Melly Goeslaw (tengah) yang sukses menurunkan berat bedan dengan bedah bariatrik (Foto : Desyinta Nuraini)

Kupas Tuntas Bedah Bariatrik, Prosedur Potong Lambung yang Dilakukan Melly Goeslaw

11 November 2022   |   18:34 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Obesitas dan hipertensi menjadi masalah kesehatan yang mengancam masyarakat Indonesia. Kasusnya berlipat ganda selama dua dekade terakhir seiring pola hidup masyarakat yang tidak sehat, terutama di kalangan remaja. 

Kemudahan akses untuk mendapatkan makanan atau minuman manis hingga asin, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak rebahan, mendukung peningkatan angka kasus obesitas ini secara konsisten. Alhasil, risiko beragam penyakit tidak menular (PTM) mulai dari diabetes, hipertensi, stroke, hingga kanker pun ikut meningkat. 

Beragam metode mulai dari berbagai macam pola diet, penggunaan obat-obatan herbal dan kimia, olahraga intens, hingga memilih jalur bedah kosmetik, tidak jarang dipilih sebagai langkah untuk mendapatkan berat badan ideal dengan cepat. Ada yang berhasil, sayangnya lebih banyak yang tidak memberikan hasil optimal, bahkan berujung pada kenaikan kembali berat badan melebihi berat badan sebelumnya (yo-yo effecif). 

Seperti yang dialami musisi Melly Goeslaw. Namun dalam beberapa bulan terakhir, berat badannya terlihat menurun drastis. Melly mengaku menjalani bedah bariatrik untuk bisa terbebas dari obesitas yang dialaminya dan mendapatkan berat badan ideal. 

Baca jugaPenurunan Berat Badan Cegah Kondisi Parah Jika Terinfeksi Covid-19

“Alhamdulillah setelah lebih dari 12 tahun aku berjuang menurunkan berat badan, yo-yo naik turun, akhirnya menemukan jalan yang paling baik, bariatrik,” ujarnya saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (11/11/2022). 

Lantas, apa itu bedah bariatrik? Spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah, dr. Peter Ian Limas, menjelaskan bedah bariatrik adalah proses bedah dengan memodifikasi saluran cerna pasien yang menyebabkan makanan tidak melewati usus dua belas jari (Roux en Y gastric bypass) atau melewatinya dengan lebih cepat (Sieeve gastrectomy). 

Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan hormon GLP-1 yang memperbaiki metabolisme gula oleh insulin. Hal itu kemudian dapat membantu menghilangkan rasa lapar pasien, memodifikasi profil hormon pasien sehingga lebih efektif bekerja, hingga membantu mengurangi kalori yang diserap tubuh.

“Bedah bariatrik ini adalah alat untuk membantu menurunkan berat badan, bukan one stop solution, selesai,” jelas Peter. 

Sudah ada lebih dari 50 tahun lalu, setidaknya ada tiga jenis bedah bariatrik yang paling sering dilakukan, diantaranya sleeve gastrectomy, Roux en Y gastric bypass, dan single anastomosis duodeno-ileal bypass with sleeve gastrectomy (SADI). Ketiga tindakan ini sama-sama memiliki hasil akhir penurunan berat badan karena adanya modifikasi saluran pencemaan pasien. 

Adapun yang dilakukan Melly Goslaw yakni sleeve gastrectomy. Untuk jenis Roux en Y gastric bypass biasanya diperuntukkan bagi pasien obesitas yang memiliki kelainan metabolik seperti diabetes dan hipertensi. Sementara teknik SADI, dilakukan untuk pasien yang mengalami kondisi super obesitas. 

“Masing-masing ada indikasinya. Tetapi tindakan bedah bariatrik diperuntukkan pada pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 35 tanpa komorbid atau IMT di atas 30 yang memiliki komorbid,” tutur Peter. 

 

Spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah, dr. Peter Ian Limas (Foto : Desyinta Nuraini)

Spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah, dr. Peter Ian Limas (Foto : Desyinta Nuraini)

Dia menambahkan mereka yang bisa menjalani bedah bariatrik umumnya usia di atas 17 tahun. Namun ada pengecualian jika memang ada anak yang mengalami obesitas yang cukup parah. 

“Misal BMI-nya (indeks masa tubuh/IMT) sudah 40 sampai 50, usianya baru 11 atau 12 tahun, harus dioperasi, kalau tidak, terlambat, pemendekan usianya makin dini, obesitas makin banyak” sebut Peter. 

Ya, obesitas memang dikaitkan dengan risiko usia berkurang. Peter menerangkan secara statistik, orang yang mengalami obesitas berat terutama dari usia muda, mengalami penurunan masa hidup hingga 10 tahun. Dengan metode bedah ini, risiko meningkatnya harapan hidup mencapai 60-70 persen.
1
2


SEBELUMNYA

Izin Konser Diperketat, Promotor Bakal Temui Pj Gubernur DKI Jakarta

BERIKUTNYA

Resep Ayam Goreng Shihlin, Tekstur Renyahnya Bikin Nagih

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: