ilustrasi mengasuh anak autisme di rumah (sumber gambar: Freepik)

Begini Karakteristik, Cara Mengasuh dan Terapi Anak Autisme

11 September 2022   |   13:13 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Mengasuh anak dengan autisme bukan hal yang mudah dijalani. Tumbuh kembang anak autis memang memerlukan penanganan khusus dan ekstra. Meskipun demikian, orang tua tetap harus jadi pihak pertama yang mengasuh dan mendidik anak dengan autisme.

Ketua Program Studi S2 Magister Psikologi Universitas Diponegoro Dinie Ratri Desiningrum mengatakan dalam mengasuh anak autisme, orang tua memang punya peran penting. Namun, sebelum berbicara soal pengasuhan, orang tua mesti sudah menerima diri bahwa buah hatinya mengalami autisme.

Penerimaan diri itu penting karena akan membuat orang tua sadar akan kondisi yang akan dihadapinya. Anak autisme tentu membutuhkan penanganan ekstra. Orang tua pun dengan sendirinya akan meningkatkan pengetahuan atau skill dirinya untuk menjadi orang tua terbaik bagi anaknya.

Baca juga: Keren, Seniman Anak-Anak Autis Gelar Karya di Stasiun MRT Jakarta

Dinie menuturkan setiap anak autisme tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penangannya pun tidak sama. Setidaknya ada tiga karakteristik yang umumnya terjadi pada anak autisme.
 

Karakteristik anak dengan autisme.

Pertama, kesulitan dalam berkomunikasi. Hal itu dimulai dari adanya keterlambatan berbicara, ketika berbicara ucapannya tidak jelas, dan sebagainya. Kedua, kekhasan sifat atau perilakunya. Umumnya, anak autis melakukan sesuatu hal secara repetitif. Ketiga, kesulitan bersosialisasi.

“Ketika anak sulit bersosialisasi, bisa dibayangkan dia tidak akan punya teman. Dia enggak bisa berkomunikasi dengan siapa pun dengan baik. Jangankan teman, dengan keluarga, tetangga, atau saudara sendiri, dia tidak bisa menjalin sosialisasi dengan baik,” ujar Dinie kepada Hypeabis.id, Minggu (11/9).

Gara-gara ciri-ciri tersebut, tak jarang anak autisme mendapat pelabelan buruk, seperti anak aneh. Tentu itu semua harus dipahami orang tua. Kehidupan anak autisme ke depan akan terasa sulit.
 

Kunci pengasuhan anak autisme

Dengan kondisi yang tidak menentu, orang tua harus jadi garda terdepan bagi anak autisme. Rumah harus jadi tempat paling nyaman bagi anak autisme. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, anak bisa merasa nyaman berada di dekat orang yang paling dia percaya.

Kalau orang tua tidak bisa memahami, siapa lagi yang mau diharapkan? Jadi, orang tua sebaiknya memahami betul keterbatasan komunikasi anak, keterbatasan sikap dan perilaku anak, serta hal-hal lainnya.

Orang tua juga mesti pintar dalam melihat potensi di diri anak autisme. Orang tua harus jadi orang pertama yang memberi jalan dan memfasilitasi anak di bidang yang jadi kesukaannya.

“Kalau semisal dia suka melukis, orang tua mesti menyiapkannya. Misalnya, menyiapkan beberapa media lukisan, yang mana bisa membuat anak menuangkan hobinya,” kata Dinie.

Dinie menyebut cukup banyak anak autisme di Indonesia yang punya kelebihan dalam hal melukis. Jadi, biasanya anak-anak dibiarkan menyalurkan bakat melukis di tengah gangguan autisme. Sesekali, ajak anak untuk pergi ke dunia luar, seperti ikut lomba melukis khusus anak autisme.

Namun, bakat anak autisme bukan hanya melukis, sangat mungkin mereka juga bisa berbakat di bidang-bidang lainnya, seperti olahraga dan sebagainya.

Kemudian, Dinie juga menambahkan meski anak autisme tidak menjalin komunikasi seperti anak normal lain, tetapi orang tua harus tetap memberikan kasih sayang. Jadi, bagaimana orang tua mesti menghadirkan pelukan, pujian kepada anak, dan hal-hal lain.

“Mungkin anak meresponsnya seperti tidak memperhatikan, tidak menatap, tetapi tetap berikan pujian dan ajak bicara. Komunikasi verbal tidak boleh berhenti. Yakinlah sekian persen akan masuk ke dalam proses kognisi anak. Jadi, anak akan memahami atau mengingat kata-kata orang tuanya,” imbuhnya.
 

Terapi visual

Dinie mengungkapkan dalam beberapa terapi yang cukup dikembangkan di psikologi, biasanya orang tua bisa menggunakan terapi visual. Sebab, salah satu kelebihan anak autisme adalah memiliki memori visual yang di atas rata-rata.

Misalnya, orang tua bisa memberikan sejumlah kartu yang berisi gambar-gambar orang melakukan aktivitas tertentu. Orang tua bisa memancing anak untuk memilih kartu yang sesuai dengan apa yang dimau saat itu.

Cara ini bisa dipakai ketika anak autisme memiliki kendala dalam berkomunikasi. Dengan kartu berisi gambar, anak autisme bisa memilih gambar tertentu untuk kemudian dipahami oleh orang tuanya.

“Misalnya, anak memilih gambar roti. Orang tua bisa langsung mengenalkan nama barang tersebut ‘oh, mau roti?’. Atau ketika anak mengambil gambar bantal, ‘oh, mau tidur? Sudah mengantuk?’ dan sebagainya,” kata Dinie.

Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus Perlu Dorongan Minat dari Keluarga & Teman untuk Bangkit

Ketika anak dibiasakan melihat secara visual dan dia dilatih untuk ngomong, biasanya makin bertambahnya usia akan bisa memahami. Dinie mengatakan selain mengandalkan terapis dari luar, orang tua pun bisa melakukan tips-tips sederhana tersebut di rumah.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Googlenews)

Editor: Fajar Sidik
 

SEBELUMNYA

Memutihkan Gigi Pakai Baking Soda Aman Enggak Ya? Begini Kata Ahli

BERIKUTNYA

Recook Yuk! Intip Resep Brownies ala Chef Farah Quinn & Arnold Poernomo

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: