Penuh Inspirasi, Ini Rekomendasi 8 Film Dokumenter yang Wajib Ditonton
23 September 2022 |
17:00 WIB
2
Likes
Like
Likes
4. Jiro Dreams of Sushi (2011)
Jiro Dreams of Sushi adalah film dokumenter Amerika berbahasa Jepang yang disutradarai oleh David Gelb pada 2011. Film ini mengikuti perjalanan Jiro Ono, seorang master sushi berusia 85 tahun dan pemilik Sukiyabashi Jiro, yang sebelumnya merupakan restoran bintang tiga Michelin.Sukiyabashi Jiro adalah restoran khusus sushi 10 kursi yang terletak di stasiun kereta bawah tanah Tokyo. Pada 2014, Jiro Ono menyajikan menu sekitar 20 hidangan, dengan harga minimal ¥30.000 (US$270).
Film ini juga menampilkan dua putra Jiro, keduanya juga koki sushu. Putra bungsunya, Takashi, meninggalkan Sukiyabashi Jiro untuk membuka restoran di Roppongi Hills. Sedang putra bungsu yang berusia 50 tahun, Yoshikazu, sedang bersiap menjadi penerus ayahnya, dia masih bekerja untuk Jiro dan dipersiapkan untuk mengambil alih restoran ini nantinya.
5. Jeen-Yuhs (2022)
Film Jeen-Yuhs ini menerima nominasi untuk Best Music Documentary di MTV Movie dan TV Awards 2022 dan Outstanding Documentary or Nonfiction Series di Primetime Emmy Awards ke-74. Buat Genhype yang penggemar berat Kanye West, wajib banget untuk nonton dokumenter ini.Kanye West memang musisi dan pebisnis berbakat, terlepas dari semua kontroversinya. Jeen-Yuhs berisi rekaman arsip yang belum dirilis dari dua dekade terakhir, termasuk kerier West di bidang musik dan mode, kematian ibunya, Donda West, hingga kampanye kepresidennya yang gagal pada 2020.
Variety melaporkan bahwa Netflix memperoleh film ini dengan harga sekitar US$30 juta dan akhirnya dirilis pada 2022. Dibagi menjadi 3 babak, VISION, PURPOSE, dan AWAKENING ditayangkan di Netflix mulai Februari hingga Maret 2022.
6. Becoming Warren Buffett (2017)
Warren Buffett adalah salah satu orang terkaya di dunia. Rahasia di balik kesuksesannya menjadi tulang punggung dari film dokumenter panjang HBO Becoming Warren Buffett.Berbeda dengan kekayaan dan pengaruhnya yang luar biasa, Buffett memiliki penampilan luar yang sederhana. Dia menyetir sendiri untuk bekerja setiap hari, dan bahkan mampir ke McDonalds lokal untuk sarapan sandwich murah di sepanjang jalan. Sampai hari ini, Buffett tinggal di kampung halamannya di Omaha, NE.
Ambisi Buffett dimulai sejak usia dini. Berbekal kecintaan yang mendalam pada angka dan keinginan untuk menjadi bosnya sendiri, ia melakukan perjalanan dari pintu ke pintu menjual koran, permen karet, dan soda pop sebagai anak muda. Dia mengajukan pengembalian pajak pertamanya pada usia 13 tahun, dan mulai menjual saham pada usia 20 tahun.
Dia mengalami banyak rintangan di sepanjang jalan, termasuk kecanggungan sosial, ketakutan yang mendalam untuk berbicara di depan umum dan catatan akademis yang beragam. Melalui tekad dan kerja keras, ia mengatasi kekurangannya dan akhirnya menjadi CEO Berkshire Hathaway, sebuah perusahaan induk yang memiliki beberapa bisnis paling terkenal di dunia.
Film berdurasi 90 menit ini menampilkan wawancara dengan anggota keluarga, teman, dan rekan bisnis Buffett yang komentarnya melengkapi lingkaran narasinya yang rumit.
Dengan cara bicaranya yang lugas, rendah hati, dan bersahaja, Buffett menjelaskan apa yang diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan kekayaan dalam semua aspek kehidupan.
Sutradara Peter W. Kunhardt membawa penonton untuk ikut merasakan kegembiraan ketika dia bertemu istrinya dan membeli rumah pertamanya, dan komitmen yang dia rasakan terhadap tujuan filantropi. Faktanya, Buffett memang memberikan sebagian besar kekayaannya untuk organisasi amal, dan mendesak miliarder lain untuk melakukan hal yang sama.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.