Salah satu dari sejumlah karya seni NFT di pasar seni Art Moments Jakarta (Sumber gambar: Hypeabis.id/Euebio Chrysnamurti)

Linda Gallery Bangun Pasar Seni NFT untuk Seniman Indonesia & Asia

04 November 2022   |   18:35 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Linda Gallery bersama dengan sejumlah pihak tengah membangun platform NFT untuk para seniman di Indonesia dan Asia, bernama nftone.io. Menurut Ali Kusno Fusin, pemilik Linda Gallery, dia melihat adanya potensi ekosistem NFT di Tanah Air setelah melihat geliat pasarnya yang telah berkembang hingga Amerika Serikat.

Dia menuturkan bahwa langkah seniman Indonesia yang menjual karya NFT di pasar Amerika Serikat harus menghadapi sejumlah hal seperti biaya yang mahal dan budaya yang berbeda. Perbedaan ini membuat pasar dari Paman Sam lebih percaya terhadap para seniman dari barat.

“Mereka melihat pelukis Asia kayak bagaimana, sehingga saya enggak mau menyerah begitu. Harus optimistis. Kenapa barat bisa, Asia enggak bisa,” katanya.

Baca juga: Art Moments Jakarta 2022 Resmi dibuka, Hadirkan Ratusan Karya se-Asia Tenggara

Ali berencana membuat sebuah pasar seni seperti opensea yang dapat digunakan oleh para seniman untuk menjual karya-karya seni NFT yang dibuat. Pasar itu, lanjutnya, kemungkinan akan diluncurkan pada tahun ini.

Galeri bersama dengan berbagai pihak memutuskan untuk membuat pasar seni NFT lantaran ekosistem NFT di Indonesia pada saat masih harus dari nol.

“Memang perjalanan masih panjang. Banyak yang harus kita lakukan, tapi harus ada seseorang yang memulai,” katanya.
 

Art Moments Jakarta 2022 di Grand Ballroom, Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Jumat (4/11/2022). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)

Art Moments Jakarta 2022 di Grand Ballroom, Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Jumat (4/11/2022). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)


Pihaknya juga tengah mempelajari sejumlah hal dalam membangun pasar seni NFT guna menjawab sejumlah masalah yang ada pada pasar seni NFT seperti biaya yang relatif mahal, relevansi karya NFT dan mata uang kripto yang terlalu kuat, serta proses yang terlalu panjang bagi seorang investor saat hendak melakukan pembelian.

Guna mengatasi biaya yang terlalu mahal, Ali berencana memasukan komponen biaya yang harus dikeluarkan oleh seniman saat proses minting. Biaya itu bisa dibayar ketika karya sudah laku atau memasukkannya ke dalam smart contract.

Sementara terkait dengan relevansi antara NFT art dan mata uang kripto, terdapat keinginan agar relevansi antara keduanya tidak terlalu kuat. Menurutnya, tidak adil jika nilai seni NFT harus turun saat mata uang kripto mengalami penurunan. Adapun terkait pembelian karya, galeri tengah memikirkan bagaimana cara agar pembayaran bisa menggunakan rupiah.

Tidak hanya itu, galeri juga sedang memikirkan mata uang kripto yang bisa digunakan dalam transaksi jual dan beli di pasar seni yang sedang dibangun. Menurutnya, mata uang kripto ethereum tidak digunakan di pasar seni yang tengah dibangun oleh galeri lantaran sudah terlalu mahal.

Adapun, mengenai proses pembelian, dia tengah memikirkan kolektor bisa langsung membeli ketika suka dengan sebuah karya seni NFT, seperti menggunakan m-banking atau digital wallet. Saat ini, banyak kolektor seni NFT harus melalui proses panjang untuk membeli sebuah karya, seperti membuka akun, membeli mata uang kripto, dan sebagainya.

“Kita mencoba menyederhanakan itu,” katanya.

Baca juga: Cara Menuju Lokasi Art Moments Jakarta 2022, Menggunakan Transportasi Umum & Kendaraan Pribadi

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Ritual Unik 3 Tim AOV Indonesia, Ada yang Mau Bawa Mi Instan ke Vietnam

BERIKUTNYA

Setelah Penantian Lama, Ghibli Park Jepang dibuka dengan Berbagai Keseruan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: