Ini Makna 'Wake Me Up When September Ends', Lagu Green Day yang Viral di Twitter

Mulai hari ini, Kamis (1/9/2022), bulan September resmi dimulai dengan satu kata viral Wake Me Up When September Ends yang masuk ke dalam daftar tren Twitter. Berdasarkan pantauan Hypeabis.id, tren ini merupakan bentuk penyambutan dari masuknya bulan September setelah berakhirnya bulan Agustus.

Namun, tren Wake Me Up When September Ends sendiri juga berakar dari lagu milik Green Day yang rilis pada 13 Juni 2005. Lagu ini merupakan single keempat dari album studio ketujuhnya, American Idiot, pada 2004. Melansir dari Rolling Stones dan Song Facts, lagu ini memiliki makna mendalam terkait dengan sang vokalis, Billie Joe Armstrong.

Baca juga: Selain Little Women, Ini 9 Drama Korea yang Akan Tayang September 2022

Dalam segi inspirasi, Wake Me Up When September Ends merupakan lagu yang ditulis Armstrong setelah ayahnya meninggal akibat kanker esofagus pada September 1982 atau saat dirinya berusia 10 tahun. Dalam sebuah wawancara pada 2015, Armstrong menjelaskan bahwa lagu tersebut merupakan lagu yang memiliki kesan autobiografi paling jelas.

Secara narasi dalam album American Idiot, lagu ini memiliki narasi yang sama sekali tidak terkait dengan lagu-lagu lainnya dalam album yang sama. Pasalnya, narasi lagu-lagu dalam American Idiot mengusung konsep tentang ekspresi ketidaksenangan akibat berbagai kejadian yang tidak mengenakkan seperti 9/11 dan Perang Irak.
 
Lebih rinci, makna lagu ini bercerita tentang memori Armstrong terhadap kematian ayahnya dengan beberapa rincian seperti tahun-tahun yang sudah berlalu dan ucapan 'Wake me up when September ends' yang merupakan pernyataannya sebagai respons untuk ibunya. Kala itu, dia mengatakan hal tersebut saat selesai pemakaman dengan dirinya yang berlari ke rumah dan mengunci dirinya.

Tak hanya itu, lagu ini juga memuat ungkapan duka yang dirasakannya setiap tahun saat bulan September datang. Baginya, September adalah bulan perayaan yang terasa menyedihkan karena memori tersebut menempel dalam dirinya hingga akhirnya perasaan tersebut hilang setelah beberapa tahun.

Dalam acara Howard Stern Show pada 2019, dia bercerita bahwa kini lagu tersebut menjadi sesuatu yang emosional hingga butuh beberapa waktu baginya untuk bisa siap secara perasaan agar bisa membawakannya dengan baik. Kini, lagu tersebut bermakna sebagai penghormatan bagi sang ayah yang telah meninggal selama kurang lebih 40 tahun.
 

Momentum Advokasi Kemanusiaan

Terlepas dari makna mendalam dari Green Day, Wake Me Up When September Ends juga digunakan sebagai lagu advokasi perdamaian sekaligus penghormatan atas kejadian bencana alam. Mengutip situs American Songwriter, video klip dari lagu ini memiliki kisah yang terkait dengan peperangan dan tentara.

Beberapa adegan dalam video klip tersebut mengarah pada peperangan yang memicu perasaan sakit hati karena sang kekasih yang harus bertugas di medan perang. Samuel Bayer yang menyutradarai video klip tersebut menceritakan bahwa dia sempat menulis treatment video klip dari rangkaian wawancara dengan sejumlah tentara yang berperang akibat dorongan iklan televisi.

Baca juga: Lucas NCT Unggah Foto Instagram Saat Hiatus, Ini Maknanya

Respons yang diterima bervariasi, di mana sebagian beranggapan bahwa pesan video klipnya memiliki fungsi sebagai iklan kebebasan berekspresi tentang perdamaian. Lainnya menganggap video klipnya kurang baik karena dianggap mengeksploitasi Perang Irak untuk keperluan hiburan.

Selain Perang Irak, Badai Katrina juga menjadi salah satu kejadian yang mendorong popularitas lagu tersebut. Awalnya, lagu ini hanya dipasangkan sebagai lagu latar untuk sebuah video berisi kompilasi peliputan media massa tentang bencana alam. Namun, hal ini menjadi populer setelah Green Day membawakan lagu dalam konser penggalangan dana ReAct Now: Music and Relief milik MTV.


Editor: Roni Yunianto