Bertabur Chef Berbakat, MLA Gelar Grand Final National Butchery & Cooking Competition
23 November 2022 |
17:00 WIB
Meat & Livestock Australia menggelar kompetisi memasak berbahan dasar daging dari Australia bertajuk National Butchery & Cooking Competition. Tantangannya, para chef yang berkompetisi harus membuat hidangan bercita rasa Indonesia dari daging kualitas impor tersebut.
Sebagaimana diketahui, daging Australia telah dikenal sebagai salah satu daging yang lezat dan empuk dibanding pilihan daging lainnya di seluruh dunia. Para chef harus mengolah daging tersebut dengan cita rasa yang unik.
Kompetisi ini dibagi dalam dua kategori, yakni untuk para chef muda dari sekolah kuliner dan chef professional yang sudah bekerja di hotel hingga restoran ternama. Masing-masing kategori terdiri dari 4 tim dengan dua chef utama yang mewakili 4 kota taitu Bandung, Jakarta, Bali, dan Yogyakarta.
Kedua kategori sama-sama ditantang untuk membuat hidangan makanan pembuka (appetizer) dan makanan utama (main course).
Baca juga: Yuk Cicipi Bistik Daging Sapi yang Empuk & Lezat, Ini Resepnya
Salah satu juri di National Butchery & Cooking Competition, Vindex Tengker memberi tantangan khusus pada para peserta untuk menghadirkan tiga teknik memasak dalam satu hidangan. Selain itu, terdapat dua juri lainnya yaitu Gilles Marx dan Stefu Santoso yang meminta para peserta juga memperhatikan cooking waste atau sampah pasca memasak.
“Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para chef adalah cooking waste. Bawalah bahan seperlunya dan gunakan dengan bijak sehingga tidak menimbulkan banyak limbah setelah memasak,” kata Chef asal prancis, Gilles Marx.
Selama pertandingan berlangsung, seluruh chef memasak dengan fokus dan rapi. Mereka harus memastikan hidangan tidak hanya bercita rasa enak, melainkan juga memberi tampilan terbaik tetapi tidak berlebihan. Hal itu juga disebut penting oleh Chef Vindex.
Menurutnya, sebuah hidangan harus hadir serba pas dengan porsi yang sesuai, rasa yang lezat dan sesuai dengan jenis hidangannya. “Seperti appetizer, sebagai hidangan pembuka itu seharusnya menggugah selera makan. Maka tingkat keasaman pada makanan perlu diperhatikan,” kata Chef Vindex.
Dengan waktu dua jam untuk membuat hidangan spesial masing-masing, akhirnya masakan dari seluruh tim dari dua kategori pun rampung. Mereka harus menghidangkan makanan dari tim masing-masing ke hadapan juri.
Para juri menentukan pemenangnya berdasarkan beberapa kriteria termasuk persiapan di awal, rasa makanan, presentasi makanan, serta metode kerja.
Di akhir sesi, terpilihlah juara dari masing-masing kategori. Untuk kategori chef muda dimenangkan oleh Akademi Pariwisata NHI Bandung dengan total poin 86,25 atas nama chef Muhammad Kabul dan Nicholas Devowen Novrando.
Sementara untuk kategori chef professional, pemenangnya datang dari The St. Regis Bali Resort dengan total poin 89,5 oleh Chef Wayan Wendi Cimonica dan I Kadek Karsana Yasa. Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah uang tunai Rp5 juta.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sebagaimana diketahui, daging Australia telah dikenal sebagai salah satu daging yang lezat dan empuk dibanding pilihan daging lainnya di seluruh dunia. Para chef harus mengolah daging tersebut dengan cita rasa yang unik.
Kompetisi ini dibagi dalam dua kategori, yakni untuk para chef muda dari sekolah kuliner dan chef professional yang sudah bekerja di hotel hingga restoran ternama. Masing-masing kategori terdiri dari 4 tim dengan dua chef utama yang mewakili 4 kota taitu Bandung, Jakarta, Bali, dan Yogyakarta.
Kedua kategori sama-sama ditantang untuk membuat hidangan makanan pembuka (appetizer) dan makanan utama (main course).
Baca juga: Yuk Cicipi Bistik Daging Sapi yang Empuk & Lezat, Ini Resepnya
Salah satu juri di National Butchery & Cooking Competition, Vindex Tengker memberi tantangan khusus pada para peserta untuk menghadirkan tiga teknik memasak dalam satu hidangan. Selain itu, terdapat dua juri lainnya yaitu Gilles Marx dan Stefu Santoso yang meminta para peserta juga memperhatikan cooking waste atau sampah pasca memasak.
“Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh para chef adalah cooking waste. Bawalah bahan seperlunya dan gunakan dengan bijak sehingga tidak menimbulkan banyak limbah setelah memasak,” kata Chef asal prancis, Gilles Marx.
Chef Gilles Marx mengomentari masakan para chef yang berkompetisi (Sumber gambar: Hypeabis.id/Indah Permata Hati)
Selama pertandingan berlangsung, seluruh chef memasak dengan fokus dan rapi. Mereka harus memastikan hidangan tidak hanya bercita rasa enak, melainkan juga memberi tampilan terbaik tetapi tidak berlebihan. Hal itu juga disebut penting oleh Chef Vindex.
Menurutnya, sebuah hidangan harus hadir serba pas dengan porsi yang sesuai, rasa yang lezat dan sesuai dengan jenis hidangannya. “Seperti appetizer, sebagai hidangan pembuka itu seharusnya menggugah selera makan. Maka tingkat keasaman pada makanan perlu diperhatikan,” kata Chef Vindex.
Dengan waktu dua jam untuk membuat hidangan spesial masing-masing, akhirnya masakan dari seluruh tim dari dua kategori pun rampung. Mereka harus menghidangkan makanan dari tim masing-masing ke hadapan juri.
Para juri menentukan pemenangnya berdasarkan beberapa kriteria termasuk persiapan di awal, rasa makanan, presentasi makanan, serta metode kerja.
Di akhir sesi, terpilihlah juara dari masing-masing kategori. Untuk kategori chef muda dimenangkan oleh Akademi Pariwisata NHI Bandung dengan total poin 86,25 atas nama chef Muhammad Kabul dan Nicholas Devowen Novrando.
Sementara untuk kategori chef professional, pemenangnya datang dari The St. Regis Bali Resort dengan total poin 89,5 oleh Chef Wayan Wendi Cimonica dan I Kadek Karsana Yasa. Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah uang tunai Rp5 juta.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.