Sate Klatak menggunakan jeruji sepeda sebagai tusuk sate (Sumber gambar ilustrasi: pexels/Samer Daboul)

Suka Makan Sate Klatak? Yuk Cari Tahu Asal-usulnya

18 October 2022   |   17:32 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Sate adalah hidangan khas asal Indonesia yang berupa daging dipotong dalam ukuran tertentu, dan kemudian di bakar di atas bara. Di Indonesia, ada beragam jenis sate yang populer seperti sate padang, sate maranggi, sate buntel, sate madura hingga sate klatak.

Dilansir dari laman wonokromo.bantulkab.go.id, sateklatak merupakan kuliner yang banyak dijumpai oleh para pelancong ketika berkunjung ke Wonokromo, Pleret, dan Bantul. Di kawasan ini Genhype bisa menemukan puluhan warung sate yang tersebar di penjuru kota.

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa pencetus sate klatak adalah Mbah Ambyah yang berasal dari Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Menu sate ini sudah ada sejak mbah Ambyah memulai usaha pada sekitar 1940-an.

Baca juga: Mengenal Asal-usul Sate Taichan, Ternyata Tercipta Secara Kebetulan

Adapun, istilah sate klatak sendiri berasal dari bunyi yang dihasilkan pada waktu pemanggangan sate. Bunyi “tak…tak…tak” dihasilkan dari percikan garam yang disiramkan ke dalam bara arang yang berada di atas tungku.

Keberadaan sate klatak tidak terlepas dari ide untuk memanfaatkan potensi wilayah yang pada saat itu banyak masyarakat memelihara kambing. Jika dibandingkan dengan sate kambing pada umumnya, sate klatak dibuat tanpa bumbu marinasi.

Bumbu yang digunakan oleh para pembuat sate Klatak adalah garam dan sedikit merica. Tidak hanya itu, kambing yang dijadikan sate Klatak adalah kambing berumur muda sehingga tekstur daging sate klatak tidak keras.

Beberapa penjual sate juga mengaplikasikan cara mengolah daging kambing yang tepat agar tidak alot dan bumbu meresap dengan baik. Misalnya dengan memotong daging mulai dari bagian sendi dan mengikuti alur serat atau menggunakan rendaman nanas agar daging menjadi lebih empuk.


Jeruji Sepeda

Saat menyantap sate Klatak, Genhype tidak akan menemukan tusuk sate yang biasanya kalian temukan, yakni dengan menggunakan bambu. Namun, kalian akan mendapati bahwa tusuk yang digunakan adalah jeruji sepeda.

Bukan tanpa sebab jeruji digunakan sebagai tusuk sate oleh para penjual sate Klatak. Penggunaan jeruji ini memiliki tujuan agar jeruji menghantarkan panas dan daging kambing yang dibakar dapat matang secara keseluruhan. Di sisi lain, tusuk sate tidak akan hangus terbakar. 

Baca juga: Bosan Bikin Sate? Berikut 3 Resep Olahan Daging Kambing yang Wajib Dicoba

Umumnya sate disajikan dengan lontong atau ketupat. Namun, untuk menikmati sate klatak Genhype bisa melengkapinya dengan nasi putih dan kuah gulai gurih. Satu porsi biasanya terdiri dari 2 sampai dengan 4 tusuk sate, tapi jumlah dagingnya bisa tiga kali lipat lebih banyak dari isian sate pada umumnya.

Nah, tidak hanya sate klatak, Genhype juga bisa menikmati sajian menu kuliner lainnya yang biasanya juga disajikan di warung sate kambing seperti gulai, tongseng, tengkleng, dan nasi goreng kambing.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mengenal Penyakit Angiosarcoma, Kanker Pembuluh Darah yang Dialami Clerence

BERIKUTNYA

Bungkam Evil Geniuses, BOOM Esports Siap Berjuang di Match Tie Breaker Dota 2 The International 11

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: