Penurunan Berat Badan Cegah Kondisi Parah Jika Terinfeksi Covid-19
30 December 2021 |
14:38 WIB
Obesitas atau berat badan berlebih bisa meningkatkan risiko beragam penyakit seperti penyakit jantung dan stroke. Namun dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Surgery, obesitas juga memicu komplikasi parah saat terinfeksi Covid-19 loh.
Obesitas terbukti melemahkan sistem kekebalan, menciptakan keadaan peradangan kronis, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, pembekuan darah, dan melemahkan kondisi paru-paru. Semua kondisi ini dapat mempersulit tubuh kita dalam menghadapi Covid-19.
Oleh karena itu, buat kamu yang mengalami obesitas, sebaiknya segera melakukan treatment penurunan berat badan. Seperti kita ketahui, Covid-19 hingga saat ini bisa menginfeksi siapapun dan di manapun.
"Temuan penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan obesitas yang mencapai penurunan berat badan substansial dan berkelanjutan dengan operasi bariatrik sebelum infeksi Covid-19, mengurangi risiko mengembangkan penyakit parah hingga 60 persen," kata Direktur Institut Bariatrik & Metabolik Klinik Cleveland Ali Aminian, penulis utama studi ini dikutip dari Medical Xpress, Kamis (30/12/2021).
Dalam penelitian ini, Ali dan rekannya melibatkan 20.212 pasien dewasa dengan obesitas. Sebanyak 5.053 pasien dengan indeks massa tubuh (BMI) 35 atau lebih, menjalani operasi penurunan berat badan antara 2004 dan 2017.
Dibandingkan dengan kelompok nonbedah, pasien yang menjalani operasi bariatrik, kehilangan berat badan 19 persen sebelum 1 Maret 2020, awal wabah Covid-19 di Cleveland.
Saat pandemi berlangsung, sebanyak 9,1 persen pasien yang mengalami intervensi penurunan berat badan tertular Covid-19 sementara pada kelompok nonbedah sebanyak 8,7 persen.
Kendati demikian, kelompok yang menjalani operasi penurunan berat memiliki risiko rawat inap 49 persen lebih rendah, risiko kebutuhan oksigen tambahan 63 persen lebih rendah, dan risiko 60 persen lebih rendah terkena Covid-19 yang parah.
“Temuan mencolok dari penelitian saat ini mendukung reversibilitas konsekuensi kesehatan dari obesitas pada pasien dengan Covid-19,” ujar Kepala Akademik Institut Jantung, Vaskular dan Thoracic di Klinik Cleveland Steven Nissen.
Editor: Indyah Sutriningrum
Obesitas terbukti melemahkan sistem kekebalan, menciptakan keadaan peradangan kronis, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, pembekuan darah, dan melemahkan kondisi paru-paru. Semua kondisi ini dapat mempersulit tubuh kita dalam menghadapi Covid-19.
Oleh karena itu, buat kamu yang mengalami obesitas, sebaiknya segera melakukan treatment penurunan berat badan. Seperti kita ketahui, Covid-19 hingga saat ini bisa menginfeksi siapapun dan di manapun.
"Temuan penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan obesitas yang mencapai penurunan berat badan substansial dan berkelanjutan dengan operasi bariatrik sebelum infeksi Covid-19, mengurangi risiko mengembangkan penyakit parah hingga 60 persen," kata Direktur Institut Bariatrik & Metabolik Klinik Cleveland Ali Aminian, penulis utama studi ini dikutip dari Medical Xpress, Kamis (30/12/2021).
Dalam penelitian ini, Ali dan rekannya melibatkan 20.212 pasien dewasa dengan obesitas. Sebanyak 5.053 pasien dengan indeks massa tubuh (BMI) 35 atau lebih, menjalani operasi penurunan berat badan antara 2004 dan 2017.
Dibandingkan dengan kelompok nonbedah, pasien yang menjalani operasi bariatrik, kehilangan berat badan 19 persen sebelum 1 Maret 2020, awal wabah Covid-19 di Cleveland.
Saat pandemi berlangsung, sebanyak 9,1 persen pasien yang mengalami intervensi penurunan berat badan tertular Covid-19 sementara pada kelompok nonbedah sebanyak 8,7 persen.
Kendati demikian, kelompok yang menjalani operasi penurunan berat memiliki risiko rawat inap 49 persen lebih rendah, risiko kebutuhan oksigen tambahan 63 persen lebih rendah, dan risiko 60 persen lebih rendah terkena Covid-19 yang parah.
“Temuan mencolok dari penelitian saat ini mendukung reversibilitas konsekuensi kesehatan dari obesitas pada pasien dengan Covid-19,” ujar Kepala Akademik Institut Jantung, Vaskular dan Thoracic di Klinik Cleveland Steven Nissen.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.