Izin Konser Diperketat, Promotor Bakal Temui Pj Gubernur DKI Jakarta

Periode akhir tahun menjadi surga bagi para pencinta musik dalam negeri, dengan banyaknya konser dan festival yang diselenggarakan. Akan tetapi, kondisi yang terjadi beberapa waktu terakhir mengusik euforia tersebut. Kondisi itu termasuk sejumlah acara yang tidak berjalan mulus hingga kekhawatiran peningkatan kasus penyebaran Covid-19. 

Promotor musik dibuat ketar ketir dengan adanya rencana memperketat izin penyelenggaraan konser dan festival. Rencana tersebut disampaikan Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, guna mencegah peningkatan kasus positif Covid-19. Menurutnya, bakal ada pembatasan kapasitas penonton konser. Contoh, dari kapasitas ruangan 100 penonton, akan dikurangi menjadi 60 sampai 70 orang saja. 

Permintaan pengetatan izin konser juga disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Moh Syahril seiring dengan merebaknya subvarian Omicron XBB. Bukan hanya di DKI Jakarta saja, pembatasan kapasitas ini juga bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia yang mencatatkan peningkatan kasus signifikan.

Baca juga: Konser We All Are One K-Pop Ditunda Hingga 2023, Penonton Minta Promotor Buka Opsi Refund

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Emil Mahyudin, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi langsung dengan Heru terkait izin yang diperketat ini. "Kami sedang minta waktu untuk bertemu dan konfirmasi langsung dengan PJ Gubernur DKI," ujarnya kepada Hypeabis.id, Jumat (11/11/2022).

Kendati demikian, dia meyakini bahwa sejumlah konser yang dijadwalkan jelang akhir tahun tetap akan berlangsung. Apalagi sudah ada pernyataan resmi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menpatekraf) Sandiaga Uno. Dia mengatakan belakangan banyak insiden di konser musik sehingga memunculkan isu pelarangan event, tapi hal tersebut tidak benar. 

Asosiasi memastikan seluruh anggota akan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat. "Sesuai dengan statement Menparekraf Sandiaga Uno, tidak boleh ada konser dan festival musik yang tidak jalan selama memenuhi seluruh persyaratan," tutur Emil.

Para promotor pun siap berdiskusi secara terbuka terkait dengan kapasitas dan jumlah penonton yang diperbolehkan hadir secara langsung. "Kami terbuka [untuk pembahasan] kuota kapasitas venue," imbuhnya. 

Baca juga: APMI Upayakan Pelaksanaan 3 Konser Besar yang Terancam Batal, Head In The Clouds hingga DWP
  Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno membantah isu adanya pelarangan penyelenggaraan acara hingga Desember 2022 menyusul banyaknya insiden terutama konser musik dalam beberapa waktu terakhir. Dia mengatakan konser musik tetap diperbolehkan, tapi harus memperhatikan penerapan protokol kesehatan dan keamanan. 

Penerapan protokol itu diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman baik bagi penyelenggara, pelaku ekonomi kreatif (musisi) juga masyarakat. "Terkait isu tidak boleh diselenggarakannya event sampai Desember sama sekali tidak benar. Isu ini sangat kontraproduktif terhadap bisnis konser musik di Tanah Air," tuturnya.

Sandiaga mengatakan bahwa penyelenggara kegiatan harus dapat mengelola acara yang dilangsungkan secara profesional. Salah satunya dengan memperhatikan aspek carrying capacity (daya dukung) dari satu kegiatan, sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. 

Selain itu, penyelenggara kegiatan juga harus memiliki early warning system untuk bisa memberikan informasi berapa banyak orang di dalam satu kegiatan atau lokasi acara, sehingga bisa mengurangi potensi dari kerumunan serta ketersediaan jalur evakuasi dan pelayanan kesehatan yang memadai. 

Baca juga: Ini Harga Tiket Konser Keshi Hell/Heaven Tour Jakarta yang Siap Guncang GBK

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah