Awas Resesi, Apa Saja Dampaknya Bagi Anak Muda?
05 October 2022 |
21:00 WIB
Genhype pasti sering mendengar istilah resesi yang tengah ramai diperbincangkan publik. Kata resesi makin mencuat setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa dunia diprediksi akan berada di jurang resesi pada tahun mendatang. Inflasi tinggi di berbagai negara hingga kenaikan suku bunga acuan saat harga energi dan pangan meroket jadi indikasi utamanya.
Selain itu, Presiden RI Joko Widodo juga menyampaikan kemungkinan perekonomian dunia akan gelap pada 2023 nanti. Sering dibahas di media sosial, apa sebenarnya maksud dari resesi?
Dillansir dari laman OJK, resesi ekonomi merupakan suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Imbasnya, aktivitas ekonomi akan terganggu dan daya beli masyarakat melemah disertai perlambatan ekonomi. Masifnya pembahasan mengenai resesi ini dikarenakan risiko resesi tidak hanya terjadi di satu negara, melainkan secara global.
Hal ini juga berdampak pada pekerja di rentang usia milenial dan generasi Z. Lantas, apa yang terjadi jika resesi benar-benar terjadi? Dilansir dari OJK, berikut tiga dampak resesi yang harus Genhype ketahui:
Resesi yang terjadi karena perlambatan ekonomi akan membuat sektrol riil seperti industri pengolahan menahan kapasitas produksinya. Karena penahanan kapasitas produksi ini, kemungkinan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa saja dilakukan perusahaan kepada karyawannya.
Bahkan untuk beberapa perusahaan yang tidak bisa menahan gejolak resesi, perusahaan bisa saja melakukan penghentian operasi alias bangkrut.
Genhype, apakah kamu rutin melakukan investasi? Tampaknya resesi akan berdampak bagi sektor investasi ini, terutama invesasi di pasar modal. Pasalnya, resesi akan membuat kinerja instrumen investasi mengalami penurunan.
Hal ini sebagai imbas dari investor yang cenderung menarik dan menempatkan dana dalam bentuk instrumen investasi yang aman.
Respons masyarakat yang cenderung menekan biaya pengeluaran dan menahan uangnya, ekonomi pun akan melemah disertai daya beli masyarakat yang menurun. Orang akan sangat selektif terhadap pengeluaran uang dan berfokus pada kebutuhan utama dibanding membeli barang atau jasa yang bersifat sekunder atau tersier.
Bukan hanya menyangkut negra-negara berkembang, negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, China, Korea Selatan, hingga Indonesia pun diprediksi masuk dalam daftar negara yang mengalami resesi.
Negara yang tengah naik daun karena industri hiburannya, Korea Selatan pun diprediksi terancam resesi karena pasar sahamnya yang jatuh pada awal Juli 2022 lalu.
Baca juga: Waspada Resesi Ekonomi, Siapkan 5 Rencana Keuangan Ini
Belum lagi, China yang identik dengan negara perdagangan sedang mengalami pelemahan ekonomi di beberapa sektor seperti industri dan ekspor.
Genhype, perlu disadari jika resesi tidak hanya berdampak bagi orang tua, tetapi juga anak muda pada rentang milenial dan generai Z. Yuk mempersiapkan diri dan mulai mengantisipasi kemungkinan resesi!
Editor: Fajar Sidik
Selain itu, Presiden RI Joko Widodo juga menyampaikan kemungkinan perekonomian dunia akan gelap pada 2023 nanti. Sering dibahas di media sosial, apa sebenarnya maksud dari resesi?
Dillansir dari laman OJK, resesi ekonomi merupakan suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Imbasnya, aktivitas ekonomi akan terganggu dan daya beli masyarakat melemah disertai perlambatan ekonomi. Masifnya pembahasan mengenai resesi ini dikarenakan risiko resesi tidak hanya terjadi di satu negara, melainkan secara global.
Hal ini juga berdampak pada pekerja di rentang usia milenial dan generasi Z. Lantas, apa yang terjadi jika resesi benar-benar terjadi? Dilansir dari OJK, berikut tiga dampak resesi yang harus Genhype ketahui:
1. Kemungkinan PHK.
Ilustrasi PHK (Sumber gambar: Cytoon Photography/Unsplash)
Resesi yang terjadi karena perlambatan ekonomi akan membuat sektrol riil seperti industri pengolahan menahan kapasitas produksinya. Karena penahanan kapasitas produksi ini, kemungkinan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa saja dilakukan perusahaan kepada karyawannya.
Bahkan untuk beberapa perusahaan yang tidak bisa menahan gejolak resesi, perusahaan bisa saja melakukan penghentian operasi alias bangkrut.
2. Instrumen Investasi Menurun.
Ilustrasi investasi menurun (Sumber gambar: Maxim Hopman/Unsplash)
Genhype, apakah kamu rutin melakukan investasi? Tampaknya resesi akan berdampak bagi sektor investasi ini, terutama invesasi di pasar modal. Pasalnya, resesi akan membuat kinerja instrumen investasi mengalami penurunan.
Hal ini sebagai imbas dari investor yang cenderung menarik dan menempatkan dana dalam bentuk instrumen investasi yang aman.
3. Daya Beli Menurun.
Ilustrasi daya beli (Sumber gambar: Simona Sergi/Unsplash)
Respons masyarakat yang cenderung menekan biaya pengeluaran dan menahan uangnya, ekonomi pun akan melemah disertai daya beli masyarakat yang menurun. Orang akan sangat selektif terhadap pengeluaran uang dan berfokus pada kebutuhan utama dibanding membeli barang atau jasa yang bersifat sekunder atau tersier.
Bukan hanya menyangkut negra-negara berkembang, negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, China, Korea Selatan, hingga Indonesia pun diprediksi masuk dalam daftar negara yang mengalami resesi.
Negara yang tengah naik daun karena industri hiburannya, Korea Selatan pun diprediksi terancam resesi karena pasar sahamnya yang jatuh pada awal Juli 2022 lalu.
Baca juga: Waspada Resesi Ekonomi, Siapkan 5 Rencana Keuangan Ini
Belum lagi, China yang identik dengan negara perdagangan sedang mengalami pelemahan ekonomi di beberapa sektor seperti industri dan ekspor.
Genhype, perlu disadari jika resesi tidak hanya berdampak bagi orang tua, tetapi juga anak muda pada rentang milenial dan generai Z. Yuk mempersiapkan diri dan mulai mengantisipasi kemungkinan resesi!
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.