Koleksi fesyen berbahan dasar serat rayon. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Yudi Supriyanto)

Ternyata, Konsumen Masih Pertimbangkan 2 Hal Ini Sebelum Beli Baju Ramah Lingkungan

09 November 2022   |   15:41 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Produk-produk fesyen ramah lingkungan atau berkelanjutan sepertinya bakal banyak peminat nih. Soalnya, isu terhadap lingkungan mulai mendapat tempat di masyarakat. Mereka pun lebih aware terkait produk-produk ramah lingkungan. Termasuk fesyen. Akan tetapi masih ada tantangan terkait hal ini. 

Frederika Cynthia Dewi, founder dari brand Frederika memperkirakan bahwa masyarakat kian tertarik untuk membeli fesyen berkelanjutan pada saat ini. Sebab, berbagai pihak seperti perusahaan, pemerintah, dan sebagainya sedang mengkampanyekannya.

Baca juga: 5 Jenama Lokal Pamerkan Koleksi Ramah Lingkungan di Re-See Jakarta Fashion Week 2023

Awareness datang dari lumayan banyak sumber. Jadi, dengan dari banyak sumber, orang jadi sadar,” katanya.

Meskipun begitu, menurutnya, keberlanjutan dan ramah lingkungan belum menjadi pertimbangan utama seseorang dalam melakukan pembelian produk-produk fesyen. Setidaknya ada dua hal yang menjadi pertimbangan utama mereka dalam membeli baju, yaitu model dan harga. 

Mereka akan mengamati terlebih dahulu model baju incaran. Ketika sudah sesuai, pertimbangan berikutnya adalah harga yang dibanderol. Apakah masuk dalam bujet mereka atau tidak. Setelah dua pertimbangan itu terpenuhi, barulah mereka menimbang faktor lainnya. Dalam hal ini, bahan ramah lingkungan atau berkelanjutan. 
 

Orisinalitas

Terkait dengan brand fesyen miliknya, wanita yang kerap disapa Erika tersebut lebih mementingkan kejujuran dalam berbisnis agar para konsumen percaya dan setia. Dia enggan konsumen datang, dan lalu tidak kembali lagi.

Menurutnya, saat ini, banyak pihak yang berbicara bahwa produk yang dijual adalah produk yang berkelanjutan. Namun, pada kenyataan produk tersebut tidak berkelanjutan – terutama produk-produk fast fashion. “Term itu digunakan hanya sekedar marketing,” katanya.  

Dia menuturkan bahwa tidak mungkin untuk menerapkan ramah lingkungan 100 persen dalam fesyen yang dibuat. Namun, yang menjadi perhatian adalah bagaimana upaya dalam meningkatkan persentase ramah lingkungan dalam fesyen yang dibuat.

Merek Frederika, lanjutnya, kebanyakan menggunakan serat alami yang membuat pakaian dapat habis 100 persen ketika sudah tidak dipakai dan dibakar. Tidak hanya itu, mereka Federika juga tidak langsung membuang jika terdapat kain sisa dalam proses pembuatan pakaian.

“Kami manfaatkan ulang untuk produk lain,” katanya.

Dia menambahkan bahwa merek Frederika yang juga membuat fesyen batik selalu menghasilkan batik handmade baik batik cap atau tulis sebagai bagian dalam berkelanjutan meneruskan kearifan lokal.

Kalian perlu ketahui, merek Frederika menjadi satu dari lima jenama yang ikut dalam pameran Re-See Jakarta Fashion Week 2023 Collection bertema I Love Viscose di Jakarta Fashion Hub dari 7 sampai dengan 11 November 2022.

Di pameran ini, dia memamerkan koleksi batik kontemporer yang terinspirasi dari kompleks hutan tanaman industri (HTI) berkelanjutan di Riau yang dikelola oleh supplier APR, APRIL Group.

Inspirasi ini menjadi simbol keharmonisan antara manusia dengan alam yang dikemas melalui koleksi Sweet Plantation Resort 2023 yang terdiri dari pakaian ready-to-wear dengan komposisi 40 persen rayon, 60 persen katun dan polymix, 35 persrn rayon, dan 65 persen polyester yang tidak mudah kusut dan lembut.

Baca juga: 7 Brand Indonesia yang Menerapkan Sustainable Fashion, Yuk Pakai Produk Ramah Lingkungan!

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Rekomendasi Belanja Produk Gawai dan Elektronik Saat Harbolnas

BERIKUTNYA

Smartphone Realme 10 Resmi Hadir di Indonesia, Dibanderol Mulai dari Rp2,5 Juta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: