Ilustrasi (sumber gambar : towfiqu / unsplash)

Sinyal Resesi Kian Menguat, Yuk Lakukan Ini Agar Bisnis Tetap Bertahan

23 November 2022   |   21:35 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Banyak pihak yang memprediksi adanya resesi akibat inflasi pangan dan energi yang terjadi pada tahun depan. Resesi atau perlambatan ekonomi ini tentu saja akan mempengaruhi daya beli masyarakat, sehingga membuat mereka lebih selektif dalam pengeluaran karena fokus pada pemenuhan kebutuhan.

Nah, dalam menghadapi kondisi ini para pelaku usaha harus mempersiapkan berbagai hal sehingga bisnis yang dijalankan bisa terus bertahan dan berkembang serta mampu melewati masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian.

Baca jugaBegini Cara Agar UMKM Naik Kelas dan Siap Hadapi Resesi

Agar bisnis yang dijalankan tidak terlalu terdampak resesi yang bakal terjadi secara global, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para pebisnis seperti disampaikan oleh Dr. Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix. 


1. Berinovasi dengan riset pasar 

Resesi seharusnya tidak menjadi penghalang sebuah bisnis untuk terus berinovasi. Namun, di tengah perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi lebih selektif terhadap pengeluaran mereka, pelaku bisnis perlu mengeksplor peluang inovasi dan terus beradaptasi dengan kebutuhan dan minat masyarakat melalui riset pasar.

Riset pasar akan membantu memberikan insights bagi bisnis terkait produk dan tren yang tengah berkembang di tengah masyarakat, ketertarikan calon pelanggan dengan produk yang akan diluncurkan, hingga mengetahui harga yang rela mereka keluarkan untuk membeli produk tersebut. 

Selain melakukan riset pasar, pelaku bisnis juga perlu terus mengevaluasi performa setiap produk yang dimiliki dan menentukan produk-produk apa yang paling menguntungkan bisnis, maupun merugikan bisnis. 

Dengan demikian, di tengah perlambatan daya beli konsumen, pelaku bisnis dapat lebih berfokus memperkuat produk-produk unggulannya serta memberhentikan pasokan produk yang kurang baik terlebih dahulu, guna mengurangi biaya produksi.

Tak hanya itu, pelaku bisnis juga harus lebih sigap dan cermat dalam melakukan penyesuaian harga dengan kondisi pasar. Perhatikan juga perubahan harga bahan baku, biaya produksi, serta harga jual yang dipatok oleh kompetitor secara berkala, agar bisnis bisa terus kompetitif di pasar.


2. Menambah jumlah pemasok

Di tengah melambatnya ekonomi, pasokan barang dan bahan baku akan mengalami imbas negatif akibat melemahnya daya beli masyarakat. Secara otomatis, biaya bahan baku bisa naik berkali-kali lipat.

“Para pelaku bisnisharus melakukan diversifikasi pemasok atau memiliki lebih dari satu pemasok agar produktivitas produksi tidak terganggu dengan ketersediaan bahan baku di pasaran yang terpapar kenaikan harga tersebut,” jelasnya. 


3. Pastikan strategi pemasaran tepat sasaran

Salah satu biaya terbesar pada operasional bisnis adalah anggaran pemasaran. Untuk itu, pelaku bisnis perlu melakukan efisiensi dengan memastikan alokasi anggaran pemasaran mereka tepat sasaran.

Banyak pelaku bisnis yang belakangan ni mengalihkan strategi pemasaran mereka ke ranah digital karena jangkauannya yang luas sehingga memungkinkan kreativitas lebih besar dengan biaya yang lebih terjangkau.

Salah satu strategi yang bisa dipilih adalah promosi melalui media sosial. Strategi ini merupakan opsi yang tepat diaplikasikan apabila target konsumen bisnisnya menyasar milenial dan Gen Z. 

Survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute bersama Populix baru-baru ini memperlihatkan bahwa Facebook, YouTube, dan Instagram merupakan tiga platform media sosial yang banyak digunakan oleh kalangan milenial. Di sisi lain, Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi platform yang diminati kalangan Gen Z saat ini. 

Popularitas ketiga platform tersebut juga semakin mencuat karena ketertarikan Gen Z terhadap konten berbasis video dan live streaming. Selain itu, untuk menjangkau Gen Z, pelaku bisnis juga dapat mencoba kerja sama dengan influencer, content creator, atau Key Opinion Leader (KOL). 

Hasil survei Indonesia Gen Z Report 2022 memperlihatkan bahwa selain kualitas produk, Gen Z di Indonesia memiliki tingkat kepercayaan tinggi pada brand-brand yang memiliki hubungan dekat dengan influencers, baik dalam hal kepemilikan brand maupun kerja sama dengan brand tertentu.


4. Siapkan dana darurat

Tak hanya keuangan pribadi, tetapi bisnis juga perlu mempersiapkan dana darurat dalam menghadapi resesi. Dana darurat dapat membantu bisnis bertahan dengan menstabilkan biaya operasional bisnis di tengah inflasi, membayar gaji karyawan, hingga angsuran cicilan. 

Perlu diingat bahwa dana darurat untuk kebutuhan pribadi sebaiknya dipisah dari dana darurat untuk keperluan bisnis. Selain itu, pelaku bisnis harus memilih bank terpercaya yang telah dilindungi oleh pemerintah untuk menyimpan dana darurat tersebut.


5. Restrukturisasi tenaga kerja 

Apabila situasi bisnis semakin kritis, pelaku bisnis juga dapat mempertimbangkan melakukan restrukturisasi tenaga kerja dengan pengurangan personel yang kurang berprestasi, serta memaksimalkan dan mengapresiasi kapasitas personil yang berprestasi. 

Baca jugaSimak Strategi Bertahan Sekaligus Mengambil Cuan Saat Tahun Resesi 2023

Karena itu, pemilik bisnis juga perlu terus meningkatkan kemampuan diri sendiri, serta karyawan, agar dapat berkembang sesuai perkembangan zaman. Misalnya, menambah kapasitas digital dan pembuatan konten.

Editor:  Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Resep Kaserol Ayam dan Zukini, Opsi Sehat Sajian Thanksgiving

BERIKUTNYA

Tips Sukses Naik Kelas dari Pedagang Menjadi Pengusaha

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: