Konferensi pers International Ethnic Music Festival di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (7/11/2022). Sumber gambar: (Hypeabis.id/Luke Andaresta)

International Ethnic Music Festival Digelar Dua Hari di TIM Jakarta, Waktunya Irama Tradisi Unjuk Gigi

07 November 2022   |   19:47 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar International Ethnic Music Festival (IEMF). Berbeda dengan perhelatan sebelumnya yang digelar secara daring, kali ini IEMF dilaksanakan secara tatap muka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), pada 7 & 8 November 2022.

International Ethnic Music Festival merupakan program yang dibuat untuk menciptakan ruang apresiasi secara luas bagi para pemusik tradisional baik di nusantara maupun dunia.

Baca juga: Tiket Konser Sheila On 7 Sold Out Dalam 30 Menit, Promotor Janjikan Hal ini

Inisiasi tersebut berangkat dari keresahan bahwa belakangan ini minat publik terhadap musik tradisional cenderung berkurang. Musik tradisional selama ini hanya dipentaskan di tempat-tempat tertentu dengan audiens yang terbatas. Bahkan,terkadang hanya dinikmati oleh kalangan internal masyarakat dari suatu daerah tertentu.

“Banyak yang perlu diperkenalkan kedahsyatan musik tradisi Indonesia. Terlebih, musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apa pun,” ujar Imam Firmansyah, Anggota Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam konferensi pers di TIM, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Pria yang juga berprofesi sebagai komposer musik tradisi itu mengatakan selain menyediakan ruang apresiasi baru, festival IEMF juga diharapkan bisa mendorong terjadinya dialog antar musisi tradisional di tengah zaman yang terus berubah, sehingga memunculkan gagasan-gagasan yang inovatif dalam pelestarian dan pengembangan musik tradisional, agar terus relevan dengan pendengar musik sekarang yang umumnya kaum muda.

Dengan begitu, lanjutnya, ke depan, musisi-musisi tradisional bisa terus beregenerasi dan musik tradisional sendiri tak hanya menjadi warisan leluhur yang tinggal menunggu waktu kepunahannya.

"Kemunculan generasi baru yang hidup dalam peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional melalui media-media baru," imbuh Imam.
 

Menurut Cholil Mahmud, Anggota Komite Musik DKJ, musik tradisional merupakan nyanyian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Bukan sekadar bebunyian, paparnya, musik tradisional juga menjadi bentuk pengungkapan diri yang mewujud menjadi identitas. 

Baca juga: 5 Aplikasi Pembuat Musik Digital Terbaik, Cocok untuk Pemula

"Dia [musik tradisional] hidup dan tumbuh sebagai kebudayaan dalam suatu kelompok masyarakat," terang pria yang juga dikenal sebagai vokalis dan gitaris band Efek Rumah Kaca itu.

Hal tersebut dapat dilihat dalam praktik keseharian masyarakat yang menghadirkan musik tradisional dalam berbagai acara peribadatan ataupun ritual kebudayaan seperti kematian, kelahiran, perkawinan, hingga upacara keagamaan, serta sebagai sarana hiburan.

Sebagaimana musik lain, menurut Cholil, musik tradisional pun memiliki estetika sendiri yang dihasilkan dari alat musik, permainan nada, ritme, dan tempo. Dia menambahkan musik tradisional memberikan keindahan bunyi kepada pendengarnya agar masuk ke kedalaman penjiwaan

“Banyak banget yang kita harapkan bisa digali lagi agar benar-benar para pemusik bisa hidup dari memainkan musik tradisi, penontonnya juga merasa punya kebanggaan, punya kesenangan, kangen dengerin musik tradisi," katanya.

Adapun, festival musik IEMF tahun ini akan menampilkan sederet grup musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara seperti Rapai Pase (Aceh), Timur Jauh (Ternate), Riau Rhythm (Riau), Kadapat (Bali), Sinar Baru (Tangerang), serta Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo (Meksiko) yang nantinya secara khusus akan mengisi sesi masterclass tentang musik dan tari Amerika Latin.

Cholil mengatakan sebagai festival internasional yang mempertemukan pembicara dan pelaku musik tradisi dari Indonesia dan luar negeri, secara tidak langsung festival ini juga menjadi medium untuk memperkenalkan musik tradisional Indonesia ke lingkup internasional.

“Jadi ini sangat jarang bisa kita dengarkan di luar wilayahnya masing-masing, sehingga festival ini menjadi kesempatan emas masyarakat Jakarta dan pengunjung festival untuk bisa mengenali dan mempelajari bahasa musik dari masing-masing daerah yang akan kita pertunjukkan,” tambahnya.

Baca juga: LANY Siap Guncang ICE BSD Pada 9 November 2022, Simak Rundownnya

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

5 Jenis Wayang Populer di Indonesia, Ada Golek & Beber

BERIKUTNYA

Mengenal Teknologi PGT-A, Efektif Tingkatkan Persentase Kehamilan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: