Yuk Telusuri Lanskap Seni Rupa Terkini Bersama Kurator Mikke Susanto
05 November 2022 |
19:02 WIB
Pandemi Covid-19 membuat banyak perubahan dalam berbagai aspek, termasuk di industri seni rupa. Perubahan yang paling terlihat adalah kemunculan sejumlah variasi media, dan membuat pasar seni rupa di dalam negeri terlihat cerah dan makin beragam.
Kurator Mikke Susanto menilai bahwa pada saat ini terdapat bentuk-bentuk pasar baru yang memberikan peluang bagi para seniman atau penggiat seni di dalam negeri, karena kemunculan variasi media dalam berkarya akibat pagebluk.
Baca juga: Seniman Andry Boy Kurniawan Bawa Koleksi Contemporary Yesterday di Art Moments Jakarta 2022
Selain kolektor lama yang memang sudah mengoleksi karya seni baru, para seniman atau pun penggiat seni rupa di dalam negeri juga memiliki peluang, lantaran terdapat kolektor baru yang merupakan kelompok usia muda.
Para kolektor baru itu tidak menutup kemungkinan menjadi kolektor yang akan berbeda sama sekali dengan kolektor sebelumnya.
Kehadiran kolektor yang memiliki perbedaan luar biasa di pasar seni rupa Indonesia, menurutnya dapat membuat kemungkinan karya-karya yang mencuat di pasar seni rupa lokal tidak hanya karya seni rupa konvensional seperti lukisan, patung, dan sebagainya.
“Tapi karya digital yang kemungkinan akan meraup kue pasarnya pada masa depan dengan hadirnya sejumlah kolektor yang punya diferensiasi luar baiasa,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa kolektor pada saat ini juga bisa beralih mejadi kolektor sekaligus dealer pada masa yang akan datang dengan konsep-konsep yang baru, sehingga memungkinkan bagi seniman untuk bisa membuat diferensiasi usaha dalam konteks karyanya.
Menurutnya, karya seni rupa pada saat ini tidak hanya dimensi fisik, tapi juga bisa memiliki dimensi digital. Jadi, para seniman harus bisa beradaptasi terhadap pasar baru yang bisa saja tercipta pada masa yang akan datang.
Pasar seni non fungible token (NFT) adalah pasar baru yang tercipta, dan masih ada kemungkinan lain yang sifatnya bukan NFT. Dia menuturkan bahwa pada masa yang akan datang bisa saja terdapat pasar dari karya percampuran antara pasar digital dan fisik.
“Atau presentasi di antaranya yang dikemas khusus oleh dealer atau kolektor dan senimannya sendiri,” katanya.
Dia menuturkan tidak bisa menyebut pasar apa yang akan terbentuk pada masa depan. Namun, pasar seni rupa visual di Indonesia akan berkembang kian beragam. Perkembangan pasar seni rupa tersebut akan meniadakan gejala yang disebut oleh Mikke sebagai pemingitan seni sebagai dampak.
“Kalau dahulu seni fisik dibeli kolektor, koleksi dipingit, dan orang lain tidak bisa menonton. Pada masa yang akan datang pemingitan itu mungkin akan tereduksi atau ternetralisir dengan munculnya seni atau medium virtual digital,” jelasnya.
Menurutnya, semua orang akan bisa menikmati sebuah karya seni yang dimiliki oleh kolektor di mana karya itu berada.
Baca juga: Bos Galeri Nasional Yakin Pasar Seni dan NFT Bergairah
Sementara terkait dengan keamanan seperti tindakan penduplikatan karya, dia menilai adalah salah satu dari efek. Menurutnya, pasar selalu memiliki ancaman terhadap seniman karena tidak mungkin seniman selalu berada di area yang mapan.
“Ketika berada di wilayah pasar update sekalipun, harus juga memikirkan ancaman maupun kemungkinan lain yang akan diterima,” ujarnya.
Editor: Fajar Sidik
Kurator Mikke Susanto menilai bahwa pada saat ini terdapat bentuk-bentuk pasar baru yang memberikan peluang bagi para seniman atau penggiat seni di dalam negeri, karena kemunculan variasi media dalam berkarya akibat pagebluk.
Baca juga: Seniman Andry Boy Kurniawan Bawa Koleksi Contemporary Yesterday di Art Moments Jakarta 2022
Selain kolektor lama yang memang sudah mengoleksi karya seni baru, para seniman atau pun penggiat seni rupa di dalam negeri juga memiliki peluang, lantaran terdapat kolektor baru yang merupakan kelompok usia muda.
Para kolektor baru itu tidak menutup kemungkinan menjadi kolektor yang akan berbeda sama sekali dengan kolektor sebelumnya.
Kehadiran kolektor yang memiliki perbedaan luar biasa di pasar seni rupa Indonesia, menurutnya dapat membuat kemungkinan karya-karya yang mencuat di pasar seni rupa lokal tidak hanya karya seni rupa konvensional seperti lukisan, patung, dan sebagainya.
“Tapi karya digital yang kemungkinan akan meraup kue pasarnya pada masa depan dengan hadirnya sejumlah kolektor yang punya diferensiasi luar baiasa,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa kolektor pada saat ini juga bisa beralih mejadi kolektor sekaligus dealer pada masa yang akan datang dengan konsep-konsep yang baru, sehingga memungkinkan bagi seniman untuk bisa membuat diferensiasi usaha dalam konteks karyanya.
Menurutnya, karya seni rupa pada saat ini tidak hanya dimensi fisik, tapi juga bisa memiliki dimensi digital. Jadi, para seniman harus bisa beradaptasi terhadap pasar baru yang bisa saja tercipta pada masa yang akan datang.
Pasar seni non fungible token (NFT) adalah pasar baru yang tercipta, dan masih ada kemungkinan lain yang sifatnya bukan NFT. Dia menuturkan bahwa pada masa yang akan datang bisa saja terdapat pasar dari karya percampuran antara pasar digital dan fisik.
“Atau presentasi di antaranya yang dikemas khusus oleh dealer atau kolektor dan senimannya sendiri,” katanya.
Dia menuturkan tidak bisa menyebut pasar apa yang akan terbentuk pada masa depan. Namun, pasar seni rupa visual di Indonesia akan berkembang kian beragam. Perkembangan pasar seni rupa tersebut akan meniadakan gejala yang disebut oleh Mikke sebagai pemingitan seni sebagai dampak.
“Kalau dahulu seni fisik dibeli kolektor, koleksi dipingit, dan orang lain tidak bisa menonton. Pada masa yang akan datang pemingitan itu mungkin akan tereduksi atau ternetralisir dengan munculnya seni atau medium virtual digital,” jelasnya.
Menurutnya, semua orang akan bisa menikmati sebuah karya seni yang dimiliki oleh kolektor di mana karya itu berada.
Baca juga: Bos Galeri Nasional Yakin Pasar Seni dan NFT Bergairah
Sementara terkait dengan keamanan seperti tindakan penduplikatan karya, dia menilai adalah salah satu dari efek. Menurutnya, pasar selalu memiliki ancaman terhadap seniman karena tidak mungkin seniman selalu berada di area yang mapan.
“Ketika berada di wilayah pasar update sekalipun, harus juga memikirkan ancaman maupun kemungkinan lain yang akan diterima,” ujarnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.