Ilustrasi orang dengan skizofrenia (Sumber gambar : Freepik)

Mengenal Gejala & Risiko Skizofrenia, Gangguan Mental yang Bisa Diwariskan ke Anak

12 November 2022   |   10:15 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Skizofrenia menjadi gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian serius. Selain angka kasusnya cukup tinggi di Indonesia, penyakit ini bisa ternyata diwariskan orang tua kepada anak dan mempengaruhi kualitas hidup yang signifikan bagi para penderitanya.  

Spesialis kedokteran jiwa yang berpraktek di Eka Hospital BSD, Dr. Lidya Heryanto menerangkan skizofrenia adalah gangguan mental yang mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku penderitanya. Kerap kali mereka yang menderita gangguan ini mengalami halusinasi, delusi, hingga menunjukkan perilaku yang tidak normal.

Setidaknya ada beberapa jenis skizofrenia yang dikenal. Paling umum adalah skizofrenia paranoid. Penderitanya sering mengalami delusi dan halusinasi. Dia merasa cemas serta gelisah dan berpikir selalu diawasi seseorang. “Ada halusinasi, ada ketakutan, curiga lagi diawasi,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Sabtu (12/11/2022). 

Kemudian skizofrenia hebrefenik. Penderitanya mengalami kekacauan dalam pola pikir hingga mempengaruhi tingkah laku yang di luar nalar. “Itu seperti ditemui di jalanan yang sudah tidak pakai baju, di jalan buang air sembarang, makan sampah,” jelasnya. 

Selain itu, ada juga yang dikenal sebagai skizofrenia katonik. Pada jenis gangguan ini, para penderitanya mengalami gangguan pergerakan dan tidak melakukan aktivitas. Mereka cenderung diam dengan badan kaku, berdiri berjam-jam, atau menunduk selama berjam-jam. 

Baca jugaKenali Skizofrenia, Gangguan Jiwa Berat yang Butuh Dibantu Obat


Faktor Risiko 

Lidya menyampaikan skizofrenia berisiko diwariskan alias genetik. Apabila ayah atau ibu mengalami skizofrenia, anak 5 persen berisiko mengalaminya. Apabila ada saudara kandung yang mengidap ganguan kejiwaan ini, risikonya meningkat 10 persen meningkat. “Kalau ayah dan ibu (skizofrenia), 40 persen anak bisa kena. Ada faktor genetik,” ungkapnya. 

Kendati demikian, risiko ini juga dipengaruhi faktor lain. Beberapa diantaranya yakni komplikasi kehamilan. Ketika masih dalam kandungan, sirkulasi darah ke otak janin tidak berjalan bagus dan menyebabkan kerusakan, atau tidak cukup asupan nutrisi.

Faktor sosial juga mempengaruhi. Keluarga yang miskin, pola asuh yang tidak baik, kekerasan yang dialami sejak kecil dan menimbulkan trauma hingga depresi, akhirnya membentuk risiko skizofrenia. “Ada kecenderungan genetik, ditambah pola asuh dan lingkungan yang ikut mempengaruhi,” tambah Lidya.

Faktor lainnya berupa adanya ketidakseimbangan kadar serotonin dan dopamin pada otak, bentuk struktur otak dan sistem saraf pusat yang tidak normal, serta mengonsumsi obat-obatan yang bersifat Psikoaktif atau psikotropika selama masa remaja dan dewasa muda. 
1
2


SEBELUMNYA

20 Ucapan Untuk Hari Ayah Nasional, Bikin Lebih Hangat & Spesial

BERIKUTNYA

5 Rekomendasi Hadiah Sederhana & Menyentuh untuk Merayakan Hari Ayah Nasional

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: