Menu makanan tradisional dianggap sebagai solusi untuk pencegahan stunting (Sumber gambar: Unsplash/Mufid Majnun)

Gastronomi Jadi Cara Jitu Atasi Stunting di Indonesia, Ini Penjelasannya

17 October 2022   |   13:09 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Stunting masih menjadi permasalah kesehatan serius di Indonesia. Meskipun angka prevalensinya turun dari 26,92 persen pada 2020 menjadi 24,4 persen pada 2021, angka ini masih dinilai tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar stunting tidak lebih 20 persen. 

Isu ini menjadi sorotan lantaran kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronik ini mengancam generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan status gizi masyarakat menjadi prioritas pembangunan, dengan sasaran utama menurunkan angka stunting. Adapun pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada 2024. 

Baca juga: Mengenal Faktor-faktor Penyebab Anak Alami Stunting

Dewan Pakar Indonesian Gastronomy Community (IGC) Hindah Muaris menerangkan salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah melalui makanan tradisional, yang kini mungkin ditinggalkan karena ada yang lebih praktis. 

“Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting," tegasnya dalam konferensi pers yang digelar di bilangan Kuningan, Jakarta, Senin (17/10/2022).

Gastronomi adalah seni memakan yang baik. Dalam gastronomi makanan bukan sekadar pengenyang perut di depan meja, tetapi ada filosofi, sejarah, budaya di balik makanan tersebut. 

Hindah memaparkan dengan pendekatan gastronomi, kaum muda bisa membantu akselerasi pencegahan stunting sejak dini, dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, berprotein tinggi, serta memenuhi kecukupan minum air putih dua liter per hari.

Menu sehat untuk anak juga dapat disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Potensi pangan Indonesia yang melimpah berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan, menurutnya menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak. 

Ketua Umum IGC Ria Musiawan menerangkan akses terhadap makanan dan minuman sangat erat kaitannya dengan permasalahan gizi. Beberapa penelitian dan kajian ilmiah di berbagai daerah menunjukkan bahwa pangan, hidrasi, dan kuliner berbasis kearifan lokal dapat menjadi salah satu faktor sukses penanggulangan stunting di Indonesia. 
 

(Sumber gambar: Desyinta Nuraini)

Deklarasi pencegahan stunting (Sumber gambar: Hypeabis.id/Desyinta Nuraini)

Berangkat dari hal tersebut, IGC pun mendeklarasikan konsensus dari para ahli di multi-bidang yaitu bidang pangan, budaya, sosio-antropologi, dan kesehatan tentang peran nutrisi dan hidrasi melalui makanan tradisional untuk pencegahan stunting.

Hasil konsensus akan diserahkan kepada pemangku kebijakan sebagai bentuk tindak lanjut komitmen dan dukungan IGC, serta Danone Indonesia terhadap pencegahan stunting di Indonesia. Inisiatif ini juga akan menjadi sebuah gerakan atau program kerja untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan pangan lokal di berbagai wilayah di Indonesia. 

"Kami memfasilitasi konsensus ahli melalui pendekatan gastronomi untuk menghasilkan suatu sikap dan kebijakan bersama dalam penanganan stunting," tutur Ria. 

Medical Science Director Danone Indonesia dr. Ray Basrowi mengatakan, stunting adalah masalah yang kompleks di Indonesia, bukan hanya tentang isu nutrisi dan makanan, namun juga ada aspek psikologis, ekonomi, budaya dan stabilitas. "Untuk itu, masalah stunting harus menjadi perhatian bersama," tegasnya. 

Dia berpendapat Indonesia seharusnya tidak pantas menjadi negara dengan angka stunting yang tinggi, karena variasi makanan tradisional Indonesia luar biasa besar dan beragam, di mana pangan lokal dapat memenuhi hampir 608 protein.

"Selain itu, hidrasi sehat atau asupan air minum yang cukup dan berkualitas juga merupakan faktor penting untuk perkembangan kognitif yang optimal pada anak," tambah Ray.

Berikut isi deklarasi Perkumpulan Komunitas Pecinta Gastronomi Indonesia dalam mencegah stunting
 

1. Tantangan Eksistensial Bangsa 

Bahwa satu dari empat anak balita Indonesia menderita stunting yang ditandai tubuh kerdil, rawan kematian dini, dan rusak otak (cognitive impairment atau IQ rendah). Pada 2021 ada 24,44 balita terlahir dengan kondisi menyedihkan ini. Apabila tidak ada upaya pencegahan yang sistematis, terstruktur, dan masif, akan hilang satu generasi tunas bangsa yang sejatinya modal bagi Indonesia dalam meraih bonus demografi. 
 

2. Problem Multidimensi

Bahwa masalah stunting bukan hanya persoalan nutrisi, kesehatan balita, atau akses ke makanan/hidrasi yang sehat saja, tetapi juga menyangkut pendidikan, informasi, penghasilan keluarga, domisili, karakteristik komunitas, norma setempat, dan dimensi kebudayaan secara umum. Cara pandang dan upaya menanggulangi masalah stunting ini tak bisa hanya business as usual tetapi harus ada sense of crisis dan mindset yang perlu perubahan radikal. 
 

3. Dari Sadar Menuju Gerakan 

Bahwa perubahan hanya akan terjadi apabila muncul kesadaran bahwasanya perbaikan signifikan tidak bisa dilakukan sendirian tapi harus bersama-sama. Lintas instansi dan multisektoral pada lingkup pemerintahan serta dari komunitas terkecil di pedesaan hingga pucuk pimpinan tertinggi di level negara. Muaranya haruslah pada gerakan masyarakat peduli pencegahan stunting seantero Nusantara. 
 

4. Strategi Gastronomi Cegah Stunting 

Bahwa pemantapan asupan nutrisi berbasis pangan lokal memperbaiki status gizi dan kesehatan keluarga sehingga terhindar dari stunting. Pangan, hidrasi, dan kuliner tradisional berbasis kearifan lokal bisa menjadi faktor kunci sukses atau the game changer dalam upaya bangsa menanggulangi dan mencegah stunting dari bumi Indonesia.

Baca juga: Cegah Stunting, Begini 4 Strategi MPASI yang Tepat bagi Anak

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Keren, Stray Kids Nangkring Lagi di Billboard 200 lewat Album Maxident

BERIKUTNYA

Mantap Pilih Solo Karier, Dikta Wicaksono Rilis Mini Album 'Sendiri'

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: