Penyakit Infeksi Paru-paru Langka Muncul, Renggut 4 Nyawa di Argentina
05 September 2022 |
08:03 WIB
1
Like
Like
Like
Satu lagi penyakit lama yang muncul kembali dan merenggut nyawa manusia. Dia adalah Legionnaires yang telah menyebabkan empat orang di Argentina Utara meninggal dunia dan total 11 orang telah terinfeksi. Sebelumnya, pasien dicurigai terinfeksi Covid-19, flu, dan hantavirus.
Namun, setelah hasil tes dikirim ke Institut Malbran di Buenos Aires, para ahli mengonfirmasi pasien positif terkena penyakit paru-paru langka itu. Kementerian kesehatan di Provinsi Tucuman, Argentina Utara menyebut pasien yang meninggal semuanya berasal dari karyawan klinik di San Miguel de Tucuman. Kematian terakhir terjadi pada seorang pria berusia 64 tahun dengan penyakit penyerta alias komorbid.
Sementara itu, empat pasien saat ini tetap menjalani perawatan di rumah sakit. “Tiga berada di bawah bantuan pernapasan di rumah, dengan gejala yang kurang parah,” kata Menteri Kesehatan Provinsi Tucuman Luis Medina Ruiz, dikutip dari Medical Xpress, Senin (5/8/2022).
Baca juga: Kenali 3 Faktor Risiko Gangguan Paru-paru pada Mantan Pasien Covid-19
Menteri Kesehatan Argentina Carla Vizzotti mengatakan semua pasien termasuk dalam kelompok risiko. Mereka merupakan perokok dan orang-orang dengan riwayat penyakit pernapasan, obesitas, diabetes dan tekanan darah tinggi.
Mereka semua menderita demam tinggi, nyeri tubuh, dan kesulitan bernapas. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Legionella yang menyebabkan gejala mulai dari flu, hingga infeksi paru-paru parah, dan pneumonia pada manusia. Pejabat setempat katanya sedang memeriksa pasokan air dan sistem pendingin udara klinik yang diduga sebagai perantara penyebaran bakteri ini.
Legionnaires pertama kali muncul pada 1976 dari kelompok veteran Legiun Amerika di kota Philadelphia, Amerika Serikat. Penyakit ini dikaitkand denggan air dan sistem pendingin udara yang terkontaminasi bakteri Legionella.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, bakteri ini ditemukan secara alami di lingkungan air tawar tetapi dapat tumbuh dan menyebar dalam sistem air bangunan. Legionella sering ditularkan ketika orang menghirup tetesan kecil atau droplet yang terkontaminasi di udara, atau kadang-kadang dari air yang mengandung bakteri.
Layanan Kesehatan Masyarakat Inggris mencatat penyakit ini memang seringkali ditemukan di sistem pendingin udara (AC), pelembab udara, kolam spa dan hot tub, serta keran dan pancuran yang tidak sering digunakan. Namun demikian, bakteri ini tidak ditularkan melalui air minum, orang lain yang terinfeksi, dan tempat-tempat seperti kolam, danau, juga sungai.
Infeksi paru-paru (pneumonia) ini menyebabkan gejala meliputi batuk, sulit bernapas, sakit dada, demam, dan gejala mirip flu. Menurut Kementerian Kesehatan Australia, pasien juga kerap mengalami nyeri otot, menggigil, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan diare.
Tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Gejalanya biasanya akan hilang dalam 2-4 hari. Kendati demikian, gejalanya bisa sangat menyakitkan dan kadang-kadang berakibat fatal alias menimbulkan kematian.
Ya, penyakit legionnaires dapat berkembang menjadi beberapa masalah komplikasi serius. Diantarnya paru-paru tidak mampu lagi menyuplai oksigen untuk tubuh atau tidak dapat menghilangkan cukup karbon dioksida pada aliran darah.
Komplikasi lainnya adalah gagal ginjal yakni ketidakmampuan organ tersebut untuk melakukan fungsinya sebagai pembuang racun dan menyeimbangkan cairan tubuh.
Seringkali sulit untuk membedakan penyakit Legionnaires dari jenis pneumonia lainnya hanya dengan gejalanya saja. Biasanya dokter akan melakukan rontgen dada untuk mendiagnosis pneumonia, tetapi diagnosis penyakit Legionnaires memerlukan tes khusus.
Tes berupa pemeriksaan sampel urin, dahak, dan darah. Sampel darah perlu diambil tiga sampai enam minggu secara terpisah untuk memeriksa antibodi dalam darah.
Penyakit ini paling sering menyerang paruh baya dan lansia, terutama mereka yang merokok atau memiliki penyakit paru-paru kronis. Peningkatan risiko juga terjadi pada orang-orang yang sistem kekebalannya ditekan oleh obat-obatan atau penyakit seperti kanker, gagal ginjal, diabetes, atau HIV.
Untuk mencegah penyakit ini, terapkan pola hidup bersih dan sehat seperti sering mencuci tangan dan lakukan pembersihan teratur dengan disinfektan sistem air rumah dan gedung, seperti pada AC, kolam renang, dan spa.
Selain itu, yang paling penting adalah berhenti merokok untuk mengurangi risiko infeksi. Merokok meningkatkan risiko seseorang terkena penyakti legionnaires bila dia terpapar bakteri legionella. Merokok juga berisiko tinggi terkena penyakit infeksi paru lainnya seperti bronkitis dan tuberkulosis.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Gita Carla
Namun, setelah hasil tes dikirim ke Institut Malbran di Buenos Aires, para ahli mengonfirmasi pasien positif terkena penyakit paru-paru langka itu. Kementerian kesehatan di Provinsi Tucuman, Argentina Utara menyebut pasien yang meninggal semuanya berasal dari karyawan klinik di San Miguel de Tucuman. Kematian terakhir terjadi pada seorang pria berusia 64 tahun dengan penyakit penyerta alias komorbid.
Sementara itu, empat pasien saat ini tetap menjalani perawatan di rumah sakit. “Tiga berada di bawah bantuan pernapasan di rumah, dengan gejala yang kurang parah,” kata Menteri Kesehatan Provinsi Tucuman Luis Medina Ruiz, dikutip dari Medical Xpress, Senin (5/8/2022).
Baca juga: Kenali 3 Faktor Risiko Gangguan Paru-paru pada Mantan Pasien Covid-19
Menteri Kesehatan Argentina Carla Vizzotti mengatakan semua pasien termasuk dalam kelompok risiko. Mereka merupakan perokok dan orang-orang dengan riwayat penyakit pernapasan, obesitas, diabetes dan tekanan darah tinggi.
Mereka semua menderita demam tinggi, nyeri tubuh, dan kesulitan bernapas. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Legionella yang menyebabkan gejala mulai dari flu, hingga infeksi paru-paru parah, dan pneumonia pada manusia. Pejabat setempat katanya sedang memeriksa pasokan air dan sistem pendingin udara klinik yang diduga sebagai perantara penyebaran bakteri ini.
Legionnaires pertama kali muncul pada 1976 dari kelompok veteran Legiun Amerika di kota Philadelphia, Amerika Serikat. Penyakit ini dikaitkand denggan air dan sistem pendingin udara yang terkontaminasi bakteri Legionella.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, bakteri ini ditemukan secara alami di lingkungan air tawar tetapi dapat tumbuh dan menyebar dalam sistem air bangunan. Legionella sering ditularkan ketika orang menghirup tetesan kecil atau droplet yang terkontaminasi di udara, atau kadang-kadang dari air yang mengandung bakteri.
Layanan Kesehatan Masyarakat Inggris mencatat penyakit ini memang seringkali ditemukan di sistem pendingin udara (AC), pelembab udara, kolam spa dan hot tub, serta keran dan pancuran yang tidak sering digunakan. Namun demikian, bakteri ini tidak ditularkan melalui air minum, orang lain yang terinfeksi, dan tempat-tempat seperti kolam, danau, juga sungai.
Infeksi paru-paru (pneumonia) ini menyebabkan gejala meliputi batuk, sulit bernapas, sakit dada, demam, dan gejala mirip flu. Menurut Kementerian Kesehatan Australia, pasien juga kerap mengalami nyeri otot, menggigil, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan diare.
Tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Gejalanya biasanya akan hilang dalam 2-4 hari. Kendati demikian, gejalanya bisa sangat menyakitkan dan kadang-kadang berakibat fatal alias menimbulkan kematian.
Ya, penyakit legionnaires dapat berkembang menjadi beberapa masalah komplikasi serius. Diantarnya paru-paru tidak mampu lagi menyuplai oksigen untuk tubuh atau tidak dapat menghilangkan cukup karbon dioksida pada aliran darah.
Komplikasi lainnya adalah gagal ginjal yakni ketidakmampuan organ tersebut untuk melakukan fungsinya sebagai pembuang racun dan menyeimbangkan cairan tubuh.
Ilustrasi kondisi pneumonia pada paru-paru. (Sumber gambar : Freepik/Macrovector)
Seringkali sulit untuk membedakan penyakit Legionnaires dari jenis pneumonia lainnya hanya dengan gejalanya saja. Biasanya dokter akan melakukan rontgen dada untuk mendiagnosis pneumonia, tetapi diagnosis penyakit Legionnaires memerlukan tes khusus.
Tes berupa pemeriksaan sampel urin, dahak, dan darah. Sampel darah perlu diambil tiga sampai enam minggu secara terpisah untuk memeriksa antibodi dalam darah.
Penyakit ini paling sering menyerang paruh baya dan lansia, terutama mereka yang merokok atau memiliki penyakit paru-paru kronis. Peningkatan risiko juga terjadi pada orang-orang yang sistem kekebalannya ditekan oleh obat-obatan atau penyakit seperti kanker, gagal ginjal, diabetes, atau HIV.
Baca juga: Simak 5 Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru agar Tetap Sehat
Untuk mencegah penyakit ini, terapkan pola hidup bersih dan sehat seperti sering mencuci tangan dan lakukan pembersihan teratur dengan disinfektan sistem air rumah dan gedung, seperti pada AC, kolam renang, dan spa.
Selain itu, yang paling penting adalah berhenti merokok untuk mengurangi risiko infeksi. Merokok meningkatkan risiko seseorang terkena penyakti legionnaires bila dia terpapar bakteri legionella. Merokok juga berisiko tinggi terkena penyakit infeksi paru lainnya seperti bronkitis dan tuberkulosis.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.