Bunda, Yuk Kenali Tanda-Tanda Anak Mengalami Speech Delay
28 October 2022 |
11:00 WIB
Melihat buah hati bertumbuh secara baik dan bertahap adalah impian banyak orang tua. Salah satu tahapan yang cukup penting dalam tumbuh kembang anak ialah berbicara. Namun, dalam beberapa kondisi, anak bisa juga mengalami apa yang disebut sebagai speech delay atau keterlambatan berbicara.
Keterlambatan berbicara adalah kondisi ketika anak belum mampu mengucapkan sejumlah kosakata pada usia tertentu yang seharusnya sudah bisa dia lakukan. Padahal, kemampuan berbicara atau mengucapkan kata-kata ini adalah salah satu tahapan tumbuh kembang anak yang penting.
Anak-anak yang mengalami keterlambatan berbicara membuat mereka mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri sendiri atau memahami orang lain. Hal ini bisa berdampak terhadap proses tumbuh kembangnya. Akan tetapi, hal ini juga bisa diatasi.
Baca juga: Anak Speech Delay? Yuk Lakukan Ini Untuk Mengatasinya
Dokter Spesialis Anak & Expert Tentang Anak dr. Jennie Dianita Sutantio, Sp.A mengatakan penyebab keterlambatan berbicara ini sangat bervariasi. Dalam dunia medis, keterlambatan berbicara ini sebetulnya hanya gejala, bukan diagnosis.
Keterlambatan berbicara bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem reseptif atau penerimaan rangsang sensorik, misalnya terjadi tuli pada pendengaran. Kemudian, bisa juga keterlambatan berbicara terjadi karena adanya gangguan pada pemrosesan di otak, seperti gangguan kognitif dan sebagainya. Selain itu, bisa juga terjadi karena muncul gangguan pada sistem ekspresif, seperti gangguan oromotor.
Pada usia 6 bulan, orang tua mesti waspada ketika anak belum mau menoleh bila dipanggil namanya. Tanda-tanda lain yang bisa diamati ialah anak belum menunjuk ke arah yang jauh saat usianya sudah mencapai 1 tahun. Biasanya anak juga belum bisa memanggil kata ‘mama’ dan ‘papa’ secara spesifik.
Orang tua mesti mulai menaruh kecurigaan yang lebih ketika anak umur 16 bulan belum memiliki atau mengucapkan satu kata pun dengan jelas. Selain itu, saat umur anak sudah 24 bulan, anak yang mengalami keterlambatan berbicara belum bisa merangkai dua kata dan belum mampu bisa mengucapkan 50 kata yang berarti.
Baca juga: 4 Cara Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak dengan Speech Delay di Sekolah
“Bila didapatkan tanda bahaya perkembangan, anak harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak untuk segera dicari diagnosis dan terapi yang sesuai. Misalnya, bila curiga ada gangguan yang mengarah ke spektrum autisme, segera dilakukan terapi tergantung usia dan masalah anak,” kata dokter Jennie kepada Hypeabis.id.
Jennie mengatakan sampai saat ini belum ada data pasti soal jumlah keterlambatan berbicara yang dialami anak-anak di Indonesia. Sebab, masing-masing studi punya kriteria yang berbeda-beda. Namun, ada survei dari epidemiologi Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian bahwa keterlambatan berbicara pada anak mencapai 3-10 persen di Indonesia.
Oleh karena itu, peran orang tua untuk melihat dan mendeteksi secara dini berbagai kejanggalan yang mengarah ke keterlambatan berbicara menjadi penting. Kecurigaan tersebut bisa menjadi pintu masuk untuk orang tua membawa anak ke dokter spesialis terkait untuk diagnosa lebih lanjut.
“Sebab, masih ada mitos-mitos yang berkembang di masyarakat soal speech delay ini. Ada yang beranggapan speech delay bisa ditunggu karena nanti anak bisa berbicara sendiri. Padahal, penyebab speech delay banyak sekali. Misalnya, kalau ada gangguan spektrum autisme yang melatarbelakanginya, tentu sudah pasti sulit dikejar kalau tidak diterapi,” imbuhnya.
Baca juga: Si Kecil Alami Speech Delay, Ini yang Perlu Orang Tua Lakukan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Keterlambatan berbicara adalah kondisi ketika anak belum mampu mengucapkan sejumlah kosakata pada usia tertentu yang seharusnya sudah bisa dia lakukan. Padahal, kemampuan berbicara atau mengucapkan kata-kata ini adalah salah satu tahapan tumbuh kembang anak yang penting.
Anak-anak yang mengalami keterlambatan berbicara membuat mereka mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri sendiri atau memahami orang lain. Hal ini bisa berdampak terhadap proses tumbuh kembangnya. Akan tetapi, hal ini juga bisa diatasi.
Baca juga: Anak Speech Delay? Yuk Lakukan Ini Untuk Mengatasinya
Dokter Spesialis Anak & Expert Tentang Anak dr. Jennie Dianita Sutantio, Sp.A mengatakan penyebab keterlambatan berbicara ini sangat bervariasi. Dalam dunia medis, keterlambatan berbicara ini sebetulnya hanya gejala, bukan diagnosis.
Keterlambatan berbicara bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem reseptif atau penerimaan rangsang sensorik, misalnya terjadi tuli pada pendengaran. Kemudian, bisa juga keterlambatan berbicara terjadi karena adanya gangguan pada pemrosesan di otak, seperti gangguan kognitif dan sebagainya. Selain itu, bisa juga terjadi karena muncul gangguan pada sistem ekspresif, seperti gangguan oromotor.
Tanda Anak Alami Speech Delay
Tanda-tanda anak mengalami keterlambatan berbicara sebenarnya bisa diamati dengan mudah oleh orang tua. Ada beberapa tanda serius atau red flags yang bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui tahapan perkembangan anak dalam konteks berbahasa atau berbicara.Pada usia 6 bulan, orang tua mesti waspada ketika anak belum mau menoleh bila dipanggil namanya. Tanda-tanda lain yang bisa diamati ialah anak belum menunjuk ke arah yang jauh saat usianya sudah mencapai 1 tahun. Biasanya anak juga belum bisa memanggil kata ‘mama’ dan ‘papa’ secara spesifik.
Orang tua mesti mulai menaruh kecurigaan yang lebih ketika anak umur 16 bulan belum memiliki atau mengucapkan satu kata pun dengan jelas. Selain itu, saat umur anak sudah 24 bulan, anak yang mengalami keterlambatan berbicara belum bisa merangkai dua kata dan belum mampu bisa mengucapkan 50 kata yang berarti.
Baca juga: 4 Cara Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak dengan Speech Delay di Sekolah
“Bila didapatkan tanda bahaya perkembangan, anak harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak untuk segera dicari diagnosis dan terapi yang sesuai. Misalnya, bila curiga ada gangguan yang mengarah ke spektrum autisme, segera dilakukan terapi tergantung usia dan masalah anak,” kata dokter Jennie kepada Hypeabis.id.
Jennie mengatakan sampai saat ini belum ada data pasti soal jumlah keterlambatan berbicara yang dialami anak-anak di Indonesia. Sebab, masing-masing studi punya kriteria yang berbeda-beda. Namun, ada survei dari epidemiologi Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian bahwa keterlambatan berbicara pada anak mencapai 3-10 persen di Indonesia.
Oleh karena itu, peran orang tua untuk melihat dan mendeteksi secara dini berbagai kejanggalan yang mengarah ke keterlambatan berbicara menjadi penting. Kecurigaan tersebut bisa menjadi pintu masuk untuk orang tua membawa anak ke dokter spesialis terkait untuk diagnosa lebih lanjut.
“Sebab, masih ada mitos-mitos yang berkembang di masyarakat soal speech delay ini. Ada yang beranggapan speech delay bisa ditunggu karena nanti anak bisa berbicara sendiri. Padahal, penyebab speech delay banyak sekali. Misalnya, kalau ada gangguan spektrum autisme yang melatarbelakanginya, tentu sudah pasti sulit dikejar kalau tidak diterapi,” imbuhnya.
Baca juga: Si Kecil Alami Speech Delay, Ini yang Perlu Orang Tua Lakukan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.