keindahan Indonesia dengan kanvas mereka.
"Apa yang bisa dibayangkan tentang Indonesia itu lalu direfleksikan di karya-karya yang dipamerkan di sini. Salah satunya lewat lukisan dengan mengambil objek-objek yang cuma ada di tanah air," papar Efix Mulyadi saat melakukan tur pameran.
Meski pameran dengan tema serupa sudah sering dilaksanakan di berbagai galeri, tapi di situlah menurutnya letak tantangan bagi seniman untuk mengeksplorasi berbagai hal yang belum diambil sebagi ide atau inspirasi pengkaryaan.
Hal itu menurutnya pun tercemin lewat karya Memories of Bali karya Lew Min Seong dari Malaysia, di mana sang seniman menyodorkan persepsi khas seseorang di dalam menghadapi realitas dengan membagi kanvas menjadi susunan bidang-bidang vertikal.
Kemudian ada juga “Mastery” oleh Luan Quach, dari Kanada, yang lewat karya lukisannya terus memantik pertanyaan atas siapa yang menguasai siapa di dalam relasi antara manusia dan alam yang diwakili oleh sosok komodo.
Adapun, dari seniman lokal katya-karya yang ditampilkan juga tak kalah menarik. Hal ini bisa dilihat dari karya "The Batik Maestro” karya Yukiko PH yang menemukan sudut pandang memikat, atau “Morning in Ubud” dari Tinna Widianti dengan permainan cahaya matahari pagi dengan suasana khas sawah tersaseringnya.
Ada juga "Topeng Panji" garapan garapan Widyarto Gunawan yang mendemonstrasikan komposisi yang elok dengan permainan warna yang khas. Di sini pengunjung akan disuguhi bahwa lukisan cat air memang memiliki kekhasannya sendiri dengan apa yang disebut "blobor" atau cat yang merembes.
Eksplorasi Tema & Medium
Hal senada juga disampaikan oleh Agus Budiyanto, pendiri International Watercolor Society (IWS) yang mengatakan bahwa saat ini pelukis cat air di Indonesia memiliki peluang untuk terus mengeksplorasi berbagai ragam tema yang belum pernah diambil.
Menurut Agus para pelukis cat air di Indonesia harus berani keluar untuk mendobrak pakem-pakem konvensional agar semakin memperkaya khasanah seni di tanah air. Peluang seniman water color untuk masuk ke seni kontomporer juga terbuka luas.
"Water color itu bisa keluar dari konvensinya dan punya peluang besar di ranah kontemporer, catatanya ya pelukisnya itu harus berani menerobos di luar kebiasaan," papar Agus usai ditemui setelah tour press.
Adapun, dalam pameran Wonderful Indonesia itu Agus juga membuat instalasi karya seni dengan menggabungkan cat air, dan dacron. Lewat karya bertajuk "Melayang" itu sang pelukis seolah menampilkan keindahan alam dari atas ketinggian. Karya itu ungkap Agus terinspirasi saat dia bepergian dengan menaiki pesawat.
"Karya ini memang terinspirasi dari waktu saya naik pesawat dan terobsesi akan keindahan alam, akhirnya saya buat dan sempat dipamerkan di Bali. Media bawahnya itu juga kertas, dan water color tapi dilapisi pernis untuk melindungi karya," jelas Agus.
Baca juga: Perlu Waktu 77 Tahun untuk Menyadari Lukisan Mondrian Ini Ternyata dipajang Terbalik
Adapun pameran seni lukis cat air antarbangsa atau International Watercolor Society (IWS), The 4th International Watercolor Exhibition dapat dinikmati oleh umum secara gratis di gedung B dan D, Galeri Nasional Indonesia mulai 24 November-20 Desember 2022.
Editor: Fajar Sidik
Dalam pameran yang diinisiasi oleh International Watercolor Society (IWS) itu para pengunjung bisa melihat keragaman budaya Indonesia lewat berbagai karya yang dibuat oleh 176 seniman dari 31 negara di dunia. Karya yang ditampilkan juga beragam, dari figuratif, dan nonfiguratif.
Beberapa hal yang bisa disimak misalnya, situs-situs arkaik seperti Candi Borobudur, Tanah Lot, Wayang Kulit, fauna khas Indonesia, hingga ritual upacara Ngaben yang dilakukan oleh masyarakat adat di Bali.
Baca juga: Lukisan Cerita-cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
Kurator pameren Efix Mulyadi mengatakan karya-karya tersebut merupakan hasil seleksi dari International Watercolor Competition pada 1 Juni-11 September 2022. Para seniman lokal dan luar negeri memang ditantang untuk merespon keindahan Indonesia dengan kanvas mereka.
"Apa yang bisa dibayangkan tentang Indonesia itu lalu direfleksikan di karya-karya yang dipamerkan di sini. Salah satunya lewat lukisan dengan mengambil objek-objek yang cuma ada di tanah air," papar Efix Mulyadi saat melakukan tur pameran.
Beberapa lukisan dalam pameran IWS The 4th International Watercolor Exhibition. Ilustrasi sumber gambar (Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)
Meski pameran dengan tema serupa sudah sering dilaksanakan di berbagai galeri, tapi di situlah menurutnya letak tantangan bagi seniman untuk mengeksplorasi berbagai hal yang belum diambil sebagi ide atau inspirasi pengkaryaan.
Hal itu menurutnya pun tercemin lewat karya Memories of Bali karya Lew Min Seong dari Malaysia, di mana sang seniman menyodorkan persepsi khas seseorang di dalam menghadapi realitas dengan membagi kanvas menjadi susunan bidang-bidang vertikal.
Kemudian ada juga “Mastery” oleh Luan Quach, dari Kanada, yang lewat karya lukisannya terus memantik pertanyaan atas siapa yang menguasai siapa di dalam relasi antara manusia dan alam yang diwakili oleh sosok komodo.
Adapun, dari seniman lokal katya-karya yang ditampilkan juga tak kalah menarik. Hal ini bisa dilihat dari karya "The Batik Maestro” karya Yukiko PH yang menemukan sudut pandang memikat, atau “Morning in Ubud” dari Tinna Widianti dengan permainan cahaya matahari pagi dengan suasana khas sawah tersaseringnya.
Ada juga "Topeng Panji" garapan garapan Widyarto Gunawan yang mendemonstrasikan komposisi yang elok dengan permainan warna yang khas. Di sini pengunjung akan disuguhi bahwa lukisan cat air memang memiliki kekhasannya sendiri dengan apa yang disebut "blobor" atau cat yang merembes.
Eksplorasi Tema & Medium
Hal senada juga disampaikan oleh Agus Budiyanto, pendiri International Watercolor Society (IWS) yang mengatakan bahwa saat ini pelukis cat air di Indonesia memiliki peluang untuk terus mengeksplorasi berbagai ragam tema yang belum pernah diambil.
Menurut Agus para pelukis cat air di Indonesia harus berani keluar untuk mendobrak pakem-pakem konvensional agar semakin memperkaya khasanah seni di tanah air. Peluang seniman water color untuk masuk ke seni kontomporer juga terbuka luas.
"Water color itu bisa keluar dari konvensinya dan punya peluang besar di ranah kontemporer, catatanya ya pelukisnya itu harus berani menerobos di luar kebiasaan," papar Agus usai ditemui setelah tour press.
Ilustrasi karya Agus Budiyanto bertajuk Melayang. (Sumber gambar Galeri Nasional)
Adapun, dalam pameran Wonderful Indonesia itu Agus juga membuat instalasi karya seni dengan menggabungkan cat air, dan dacron. Lewat karya bertajuk "Melayang" itu sang pelukis seolah menampilkan keindahan alam dari atas ketinggian. Karya itu ungkap Agus terinspirasi saat dia bepergian dengan menaiki pesawat.
"Karya ini memang terinspirasi dari waktu saya naik pesawat dan terobsesi akan keindahan alam, akhirnya saya buat dan sempat dipamerkan di Bali. Media bawahnya itu juga kertas, dan water color tapi dilapisi pernis untuk melindungi karya," jelas Agus.
Baca juga: Perlu Waktu 77 Tahun untuk Menyadari Lukisan Mondrian Ini Ternyata dipajang Terbalik
Adapun pameran seni lukis cat air antarbangsa atau International Watercolor Society (IWS), The 4th International Watercolor Exhibition dapat dinikmati oleh umum secara gratis di gedung B dan D, Galeri Nasional Indonesia mulai 24 November-20 Desember 2022.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.