Jangan Asal, Kenali Ciri-ciri Diet yang Tidak Sehat pada Remaja
17 November 2022 |
18:00 WIB
Memiliki berat badan yang ideal adalah impian bagi banyak orang. Selain untuk mendukung penampilan, berat badan ideal juga bisa meningkatkan kesehatan seseorang. Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha memiliki berat badan ideal dengan cara melakukan diet.
Saat ini, sudah banyak metode diet yang bisa dicoba. Namun, bukan berarti semua metode tersebut aman untuk diterapkan. Pemilihan metode diet yang tidak sesuai bisa membuat tubuh menjadi sakit.
Alih-alih menyebatkan badan, diet justru bisa berubah jadi pemicu berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, pelajarilah dengan baik metode diet sebelum menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Rita Ramayulis mengatakan, diet adalah metode untuk pengaturan makanan. Artinya, diet yang baik ialah yang bisa mengatur pola makan untuk keperluan tertentu.
Ketika seseorang berdiet untuk menurunkan berat badan, berarti dia akan mengurangi energi total. Umumnya, energi total yang diturunkan berasal dari zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Misalnya, dari gula, lemak jenuh, lemak trans, yang tidak terlalu dibutuhkan tubuh.
Baca juga: Menu Diet Defisit Kalori Ini Bisa Turunkan Berat Badan dalam Sepekan
Diet baik atau tidak bisa dilihat dari pembatasannya. Jika pembatasannya makanan sumber energi terlalu ekstrem, diet tersebut terbilang tidak sehat. Jangan sampai makanan-makanan yang seharusnya masih dikonsumsi justru tidak dimakan sama sekali.
Diet yang membatasi waktu makan juga perlu diwaspadai, terutama pada remaja. Diet yang memiliki jendela makan dan jendela puasa ekstrem sebaiknya tidak dilakukan remaja. Pembatasan jam makan akan membuat pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja terganggu.
“Remaja memiliki kebutuhan energi dan protein yang tinggi untuk tumbuh kembang. Padahal, diet (penurunan berat badan, red) yang perlu ditahasi hanya energi saja,” ujar Rita dalam diskusi virtual BKKBN bertema Diet Sehat untuk Remaja.
Ahli nutrisi itu menambahkan masyarakat juga perlu menghindari diet yang berpotensi menghilangkan zat-zat penting bagi tubuh. Jangan sampai mengorbankan kesehatan demi penurunan berat badan.
Rita mengatakan diet tidak sehat bisa membahayakan kondisi kesehatan diri. Diet tidak sehat membuat pemenuhan zat gizi secara berkesinambungan pada remaja tidak terjadi. Padahal, setiap jamnya remaja mengalami pertumbuhan yang cepat.
Efek diet yang salah bisa menganggu pertumbuhan tinggi badan seseorang. Selain itu, efek lain bisa menyertai tergantung pada pembatasan konsumsi zat-zat tubuh akibat diet tersebut.
Misalnya, jika zat besi dibatasi, remaja akan kekurangan kadar hemoglobin. Padahal, zat tersebut erat kaitannya dengan konsentrasi, kemampuan berpikir, dan stamina. Remaja yang seharusnya aktif malah menjadi mudah letih dan lesu.
“Intinya seluruh diet yang membuat banyak zat gizi pada tubuh berkurang menyebabkan remaja mengalami gangguan kimia tubuh. Sederhananya, mengalami gangguan metabolik,” imbuhnya.
Gangguan metabolik memiliki efek yang buruk. Sebab, berat badan yang berkurang akan disertai penurunan kualitas otot, tulang, dan zat gizi.
Baca juga: Mengenal 3 Metode Intermittent Fasting, Diet yang Boleh Makan Apa Saja
Rita mengatakan bahwa orang yang menjalankan diet tidak tepat hasilnya akan bertahan sementara. Mungkin diet tersebut akan membuat berat badan turun. Akan tetapi, tak lama kemudian berat badannya akan naik kembali.
Kondisi tersebut umum dikenal sebagai sindrom yoyo. Rita mewanti-wanti agar sindrom yoyo benar-benar diwaspadai, terutama pada remaja. Sebab, seseorang yang mengalami sindrom yoyo lebih dari 3 kali, maka prevalensi terjadinya gangguan kesuburan pada masa depan sangat tinggi.
Editor: Roni Yunianto
Saat ini, sudah banyak metode diet yang bisa dicoba. Namun, bukan berarti semua metode tersebut aman untuk diterapkan. Pemilihan metode diet yang tidak sesuai bisa membuat tubuh menjadi sakit.
Alih-alih menyebatkan badan, diet justru bisa berubah jadi pemicu berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, pelajarilah dengan baik metode diet sebelum menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga Rita Ramayulis mengatakan, diet adalah metode untuk pengaturan makanan. Artinya, diet yang baik ialah yang bisa mengatur pola makan untuk keperluan tertentu.
Ketika seseorang berdiet untuk menurunkan berat badan, berarti dia akan mengurangi energi total. Umumnya, energi total yang diturunkan berasal dari zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Misalnya, dari gula, lemak jenuh, lemak trans, yang tidak terlalu dibutuhkan tubuh.
Baca juga: Menu Diet Defisit Kalori Ini Bisa Turunkan Berat Badan dalam Sepekan
Diet baik atau tidak bisa dilihat dari pembatasannya. Jika pembatasannya makanan sumber energi terlalu ekstrem, diet tersebut terbilang tidak sehat. Jangan sampai makanan-makanan yang seharusnya masih dikonsumsi justru tidak dimakan sama sekali.
Diet yang membatasi waktu makan juga perlu diwaspadai, terutama pada remaja. Diet yang memiliki jendela makan dan jendela puasa ekstrem sebaiknya tidak dilakukan remaja. Pembatasan jam makan akan membuat pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja terganggu.
“Remaja memiliki kebutuhan energi dan protein yang tinggi untuk tumbuh kembang. Padahal, diet (penurunan berat badan, red) yang perlu ditahasi hanya energi saja,” ujar Rita dalam diskusi virtual BKKBN bertema Diet Sehat untuk Remaja.
Ahli nutrisi itu menambahkan masyarakat juga perlu menghindari diet yang berpotensi menghilangkan zat-zat penting bagi tubuh. Jangan sampai mengorbankan kesehatan demi penurunan berat badan.
Bahaya Diet Tidak Sehat
Rita mengatakan diet tidak sehat bisa membahayakan kondisi kesehatan diri. Diet tidak sehat membuat pemenuhan zat gizi secara berkesinambungan pada remaja tidak terjadi. Padahal, setiap jamnya remaja mengalami pertumbuhan yang cepat.Efek diet yang salah bisa menganggu pertumbuhan tinggi badan seseorang. Selain itu, efek lain bisa menyertai tergantung pada pembatasan konsumsi zat-zat tubuh akibat diet tersebut.
Misalnya, jika zat besi dibatasi, remaja akan kekurangan kadar hemoglobin. Padahal, zat tersebut erat kaitannya dengan konsentrasi, kemampuan berpikir, dan stamina. Remaja yang seharusnya aktif malah menjadi mudah letih dan lesu.
“Intinya seluruh diet yang membuat banyak zat gizi pada tubuh berkurang menyebabkan remaja mengalami gangguan kimia tubuh. Sederhananya, mengalami gangguan metabolik,” imbuhnya.
Gangguan metabolik memiliki efek yang buruk. Sebab, berat badan yang berkurang akan disertai penurunan kualitas otot, tulang, dan zat gizi.
Baca juga: Mengenal 3 Metode Intermittent Fasting, Diet yang Boleh Makan Apa Saja
Rita mengatakan bahwa orang yang menjalankan diet tidak tepat hasilnya akan bertahan sementara. Mungkin diet tersebut akan membuat berat badan turun. Akan tetapi, tak lama kemudian berat badannya akan naik kembali.
Kondisi tersebut umum dikenal sebagai sindrom yoyo. Rita mewanti-wanti agar sindrom yoyo benar-benar diwaspadai, terutama pada remaja. Sebab, seseorang yang mengalami sindrom yoyo lebih dari 3 kali, maka prevalensi terjadinya gangguan kesuburan pada masa depan sangat tinggi.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.