Hati-hati! Jenis Kanker Ini Jadi yang Paling Banyak Diderita Orang Indonesia
03 November 2022 |
07:30 WIB
Kanker adalah salah satu penyakit yang masih jadi momok bagi masyarakat Indonesia. Meski termasuk jenis penyakit tidak menular, kanker ikut menjadi salah satu penyumbang kematian terbanyak di Indonesia. Penyakit ini juga mulai mengintai kehidupan anak-anak muda.
Kanker adalah penyakit yang kompleks. Penyakit ini terbagi ke dalam berbagai jenis. Namun, di Indonesia sendiri, jenis yang paling banyak diderita adalah kanker payudara.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Penyakit Kanker Sudah Mengintai Anak Muda
Direktur Pusat Kanker Nasional RS Dharmais Soeko Werdi Nindito mengatakan mayoritas kanker payudara dialami oleh perempuan. Meski jumlahnya tidak sebanyak perempuan, pria rupanya juga bisa mengidap kanker payudara.
Data dari Globocan 2020 mengungkap jumlah penderita baru kanker payudara mencapai 68.858 orang atau sekitar 16,6 persen dari total 396.914 kasus. Dari jumlah tersebut, angka kematiannya mencapai lebih dari 22.000 jiwa kasus.
Soeko mengatakan, angka kematian kanker memang cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh keterlambatan penanganan, sehingga penyakit sudah sulit terobati. Selain itu, ketimpangan penyebaran fasilitas pelayanan kanker dan terbatasnya jumlah tenaga medis ahli juga jadi tantangan tersendiri dalam penanganan penyakit ini di Indonesia.
“Sayangnya, yang datang ke rumah sakit itu sudah stadium 3 dan 4. Artinya, sebenarnya ini perlu perbaikan di deteksi dini,” kata Soeko saat ditemui seusai Peresmian Tahapan Kemitraan Strategis Untuk Tingkatkan Hasil Penanganan Kanker di Indonesia, di Jakarta Selatanm, baru-baru ini.
Soeko menambahkan bahwa penanganan kanker akan lebih mudah ketika masih berada di stadium awal. Oleh karena itu, deteksi dini itu penting. Selain angka kesembuhannya jadi makin tinggi, biaya yang dikeluarkannya pun terbilang lebih murah.
Soeko mengatakan ketika pasien datang dengan kanker yang sudah stadium lanjut, alat secanggih apa pun hasilnya tidak akan bisa maksimal. Angka harapan hidupnya juga jadi menurun.
Soeko mengatakan untuk pasien dengan BPJS, tentu rangkaian diagnosis tersebut sudah tercover. Namun, jika tidak menggunakan BPJS, seseorang bisa mengeluarkan uang miliaran rupiah.
“Satu orang bisa menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran. Terlebih jika teknologi pengobatannya lebih canggih lagi,” imbuhnya.
Salah satu yang paling mudah ialah dengan merasakan adanya benjolan di payudara. Benjolan tersebut juga terkadang disertai nyeri. Kanker payudara juga umumnya ditandai dengan perubahan tekstur.
Kulit bagian tonjolan menjadi lebih keras dari daerah sekitar. Penebalan kulit payudara perlu diwaspadai. Sebagian orang mengatakan penebalan tersebut membuat permukaannya mirip seperti kulit jeruk.
Perhatikan juga jika ada luka di bagian payudara. Seseorang mesti waspada jika luka tersebut tidak kunjung sembuh. Tanda fisik lain yang bisa diamati ialah keluarnya cairan dari puting, kemudian terdapat cekungan maupun tarikan di kulit payudara.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara, Kenali Risikonya Yuk!
Editor: Dika Irawan
Kanker adalah penyakit yang kompleks. Penyakit ini terbagi ke dalam berbagai jenis. Namun, di Indonesia sendiri, jenis yang paling banyak diderita adalah kanker payudara.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Penyakit Kanker Sudah Mengintai Anak Muda
Direktur Pusat Kanker Nasional RS Dharmais Soeko Werdi Nindito mengatakan mayoritas kanker payudara dialami oleh perempuan. Meski jumlahnya tidak sebanyak perempuan, pria rupanya juga bisa mengidap kanker payudara.
Data dari Globocan 2020 mengungkap jumlah penderita baru kanker payudara mencapai 68.858 orang atau sekitar 16,6 persen dari total 396.914 kasus. Dari jumlah tersebut, angka kematiannya mencapai lebih dari 22.000 jiwa kasus.
Soeko mengatakan, angka kematian kanker memang cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh keterlambatan penanganan, sehingga penyakit sudah sulit terobati. Selain itu, ketimpangan penyebaran fasilitas pelayanan kanker dan terbatasnya jumlah tenaga medis ahli juga jadi tantangan tersendiri dalam penanganan penyakit ini di Indonesia.
“Sayangnya, yang datang ke rumah sakit itu sudah stadium 3 dan 4. Artinya, sebenarnya ini perlu perbaikan di deteksi dini,” kata Soeko saat ditemui seusai Peresmian Tahapan Kemitraan Strategis Untuk Tingkatkan Hasil Penanganan Kanker di Indonesia, di Jakarta Selatanm, baru-baru ini.
Soeko menambahkan bahwa penanganan kanker akan lebih mudah ketika masih berada di stadium awal. Oleh karena itu, deteksi dini itu penting. Selain angka kesembuhannya jadi makin tinggi, biaya yang dikeluarkannya pun terbilang lebih murah.
Soeko mengatakan ketika pasien datang dengan kanker yang sudah stadium lanjut, alat secanggih apa pun hasilnya tidak akan bisa maksimal. Angka harapan hidupnya juga jadi menurun.
Biaya Kanker Tembus Miliaran Rupiah
Kanker adalah jenis penyakit yang berbiaya mahal. Sebelum dokter memvonis kanker, seseorang harus melalui rangkaian diagnosis yang tak sedikit. Rangkaian diagnosis tersebut berbiaya cukup tinggi.Soeko mengatakan untuk pasien dengan BPJS, tentu rangkaian diagnosis tersebut sudah tercover. Namun, jika tidak menggunakan BPJS, seseorang bisa mengeluarkan uang miliaran rupiah.
“Satu orang bisa menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran. Terlebih jika teknologi pengobatannya lebih canggih lagi,” imbuhnya.
Gejala Kanker Payudara
Kanker payudara dapat dikenali karena memiliki tanda-tanda yang khas. Melansir dari P2PTM Kemenkes, gejala kanker payudara bisa dideteksi dengan melakukan Sadari atau periksa payudara sendiri.Salah satu yang paling mudah ialah dengan merasakan adanya benjolan di payudara. Benjolan tersebut juga terkadang disertai nyeri. Kanker payudara juga umumnya ditandai dengan perubahan tekstur.
Kulit bagian tonjolan menjadi lebih keras dari daerah sekitar. Penebalan kulit payudara perlu diwaspadai. Sebagian orang mengatakan penebalan tersebut membuat permukaannya mirip seperti kulit jeruk.
Perhatikan juga jika ada luka di bagian payudara. Seseorang mesti waspada jika luka tersebut tidak kunjung sembuh. Tanda fisik lain yang bisa diamati ialah keluarnya cairan dari puting, kemudian terdapat cekungan maupun tarikan di kulit payudara.
Baca juga: Cegah Kanker Payudara, Kenali Risikonya Yuk!
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.