Apakah Pneumonia Dapat Disembuhkan? Begini Penjelasan Dokter
16 November 2022 |
20:00 WIB
Pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pneumonia akibat virus, seperti Covid-19, adalah jenis terbaru yang dalam 2 tahun terakhir ini paling disorot masyarakat dunia. Namun, secara umum penyakit ini bisa disebabkan oleh beberapa mikroorganisme lain, seperti bakteri, jamur, dan parasit.
Jenis penyakit yang menyebabkan peradangan paru-paru ini bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Secara global, pnemonia adalah penyebab kematian dan kesakitan yang peningkatannya signifikan.
Baca juga: Pneumonia Sebabkan Kematian pada Anak, Perhatikan Gejala & Cara Mencegahnya
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Fathiyah Isbaniah mengatakan pneumonia menyebabkan 14 persen kematian anak secara global. Dia mengatakan pneumonia adalah penyakit yang berbahaya bagi anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun, lansia, dan orang dengan komorbid.
Fathiah mengatakan pneumonia di Indonesia sering ditemukan di kelompok usia lebih dari 55 tahun. Dirinya menyarankan masyarakat untuk waspada dengan penyakit ini. Terlebih, pandemi covid-19 hingga hari ini belum berakhir.
Ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita pneumonia. Fathiah mengatakan ciri paling kentara ialah batuk yang akut. Batuk tersebut kerap disertai sputum purulen atau dahak dengan warna kekuningan, kehijauan, atau kecokelatan.
Pengidap pneumonia juga ditandai dengan demam dan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius. Pada beberapa kasus, pasien akan mengalami nyeri dada dan sesak napas.
Saat dilakukan pemeriksaan, dokter akan menemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial, dan ronki. Hasil pemeriksaan darah perifer lengkapnya ditemukan leukositosis.
Pneumonia termasuk penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, terutama bila lambat didiagnosis dan tata laksana. Persentase kematian lebih tinggi pada usia anak dan lansia.
Oleh karena itu, kunci dalam penanganan pneumonia ialah deteksi dini. Dengan cara ini, pasien bisa lebih cepat mendapatkan penanganan sebelum pneumonia menjadi lebih berbahaya. Pasien juga mesti memperhatikan faktor-faktor risiko perburukan dan komplikasi lain akibat adanya komorbid.
“Pneumonia dapat disembuhkan, tetapi sangat tergantung dengan tingkat keparahan dan komorbid pasien. Jika memiliki komorbid yang tidak terkontrol, pasien akan lebih sulit sembuh,” imbuhnya.
Fathiah mengatakan jika memiliki komorbid, dokter umumnya akan berusaha mengobati komorbid tersebut agar lebih terkontrol. Sebab, komorbid bisa memperparah pneumonia. Beberapa komorbid yang perlu diwaspadai ialah asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
Fathiah mengatakan penanganan yang lebih dini dan tepatb adalah kunci memperbesar peluang kesembuhan pneumonia. Dalam tata laksana penyembuhan, dokter akan memberikan antibiotik. Meskipun demikian, pemberian antibiotik mesti dilakukan dengan bijak dan rasional untuk mencegah resistensi
Dokter biasanya akan memberikan antibiotik dalam waktu singkat setelah diagnosis pneumonia ditegakkan. Sebelum diberikan antibiotik, specimen akan diambil sesuai derajat beratnya pneumonia.
Selain itu, pasien juga umumnya akan mendapatkan bantuan oksigen tambahan, terapi nutrisi, serta simptomatis.
Dokter Fathiah mengatakan cara mencegah pneumonia bisa dimulai dari melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Menjaga asupan gizi harian, istirahat yang cukup, berolahraga teratur, dan menghindari stres dapat membuat daya tahan tubuh seseorang lebih kuat menahan berbagai penyakit, termasuk pneumonia.
Masyarakat juga bisa melakukan vaksinasi untuk pencegahan pneumonia yang disebabkan bakteri pneumococcus, terutama pada kelompok lansia dan komorbid.
Jika punya kebiasaan merokok, sebaiknya segera berhenti melakukannya. Merokok merupakan salah satu risiko seseorang terkena pneumonia. Risikonya bahkan lebih tinggi 2,17 kali dibanding yang tidak merokok.
Editor: Dika Irawan
Jenis penyakit yang menyebabkan peradangan paru-paru ini bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Secara global, pnemonia adalah penyebab kematian dan kesakitan yang peningkatannya signifikan.
Baca juga: Pneumonia Sebabkan Kematian pada Anak, Perhatikan Gejala & Cara Mencegahnya
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Fathiyah Isbaniah mengatakan pneumonia menyebabkan 14 persen kematian anak secara global. Dia mengatakan pneumonia adalah penyakit yang berbahaya bagi anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun, lansia, dan orang dengan komorbid.
Fathiah mengatakan pneumonia di Indonesia sering ditemukan di kelompok usia lebih dari 55 tahun. Dirinya menyarankan masyarakat untuk waspada dengan penyakit ini. Terlebih, pandemi covid-19 hingga hari ini belum berakhir.
Ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita pneumonia. Fathiah mengatakan ciri paling kentara ialah batuk yang akut. Batuk tersebut kerap disertai sputum purulen atau dahak dengan warna kekuningan, kehijauan, atau kecokelatan.
Pengidap pneumonia juga ditandai dengan demam dan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius. Pada beberapa kasus, pasien akan mengalami nyeri dada dan sesak napas.
Saat dilakukan pemeriksaan, dokter akan menemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial, dan ronki. Hasil pemeriksaan darah perifer lengkapnya ditemukan leukositosis.
Apakah Pnemonia Bisa Sembuh?
Pneumonia termasuk penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, terutama bila lambat didiagnosis dan tata laksana. Persentase kematian lebih tinggi pada usia anak dan lansia.Oleh karena itu, kunci dalam penanganan pneumonia ialah deteksi dini. Dengan cara ini, pasien bisa lebih cepat mendapatkan penanganan sebelum pneumonia menjadi lebih berbahaya. Pasien juga mesti memperhatikan faktor-faktor risiko perburukan dan komplikasi lain akibat adanya komorbid.
“Pneumonia dapat disembuhkan, tetapi sangat tergantung dengan tingkat keparahan dan komorbid pasien. Jika memiliki komorbid yang tidak terkontrol, pasien akan lebih sulit sembuh,” imbuhnya.
Fathiah mengatakan jika memiliki komorbid, dokter umumnya akan berusaha mengobati komorbid tersebut agar lebih terkontrol. Sebab, komorbid bisa memperparah pneumonia. Beberapa komorbid yang perlu diwaspadai ialah asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
Fathiah mengatakan penanganan yang lebih dini dan tepatb adalah kunci memperbesar peluang kesembuhan pneumonia. Dalam tata laksana penyembuhan, dokter akan memberikan antibiotik. Meskipun demikian, pemberian antibiotik mesti dilakukan dengan bijak dan rasional untuk mencegah resistensi
Dokter biasanya akan memberikan antibiotik dalam waktu singkat setelah diagnosis pneumonia ditegakkan. Sebelum diberikan antibiotik, specimen akan diambil sesuai derajat beratnya pneumonia.
Selain itu, pasien juga umumnya akan mendapatkan bantuan oksigen tambahan, terapi nutrisi, serta simptomatis.
Tip Mencegah Pneumonia
Dokter Fathiah mengatakan cara mencegah pneumonia bisa dimulai dari melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Menjaga asupan gizi harian, istirahat yang cukup, berolahraga teratur, dan menghindari stres dapat membuat daya tahan tubuh seseorang lebih kuat menahan berbagai penyakit, termasuk pneumonia.Masyarakat juga bisa melakukan vaksinasi untuk pencegahan pneumonia yang disebabkan bakteri pneumococcus, terutama pada kelompok lansia dan komorbid.
Jika punya kebiasaan merokok, sebaiknya segera berhenti melakukannya. Merokok merupakan salah satu risiko seseorang terkena pneumonia. Risikonya bahkan lebih tinggi 2,17 kali dibanding yang tidak merokok.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.