Cek Pemenang Kompetisi Madani International Film Festival 2022
16 October 2022 |
06:56 WIB
Prasetyo Agung Ginanjar
Jurnalis Hypeabis.id
1
Like
Like
Like
Madani International Film Festival (Madani IFF) yang diselenggarakan sejak tanggal 8 sampai 15 Oktober 2022 berupa penayangan film, diskusi, peluncuran buku dan kompetisi film pendek telah selesai digelar pada Sabtu, (15/10) malam, dengan puncak penyelenggaraan acara digelar di Epicentrum XXI, Jakarta.
Pada gelaran tahun kelima ini, festival film yang punya fokus menampilkan keberagaman umat muslim di dunia itu mengambil tema Ufuk. Istilah ini dapat dipahami sebagai batas terjauh pandangan mata seseorang, atau batas antara bumi dan langit.
Baca juga: Merayakan Kemanusiaan Lewat Sinema di Madani International Film Festival
Ufuk atau horison sebagai tema pokok festival Madani IFF, dipilih oleh penyelenggara karena identik dengan pikiran yang terbuka. Selain itu, dalam karya sastra, topik terkait ufuk juga seringkali identik dengan imajinasi sekaligus harapan yang luas.
Dalam konteks tematik dan programatik, panitia menyebut tema ini juga sebagai ikhtiar untuk mewujudkan peradaban baru yang lebih adil dan welas asih, dengan segala konteks sosio-kultural masyarakat, khususnya pasca pandemi Covid-19.
Selama satu minggu penyelenggaraan Madani IFF, sebanyak 70 film dari 22 negara, serta 15 diskusi dari 30 pembicara dalam dan luar negeri juga telah digelar secara langsung di ruang publik, menyajikan ragam perspektif dalam konteks perfilman.
"Lewat medium film sebagai media bercerita, Madani International Film Festival mengajak masyarakat agar tidak hanya berpegang pada satu narasi tunggal melainkan lebih toleransi menyikapi keberagaman," catat penyelenggara dalam siaran tertulisnya.
Tahun ini Madani International Film Festival juga bekerja sama dengan PickLock Films atas dukungan Direktorat Perfilman, Musik, Dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Republik Indonesia. Kolaborasi ini menghasilkan seri dokumenter berjudul The Quest yang menelusuri peradaban islam dan kehidupan masyarakat muslim di Aceh dan Bali.
Baca juga: 3 Film & Serial yang Wakili Indonesia di Busan International Film Festival 2022
PAda hari terakhir penyelenggaraan, Madani IFF juga meluncurkan buku bertajuk 99 Film Madani, untuk memudahkan dan memperkenalkan film-film Madani pada publik secara luas sekaligus sebagai perayaan festival tahun kelima tersebut.
Selain itu, melalui program East Cinema dan Short Film Competition Madani International Film Festival, pihak penyelenggara juga telah menerima 2.214 peserta kompetisi film pendek dari dalam dan luar negeri.
Penjurian finalis Short Film Competition dilakukan oleh Salman Aristo, (penulis), Sakdiyah Ma’aruf (komika dan peneliti di Islamic Culture), dan Nick Calpakdjian (creative producer).
Setelah berunding, juri sepakat memutuskan tiga pemenang film pendek dalam festival tersebut, yakni film berjudul Author karya Saeid Zarei Tabar, sutradara asal negeri Iran sebagai pemenang pertama.
Lalu film berjudul Udin’s Inferno karya Yogi S. Calam, sutradara asal Indonesia sebagai pemenang kedua. Dan terakhir, film berjudul Red Pen karya Abdou El Mesnaoui sutradara asal Maroko sebagai pemenang ketiga.
Para pemenang memperoleh hadiah sertifikat dan uang tunai masing-masing sebesar Rp15 juta untuk pemenang pertama, Rp10 juta untuk pemenang kedua, dan Rp5 juta untuk pemenang ketiga, dipotong pajak.
Madani IFF juga ditutup dengan pertunjukan Dance Perfomance dari Dansity yang mementaskan bagian reportoar bertajuk Ora Obah Ora Mamah dan pemutaran film Until Tomorrow (2022) karya Ali Asgari.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Pada gelaran tahun kelima ini, festival film yang punya fokus menampilkan keberagaman umat muslim di dunia itu mengambil tema Ufuk. Istilah ini dapat dipahami sebagai batas terjauh pandangan mata seseorang, atau batas antara bumi dan langit.
Baca juga: Merayakan Kemanusiaan Lewat Sinema di Madani International Film Festival
Closing Festival dari Madani Film Festival akan dilaksanakan pada malam ini, pukul 19.00 - 21.00 WIB
— CinefoxxID (@Cinefoxxid) October 15, 2022
Lokasi:
Epicentrum XXI, Jakarta pic.twitter.com/40GkufJkHr
Ufuk atau horison sebagai tema pokok festival Madani IFF, dipilih oleh penyelenggara karena identik dengan pikiran yang terbuka. Selain itu, dalam karya sastra, topik terkait ufuk juga seringkali identik dengan imajinasi sekaligus harapan yang luas.
Dalam konteks tematik dan programatik, panitia menyebut tema ini juga sebagai ikhtiar untuk mewujudkan peradaban baru yang lebih adil dan welas asih, dengan segala konteks sosio-kultural masyarakat, khususnya pasca pandemi Covid-19.
Selama satu minggu penyelenggaraan Madani IFF, sebanyak 70 film dari 22 negara, serta 15 diskusi dari 30 pembicara dalam dan luar negeri juga telah digelar secara langsung di ruang publik, menyajikan ragam perspektif dalam konteks perfilman.
"Lewat medium film sebagai media bercerita, Madani International Film Festival mengajak masyarakat agar tidak hanya berpegang pada satu narasi tunggal melainkan lebih toleransi menyikapi keberagaman," catat penyelenggara dalam siaran tertulisnya.
Tahun ini Madani International Film Festival juga bekerja sama dengan PickLock Films atas dukungan Direktorat Perfilman, Musik, Dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Republik Indonesia. Kolaborasi ini menghasilkan seri dokumenter berjudul The Quest yang menelusuri peradaban islam dan kehidupan masyarakat muslim di Aceh dan Bali.
Baca juga: 3 Film & Serial yang Wakili Indonesia di Busan International Film Festival 2022
Peluncuran Buku & Pengumuman Pemenang Festival Film Pendek
PAda hari terakhir penyelenggaraan, Madani IFF juga meluncurkan buku bertajuk 99 Film Madani, untuk memudahkan dan memperkenalkan film-film Madani pada publik secara luas sekaligus sebagai perayaan festival tahun kelima tersebut. Selain itu, melalui program East Cinema dan Short Film Competition Madani International Film Festival, pihak penyelenggara juga telah menerima 2.214 peserta kompetisi film pendek dari dalam dan luar negeri.
Penjurian finalis Short Film Competition dilakukan oleh Salman Aristo, (penulis), Sakdiyah Ma’aruf (komika dan peneliti di Islamic Culture), dan Nick Calpakdjian (creative producer).
Setelah berunding, juri sepakat memutuskan tiga pemenang film pendek dalam festival tersebut, yakni film berjudul Author karya Saeid Zarei Tabar, sutradara asal negeri Iran sebagai pemenang pertama.
Lalu film berjudul Udin’s Inferno karya Yogi S. Calam, sutradara asal Indonesia sebagai pemenang kedua. Dan terakhir, film berjudul Red Pen karya Abdou El Mesnaoui sutradara asal Maroko sebagai pemenang ketiga.
Para pemenang memperoleh hadiah sertifikat dan uang tunai masing-masing sebesar Rp15 juta untuk pemenang pertama, Rp10 juta untuk pemenang kedua, dan Rp5 juta untuk pemenang ketiga, dipotong pajak.
Madani IFF juga ditutup dengan pertunjukan Dance Perfomance dari Dansity yang mementaskan bagian reportoar bertajuk Ora Obah Ora Mamah dan pemutaran film Until Tomorrow (2022) karya Ali Asgari.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.