Pneumonia Sebabkan Kematian pada Anak, Perhatikan Gejala & Cara Mencegahnya
15 November 2022 |
18:50 WIB
Penyakit pneumonia atau yang juga dikenal dengan istilah paru-paru basah ini perlu diwaspadai, karena menjadi salah satu penyebab kematian pada balita loh. Berdasarkan data dari WHO, secara global pneumonia membunuh lebih dari 740.000 anak di bawah 5 tahun pada tahun 2019.
Jumlah ini lebih besar dari jumlah kematian akibat penyakit menular, seperti infeksi HIV, malaria, atau tuberkulosis. Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkas dr Prima Yosephine mengatakan besarnya angka kematian akibat pneumonia ini menunjukkan bahwa penyakit yang menyerang saluran nafas ini sebagai pandemi yang terlupakan.
Baca juga: Sering Disebut, Kenali Risiko Pneumonia dan Cara Mengatasinya
Di Indonesia pneumonia juga sangat endemis. Menurut hasil riset RISKESDAS 2018 prevalensi pneumonia secara umum itu sekitar 4 persen. Dengan prevalensi pada balita sekitar 4,8 persen; prevalensi untuk usia 15 sampai 24 tahun itu 3,7 persen.
Prevalansi usia 25 sampai 34 tahun 3,6 persen; dan di usia 35 sampai 44 tahun itu 3,7 persen; sementara usia 65 sampai 74 tahun sebesar 5,8 persen. Dan prevalensi pneumonia tertinggi pada balita itu ada pada kelompok usia 12 s/d 23 bulan, yaitu sekitar 6 persen.
“Pneumonia ini terjadi di seluruh dunia. Namun angka kematian tertinggi itu memang terdapat di Asia Selatan dan Afrika. Mencegah pneumonia pada anak ini tentu merupakan komponen penting dari strategi untuk menurunkan angka kematian anak,” ucapnya dalam Hari Pneumonia Sedunia 2022 : Risiko Pneumonia di Era New Normal yang diselenggarakan Pfizer dan Lippo General Insurance didukung Siloam Hospitals.
Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
“Bakteri dan virus pneumonia menyebar dengan cepat melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin,” ujarnya.
Pada dasarnya, pneumonia pada anak tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Pneumonia bisa diakibatkan oleh gabungan dari beberapa faktor seperti kekebalan tubuh, lingkungan (eksposur terhadap asap rokok dan polusi), dan bawaan penyakit paru sejak lahir.
Perlu digarisbawahi pula bahwa pneumonia dapat menyerang anak yang sehat maupun anak-anak yang sudah memiliki penyakit bawaan. Akan tetapi, risiko pneumonia pada anak juga akan meningkat jika anak memiliki kondisi kesehatan seperti:
• Dibawah usia dua tahun
• Memiliki penyakit kronis pada jantung, paru-paru dan ginjal
• Diabetes
• Terinfeksi HIV, pernah melakukan transplantasi organ atau memiliki kondisi masalah pada sistem kekebalan tubuh
• Menggunakan implan pada koklea
• Sindrom nefrotik
• Penyakit sickle cell
• Limpa rusak atau tidak ada limpa
• Kebocoran cairan serebrospinal (CSF)
Umumnya, gejala pneumonia pada anak cukup bervariasi. Namun, pneumonia pada anak biasanya ditandai dengan:
• Batuk berdahak
• Demam
• Sesak napas
• Radang tenggorokan
• Nyeri pada dada ketika batuk atau bernapas
• Tampak tarikan atau cekungan di dada bagian bawah saat bernapas
• Mual
• Tubuh yang menjadi mudah Lelah
• Infeksi telinga
Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang membunuh ratusan ribu anak-anak setiap tahun di seluruh dunia. Meskipun begitu, pneumonia pada anak sebenarnya mudah untuk dicegah.
Menerapkan gaya hidup bersih merupakan salah satu kunci utama dalam mencegah penularan pneumonia pada anak. Praktekkan kebiasaan anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk dan bersin saat berada di tempat umum.
Selain menjaga kebersihan, penting juga untuk memastikan anak menjaga pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Cara kedua yang juga dapat dilakukan untuk mencegah penularan pneumonia pada anak adalah dengan melakukan imunisasi pneumonia atau PCV (Pneumonococcal Conjugate Vaccines).
Dilansir dari rekomendasi IDAI, vaksin pneumonia lengkap pada anak wajib diberikan secara berkala pada usia 2, 4, 6 dan 12-15 bulan. Dengan pemberian imunisasi pneumonia, diharapkan anak dapat terhindar dari risiko penyakit pneumonia.
Editor: Dika Irawan
Jumlah ini lebih besar dari jumlah kematian akibat penyakit menular, seperti infeksi HIV, malaria, atau tuberkulosis. Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkas dr Prima Yosephine mengatakan besarnya angka kematian akibat pneumonia ini menunjukkan bahwa penyakit yang menyerang saluran nafas ini sebagai pandemi yang terlupakan.
Baca juga: Sering Disebut, Kenali Risiko Pneumonia dan Cara Mengatasinya
Di Indonesia pneumonia juga sangat endemis. Menurut hasil riset RISKESDAS 2018 prevalensi pneumonia secara umum itu sekitar 4 persen. Dengan prevalensi pada balita sekitar 4,8 persen; prevalensi untuk usia 15 sampai 24 tahun itu 3,7 persen.
Prevalansi usia 25 sampai 34 tahun 3,6 persen; dan di usia 35 sampai 44 tahun itu 3,7 persen; sementara usia 65 sampai 74 tahun sebesar 5,8 persen. Dan prevalensi pneumonia tertinggi pada balita itu ada pada kelompok usia 12 s/d 23 bulan, yaitu sekitar 6 persen.
“Pneumonia ini terjadi di seluruh dunia. Namun angka kematian tertinggi itu memang terdapat di Asia Selatan dan Afrika. Mencegah pneumonia pada anak ini tentu merupakan komponen penting dari strategi untuk menurunkan angka kematian anak,” ucapnya dalam Hari Pneumonia Sedunia 2022 : Risiko Pneumonia di Era New Normal yang diselenggarakan Pfizer dan Lippo General Insurance didukung Siloam Hospitals.
Faktor Penyebab
Dr. dr. Allen Widysanto, SpP, Pulmonologist – Spesialis Paru dari Rumah Sakit Siloam menjelaskan pneumonia meurpakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang umumnya disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur paparan terhadap bahan kimia, bisa juga akibat kerusakan fisik paru.Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
“Bakteri dan virus pneumonia menyebar dengan cepat melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin,” ujarnya.
Pada dasarnya, pneumonia pada anak tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Pneumonia bisa diakibatkan oleh gabungan dari beberapa faktor seperti kekebalan tubuh, lingkungan (eksposur terhadap asap rokok dan polusi), dan bawaan penyakit paru sejak lahir.
Peningkatan Risiko
Perlu digarisbawahi pula bahwa pneumonia dapat menyerang anak yang sehat maupun anak-anak yang sudah memiliki penyakit bawaan. Akan tetapi, risiko pneumonia pada anak juga akan meningkat jika anak memiliki kondisi kesehatan seperti:• Dibawah usia dua tahun
• Memiliki penyakit kronis pada jantung, paru-paru dan ginjal
• Diabetes
• Terinfeksi HIV, pernah melakukan transplantasi organ atau memiliki kondisi masalah pada sistem kekebalan tubuh
• Menggunakan implan pada koklea
• Sindrom nefrotik
• Penyakit sickle cell
• Limpa rusak atau tidak ada limpa
• Kebocoran cairan serebrospinal (CSF)
Gejala Pneumonia pada Anak
Umumnya, gejala pneumonia pada anak cukup bervariasi. Namun, pneumonia pada anak biasanya ditandai dengan:• Batuk berdahak
• Demam
• Sesak napas
• Radang tenggorokan
• Nyeri pada dada ketika batuk atau bernapas
• Tampak tarikan atau cekungan di dada bagian bawah saat bernapas
• Mual
• Tubuh yang menjadi mudah Lelah
• Infeksi telinga
Pencegahan Pneumonia pada Anak
Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang membunuh ratusan ribu anak-anak setiap tahun di seluruh dunia. Meskipun begitu, pneumonia pada anak sebenarnya mudah untuk dicegah.
1. Gaya Hidup Sehat
Menerapkan gaya hidup bersih merupakan salah satu kunci utama dalam mencegah penularan pneumonia pada anak. Praktekkan kebiasaan anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk dan bersin saat berada di tempat umum. Selain menjaga kebersihan, penting juga untuk memastikan anak menjaga pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat dan bergizi.
2. Imunisasi
Cara kedua yang juga dapat dilakukan untuk mencegah penularan pneumonia pada anak adalah dengan melakukan imunisasi pneumonia atau PCV (Pneumonococcal Conjugate Vaccines).Dilansir dari rekomendasi IDAI, vaksin pneumonia lengkap pada anak wajib diberikan secara berkala pada usia 2, 4, 6 dan 12-15 bulan. Dengan pemberian imunisasi pneumonia, diharapkan anak dapat terhindar dari risiko penyakit pneumonia.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.