Ekonomi internet atau ekonomi digital di Indonesia terus tumbuh (Sumber gambar: Unsplash/Zyro)

Ekonomi Internet Tumbuh, Ini 5 Layanan Digital dengan Nilai Terbesar di Indonesia

09 November 2022   |   17:02 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Perkembangan ekonomi internet atau ekonomi digital di Indonesia terus menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia pada tahun ini diproyeksi mencapai US$77 miliar setelah tumbuh 22 persen selama setahun terakhir.

Hingga 2025, ekonomi digital diproyeksikan mencapai US$130 miliar dengan pertumbuhan rata-rata (CAGR) sebesar 19 persen dan hingga tahun 2030 diperkirakan akan naik lebih dari tiga kali lipat di kisaran US$220 sampai US$360 miliar.

Laporan multi-tahunan yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company ini selain memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli, menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara yaitu Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.

Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia mengatakan bahwa e-commerce, transportasi dan pesan-antar makanan, serta perjalanan online merupakan layanan digital teratas di Indonesia dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.

Baca jugaWaspada Resesi Ekonomi, Siapkan 5 Rencana Keuangan Ini
 

1. E-commerce

Meskipun aktivitas belanja offline saat ini sudah mulai bergairah tetapi sektor e-commerce yang menjadi salah satu pendorong ekonomi digital masih terus berkembang.  Diperkirakan nilainya akan mencapai US$59 miliar pada tahun ini dan menyumbang 77 persen dari keseluruhan ekonomi digital. 

“Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” kata Randy dalam keterangan yang diterima Hypeabis.id.

Randy mengatakan untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, maka para pebisnis yang bergerak di sektor e-commerce harus lebih fokus mencapai profitabilitas dengan memangkas biaya dan mengoptimalkan operasi. “Mayoritas pemain digital mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru ke menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada,” ucapnya.
 

2. Transportasi & Pesan Antar Makanan 

Ekonomi digital pada sektor transportasi dan layanan pesan antar makanan menjadi penyumbang terbesar kedua dalam perkembangan ekonomi digital. Diproyeksikan nilainya mencapai US$8 miliar pada tahun 2022 dan terus naik dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 22 persen sehingga nilainya pada 2025 menjadi US$15 miliar.

Randy mengatakan pertumbuhan permintaan berangsur normal karena makin banyak orang yang kembali pergi ke restoran. Di samping itu, orang-orang yang bertahap kembali bekerja di kantor, naiknya aktivitas belanja di toko fisik, dan bangkitnya pariwisata mendorong sektor Transportasi untuk perlahan pulih dari titik terendah ketika karantina wilayah diberlakukan. 
 

3. Perjalanan online 

Sektor perjalanan online saat ini telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen secara year on year mencapai US$3 miliar pada tahun 2022. Randy mengatakan perkembangan ini tidak lepas dari makin banyaknya masyarakat yang mulai melakukan perjalanan baik di dalam negeri hingga luar negeri.

Menurutnya, proses pemulihan pada sektor ini mungkin akan terjadi secara bertahap dan diperkirakan tumbuh secara tahunan dengan rata-rata di angka 45 persen, sehingga pada 2025 mendatang nilainya bisa mencapai US$10 miliar. 
 

4. Media Online 

Pertumbuhan media online diproyeksikan mencapai US$6 miliar pada tahun 2022, dengan pertumbuhan yoy yang agak datar sebesar 5 persen sejak puncak pandemi tahun lalu. Randy mengatakan beberapa sektor yang berangsur pulih adalah streaming musik dan video, sedangkan iklan digital berhasil mempertahankan momentum, dan konsumsi di sektor gim daring mengalami penurunan seiring orang-orang yang kembali ke rutinitas pra-pandemi. 
 

5. Layanan keuangan digital 

Sektor digital lainnya yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital adalah layanan keuangan digital. Randy menjelaskan bahwa pertumbuhan ini terjadi seiring dengan adanya pergeseran perilaku offline-ke-online pasca-pandemi. 

Pada tahun 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$266 miliar dan terus tumbuh sebesar 17 persen sehingga bisa mencapai GTV US$421 miliar hingga tahun 2025. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Begini Alur Perizinan Promotor untuk Gelar Konser Musik

BERIKUTNYA

Agen Mobius Dilaporkan akan Muncul di Deadpool 3

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: