Jogja-NETPAC Asian Film Festival Kembali Digelar, Hadirkan Ratusan Film Terbaik se-Asia Pasifik
18 November 2022 |
19:00 WIB
Festival film berskala internasional, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), kembali digelar. Menjadi perhelatan yang ke-17, JAFF 2022 akan diadakan selama 8 hari yakni pada 26 November hingga 3 Desember 2022. Sebanyak 137 film dari 19 negara Asia Pasifik akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi.
Pada kompetisi film pendek Light of Asia, 9 film akan memperebutkan Blencong Awards. JAFF juga akan memberikan penghargaan kepada para sutradara yang menelurkan karya film panjang pertama dan keduanya dalam kompetisi NETPAC Awards.
Baca juga: Berbagai FIlm Dokumenter Pilihan dari 18 Negara Hadir di Festival Film Dokumenter 2022
Selain itu, sebanyak 11 film Indonesia yang tayang tahun ini akan berkompetisi dalam program JAFF Indonesian Screen Awards untuk memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
Sementara dalam program non-kompetisi, JAFF akan mempersembahkan seleksi film-film terbaik Asia Pasifik. Sebanyak 12 film panjang dari 10 negara dan 12 film pendek dari 5 negara akan tayang dalam program Asian Perspectives, 5 film panjang Indonesia dalam program Indonesian Film Showcase, dan 10 film pendek Indonesia dari sutradara baru dalam program Emerging.
JAFF juga akan menayangkan kompilasi 5 film pendek bertema sepak bola dengan tajuk “Sepak Bola untuk Semua” dalam program Layar Komunitas, kompilasi 8 film pendek dari sutradara-sutradara perempuan dalam program Community Forum, serta kompilasi 10 film pendek dalam program Kompro – Layar Indonesiana
Masih dalam program non-kompetisi, JAFF juga akan mengadakan Bioskop Bisik yang menayangkan film Ngeri-Ngeri Sedap, perwakilan Indonesia untuk kategori Best International Feature Film di ajang Academy Awards 2023.
Beberapa film Indonesia yang belakangan menjadi bahan diskusi para sinefil juga akan ditayangkan di JAFF di antaranya Autobiography karya Makbul Mubarak yang baru-baru ini memenangkan Grand Prize Tokyo Filmex 2022, Like & Share, film panjang ketiga dari sutradara Gina S. Noer, serta Before, Now & Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini yang telah diputar di 17 negara dan meraih beragam penghargaan, salah satunya adalah Film Terbaik dari Asia Pacific Screen Award 2022.
Sebagai pembuka, JAFF membuat sesi penayangan Piknik Pesona, antologi 10 film pendek yang berlatar 10 kota karya 10 sutradara muda Indonesia, produksi Vision Pictures dan Palari Films.
"Menurut kami, Piknik Pesona menjadi salah satu karya menarik dari para pembuat film muda Indonesia yang merepresentasikan tema JAFF tahun ini dan rasanya akan menjadi pembuka yang menyegarkan,” tutur Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF.
Sementara sebagai penutup, JAFF akan memutar film Plan 75 karya sutradara Chie Hayakawa, yang mewakili Jepang di ajang Academy Awards 2023.
Tahun ini, JAFF mengusung tema Blossom yang berarti bersemi, untuk menandai usia muda yang sarat dengan energi, keingintahuan, dan kreativitas. Lebih jauh lagi, tema ini menyimbolkan munculnya inovasi-inovasi baru dalam moda produksi dan penjelajahan artistik, serta bakat-bakat baru di lanskap sinema Asia, meski di tengah pandemi yang masih melanda.
Budi Irawanto, Presiden JAFF, mengatakan tema Blossom menyodorkan harapan dan mimpi baru bagi sinema Asia yang tengah memasuki fase baru yang ditandai oleh pelbagai kisah, tema, dan stilistika baru.
Semua itu, lanjutnya, merupakan karya generasi baru pembuat film Asia yang senantiasa merawat capaian sinematik yang mengagumkan, seraya mengusung berbagai persoalan sosial dan politik yang penting. "Dengan menggunakan metafora Blossom, kita bakal mampu mengenali kesegaran maupun watak inventif sinema Asia,” ujarnya.
Tidak hanya program penayangan, seperti edisi tahun-tahun sebelumnya, JAFF juga akan menyuguhkan program-program non-pemutaran yang memberi ruang bagi para pembuat film maupun publik umum untuk berbagi ilmu.
Seperti Masterclass bersama Ho Yuhang dan BW Purbanegara, Public Lecture & Special Discussion yang akan menghadirkan narasumber para ahli di dunia perfilman, di antaranya Kamila Andini (sutradara), Philip Cheah (kritikus film dan konsultan program berbagai festival film internasional), dan Isabelle Glachant (produser).
Baca juga: Berbagai Fakta Sejarah Festival Film Indonesia (FFI) yang Perlu Kalian Ketahui
Selain itu, akan ada juga beragam workshop, antara lain Workshop Subtitling yang bekerja sama dengan Service Bahasa, Workshop Producing yang didukung oleh Panasonic Young Filmmaker (PYFM), dan Workshop Acting bersama Bengkel Acting Kuma yang akan diadakan selama tiga hari dengan empat mentor, yaitu Paul Agusta, Kiki Narendra, Artasya Sudirman, dan Mian Tiara.
Adapun, JAFF tahun ini akan kembali dihelat secara hibrida yakni luring dan daring. Pemutaran luring akan kembali diadakan di Empire XXI Yogyakarta, sedangkan pemutaran daring dapat diakses melalui aplikasi streaming KlikFilm
Editor: Fajar Sidik
Pada kompetisi film pendek Light of Asia, 9 film akan memperebutkan Blencong Awards. JAFF juga akan memberikan penghargaan kepada para sutradara yang menelurkan karya film panjang pertama dan keduanya dalam kompetisi NETPAC Awards.
Baca juga: Berbagai FIlm Dokumenter Pilihan dari 18 Negara Hadir di Festival Film Dokumenter 2022
Selain itu, sebanyak 11 film Indonesia yang tayang tahun ini akan berkompetisi dalam program JAFF Indonesian Screen Awards untuk memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
Sementara dalam program non-kompetisi, JAFF akan mempersembahkan seleksi film-film terbaik Asia Pasifik. Sebanyak 12 film panjang dari 10 negara dan 12 film pendek dari 5 negara akan tayang dalam program Asian Perspectives, 5 film panjang Indonesia dalam program Indonesian Film Showcase, dan 10 film pendek Indonesia dari sutradara baru dalam program Emerging.
JAFF juga akan menayangkan kompilasi 5 film pendek bertema sepak bola dengan tajuk “Sepak Bola untuk Semua” dalam program Layar Komunitas, kompilasi 8 film pendek dari sutradara-sutradara perempuan dalam program Community Forum, serta kompilasi 10 film pendek dalam program Kompro – Layar Indonesiana
Masih dalam program non-kompetisi, JAFF juga akan mengadakan Bioskop Bisik yang menayangkan film Ngeri-Ngeri Sedap, perwakilan Indonesia untuk kategori Best International Feature Film di ajang Academy Awards 2023.
Beberapa film Indonesia yang belakangan menjadi bahan diskusi para sinefil juga akan ditayangkan di JAFF di antaranya Autobiography karya Makbul Mubarak yang baru-baru ini memenangkan Grand Prize Tokyo Filmex 2022, Like & Share, film panjang ketiga dari sutradara Gina S. Noer, serta Before, Now & Then (Nana) karya sutradara Kamila Andini yang telah diputar di 17 negara dan meraih beragam penghargaan, salah satunya adalah Film Terbaik dari Asia Pacific Screen Award 2022.
Sebagai pembuka, JAFF membuat sesi penayangan Piknik Pesona, antologi 10 film pendek yang berlatar 10 kota karya 10 sutradara muda Indonesia, produksi Vision Pictures dan Palari Films.
"Menurut kami, Piknik Pesona menjadi salah satu karya menarik dari para pembuat film muda Indonesia yang merepresentasikan tema JAFF tahun ini dan rasanya akan menjadi pembuka yang menyegarkan,” tutur Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF.
Sementara sebagai penutup, JAFF akan memutar film Plan 75 karya sutradara Chie Hayakawa, yang mewakili Jepang di ajang Academy Awards 2023.
Tahun ini, JAFF mengusung tema Blossom yang berarti bersemi, untuk menandai usia muda yang sarat dengan energi, keingintahuan, dan kreativitas. Lebih jauh lagi, tema ini menyimbolkan munculnya inovasi-inovasi baru dalam moda produksi dan penjelajahan artistik, serta bakat-bakat baru di lanskap sinema Asia, meski di tengah pandemi yang masih melanda.
Budi Irawanto, Presiden JAFF, mengatakan tema Blossom menyodorkan harapan dan mimpi baru bagi sinema Asia yang tengah memasuki fase baru yang ditandai oleh pelbagai kisah, tema, dan stilistika baru.
Semua itu, lanjutnya, merupakan karya generasi baru pembuat film Asia yang senantiasa merawat capaian sinematik yang mengagumkan, seraya mengusung berbagai persoalan sosial dan politik yang penting. "Dengan menggunakan metafora Blossom, kita bakal mampu mengenali kesegaran maupun watak inventif sinema Asia,” ujarnya.
Tidak hanya program penayangan, seperti edisi tahun-tahun sebelumnya, JAFF juga akan menyuguhkan program-program non-pemutaran yang memberi ruang bagi para pembuat film maupun publik umum untuk berbagi ilmu.
Seperti Masterclass bersama Ho Yuhang dan BW Purbanegara, Public Lecture & Special Discussion yang akan menghadirkan narasumber para ahli di dunia perfilman, di antaranya Kamila Andini (sutradara), Philip Cheah (kritikus film dan konsultan program berbagai festival film internasional), dan Isabelle Glachant (produser).
Baca juga: Berbagai Fakta Sejarah Festival Film Indonesia (FFI) yang Perlu Kalian Ketahui
Selain itu, akan ada juga beragam workshop, antara lain Workshop Subtitling yang bekerja sama dengan Service Bahasa, Workshop Producing yang didukung oleh Panasonic Young Filmmaker (PYFM), dan Workshop Acting bersama Bengkel Acting Kuma yang akan diadakan selama tiga hari dengan empat mentor, yaitu Paul Agusta, Kiki Narendra, Artasya Sudirman, dan Mian Tiara.
Adapun, JAFF tahun ini akan kembali dihelat secara hibrida yakni luring dan daring. Pemutaran luring akan kembali diadakan di Empire XXI Yogyakarta, sedangkan pemutaran daring dapat diakses melalui aplikasi streaming KlikFilm
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.