Ilustrasi membeli rumah (Sumber gambar: Freepik)

Mungkinkah Generasi Muda Punya Rumah? Begini Tips dari Financial Planner

28 October 2022   |   10:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Saat ini masih mungkinkah generasi muda memiliki rumah? Pertanyaan itu muncul setelah mengetahui harga rumah setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Data dari CEIC menyebut harga rumah di Indonesia dilaporkan naik 1,8 persen pada kuartal I 2022. Angka ini lebih tinggi dibanding dengan kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 1,5 persen.

Financial Planner dari Zelts Consulting Ahmad Gozali mengatakan generasi muda sebenarnya masih memiliki harapan untuk bisa memberi rumah mereka sendiri. Gozali tak menampik harga rumah dari tahun ke tahun memang selalu mengalami kenaikan. Tentu itu akan jadi kekhawatiran tersendiri, yang perlu mendapatkan perhatian lebih. 

Akan tetapi, setiap tahun pula pengembang wilayah selalu menyediakan supply perumahan baru di daerah yang baru berkembang. Harga perumahan di wilayah ini jauh lebih terjangkau sehingga bisa menjadi alternatif yang menarik bagi generasi muda.

“Persiapan untuk pembelian rumah paling utama secara finansial ialah sumber pendanaannya,” ujar Gozali kepada Hypeabis.

Baca jugaSebelum Beli Rumah, Perhatikan Dahulu 4 Komponen Penting Ini

Sumber pendanaan ini adalah faktor yang cukup krusial. Umumnya, ada beberapa sumber pendanaan yang biasa dipakai, mulai uang sendiri, warisan atau hibah, hingga kredit pemilikan rumah (KPR). Saat ini pilihan yang paling banyak digunakan ialah menggunakan KPR.

Jika memilih metode KPR, tentu ada beberapa hal yang mesti disiapkan. Misalnya, legalitas diri, bukti pekerjaan dan penghasilan, status bersih dari utang bermasalah, dan DP bila diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan lengkap dan sehat sehingga pengajuan KPR bisa berjalan lancar.
 

Memilih Rumah yang Pas

Gozali menyebut generasi muda sebenarnya bebas memilih tipe, harga, dan lokasi rumah sesuai yang diinginkannya. Sebab, tidak ada patokan pasti harga rumah dibandingkan dengan penghasilan seseorang. Umumnya, yang dipakai ialah maksimal cicilan berbanding penghasilan.

Perbankan biasanya menetapkan maksimal cicilan pada angka 35 persen atau sepertiga penghasilan. “Jika menggunakan rasio cicilan 35 persen penghasilan, asumsi suku bunga sekitar 8 persen sampai 10 persen dan nilai DP 10 persen hingga 30 persen dari nilai rumah yang bisa dibeli ialah sekitar 35-45 kali lipat dari penghasilan bulanan,” imbuhnya.

Gozali menuturkan bila ingin membeli rumah yang lebih tinggi nilainya, seseorang harus mencari suku bunga KPR yang lebih rendah, membayar DP lebih tinggi, atau memperpanjang tenor cicilan.Jika tekad membeli rumah sudah bulat, ada beberapa strategi keuangan yang bisa diterapkan generasi muda.Strategi tersebut membangun kebiasaan tentang keuangan yang sehat.

Mulai rutinlah menyisihkan sepertiga dari penghasilan. Sebelum pengajuan KPR, biasakanlah untuk menyisihkan sepertiga dari penghasilan. Uang yang disisihkan tersebut bisa ditabung atau diinvestasikan. Selain untuk membiasakan diri, cara tersebut juga bisa membantu seseorang mengumpulkan DP rumah. Kalau dilakukan konsisten, dalam satu tahun uang untuk DP rumah bisa terkumpul.

“Setelah itu, baru ajukan KPR dengan DP yang sudah terkumpul. Jika KPR disetujui, lanjutkan menyisihkan sepertiga dari penghasilan tadi untuk membayar cicilan KPR,” ungkapnya.

Dengan cara itu, orang tidak akan kaget dan merasa berat lag saat mencicil KPR sebanyak sepertiga dari penghasilan. Sebab, tidak jarang juga ada orang yang merasa angka tersebut masih sangat besar. kuncinya ialah belajar perencanaan keuangan dan pembiasaan diri.

Baca jugaKiat Aman Membeli Rumah Lewat KPR, Perhatikan 6 Cara Ini

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Item yang Bikin Ruang Tamu Lebih Rapi & Comfy

BERIKUTNYA

Bunda, Yuk Kenali Tanda-Tanda Anak Mengalami Speech Delay

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: