Beberapa jenis rokok elektrik atau vape. (Sumber gambar : CDC)

Wahai Pengguna Vape, Waspada Efek Inflamasi di Organ Tubuh

13 April 2022   |   14:47 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Rokok elektrik diklaim lebih aman dan sehat dibandingkan dengan rokok tembakau karena mengandung sedikit bahan kimia. Namun penelitian dari asosiasi kedokteran di UC San Diego School of Medicine, Amerika Serikat mengungkap bahwa rokok tersebut memicu peradangan di berbagai sistem organ tubuh.  

Profesor dari Asosiasi Kedokteran di UC San Diego School of Medicine Laura Crotty Alexander dan rekan-rekannya menguji rokok elektrik berbasis pod atau vape bermerek JUUL berikut varian rasanya. Vape dengan merk JULL sangat populer di kalangan penggemar Vape. Rasa favorit atau yang sering dikonsumsi adalah mint dan mangga. 

Pengujian terhadap dampak vape ini kemudian dilakukan dengan melibatkan tikus dewasa muda. Tikus itu dipapari aerosol JULL beraroma, tiga kali sehari selama tiga bulan. Hasilnya, peneliti menemukan tanda-tanda peradangan atau inflamasi. 

Crotty Alexander melihat efek inflamasi yang mencolok pada otak. Perubahan tambahan dalam ekspresi gen neuroinflamasi terpantau di nukleus accumbens, wilayah otak yang penting untuk motivasi dan pemrosesan penghargaan. 

Temuan tersebut menimbulkan kekhawatiran besar para peneliti karena peradangan saraf di wilayah ini dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan perilaku adiktif, yang selanjutnya dapat memperburuk penggunaan hingga kecanduan narkoba.

Kata Crotty Alexander banyak pengguna JUUL merupakan remaja atau dewasa muda yang otaknya masih berkembang. "Jadi cukup menakutkan untuk mengetahui apa yang mungkin terjadi di otak mereka mengingat bagaimana ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan perilaku mereka di masa mendatang," tuturnya dilansir dari Medical Xpress, Rabu (13/4/2022).

Ekspresi gen inflamasi juga meningkat di usus besar, terutama setelah satu bulan terpapar rokok elektrik. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit gastrointestinal. Sebaliknya, jantung menunjukkan penurunan tingkat penanda inflamasi. Penulis mengatakan keadaan imunosupresi ini dapat membuat jaringan jantung lebih rentan terhadap infeksi.

Untuk paru-paru, peneliti tidak menunjukkan tanda-tanda peradangan tingkat jaringan. Namun demikian, mereka melihat banyak perubahan ekspresi gen yang diamati dalam sampel. Oleh karena itu, Crotty Alexander menyerukan studi lebih lanjut tentang efek jangka panjang dari rokok elektrik berbasis pod pada kesehatan paru-paru.

Penelitian ini juga mencatat bahwa respon inflamasi dari setiap organ bervariasi tergantung pada rasa JUUL yang digunakan. Misalnya, jantung tikus yang menghirup aerosol mint jauh lebih sensitif terhadap efek pneumonia bakteri dibandingkan dengan tikus yang menghirup aerosol mangga.

Crotty Alexander menyebut ini menunjukkan bahwa bahan kimia perasa itu sendiri juga menyebabkan perubahan patologis. "Jika seseorang yang sering menggunakan rokok elektrik JUUL rasa mentol terinfeksi Covid-19, mungkin tubuh mereka akan merespons infeksi secara berbeda," tuturnya. 


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Awas Kebablasan, Cermat Atur Alokasi Tunjangan Hari Raya

BERIKUTNYA

Simpel & Lezat, Yuk Coba 3 Resep Sawi Hijau Ini untuk Buka Puasa

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: