Lukisan karya Raden Saleh di Istana Merdeka dalam foto yang diunggah Menkeu Sri Mulyani (sumber gambar: Instagram Sri Mulyani Indrawati @smindrawati)

Foto Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Unggahan Sri Mulyani Jadi Perhatian Netizen

30 August 2022   |   16:01 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengunggah foto pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. Meskipun keterangan fotonya tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sejumlah netizen justru fokus pada lukisan dalam foto tersebut yang terpajang di tembok Istana Merdeka.

Diketahui lukisan tersebut adalah lukisan berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro yang merupakan lukisan karya pelukis old master Raden Saleh Syarif Bustaman.

Akun Instagram @anindyapradya menuliskan salfok (salah fokus) dengan lukisannya. Sementara akun lainnya, yakni @rahmatiia_ juga menuliskan komentar yang sama, yakni salah fokus dengan lukisan yang berada di belakang Presiden Joko Widodo. 

Baca juga: Ini Loh Lukisan Raden Saleh yang Mendunia

Adapun akun Instagram @rully_photography menuliskan bahwa lukisan asli sang maestro berada di Istana Merdeka. "Oh, jadi di sini lukisan asli Raden Saleh," tulisnya. 
2

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, lukisan tersebut tertulis sebagai lukisan pertama yang dibuat oleh sang seniman. Penangkapan Pangeran Diponegoro menggambarkan peristiwa perjuangan Indonesia saat melawan penjajah.

Lukisan itu mengacu pada peristiwa sebenarnya yang memang terjadi pada masa lampau. Sang seniman membuat lukisan berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro sebagai respons dari lukisan Nicolaas Pieneman (1809-1860).

Saat itu, Nicolaas Pieneman mendapatkan tugas untuk mendokumentasikan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh pemerintah Belanda. Raden Saleh diduga melihat lukisan Pieneman saat tinggal di Eropa, yang momnnya berdekatan dengan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro.

Raden Saleh yang melukis peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro tersebut mengambil sudut pandang yang berbeda dengan Pieneman. Perbedaan ini dipandang sebagai bentuk nasionalisme sang seniman.

Perbedaan tersebut terlihat pada beberapa bagian. Pertama, Pieneman menggambarkan Pangeran Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah. Sementara itu, Raden Saleh menggambarkan sang pangeran dengan raut wajah yang tegas dan menahan marah.

Dari sisi judul, Pieneman memberikan judul Penyerahan Diri Diponegoro. Adapun Raden Saleh memberikan judul lukisan yang dibuat dengan Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Tidak hanya itu, Raden Saleh juga tidak menggambar bendera Belanda dalam karya Penangkapan Pangeran Diponegoro. Kondisi ini berbeda dengan lukisan Pieneman yang menggambarkan bendera Belanda dalam karyanya.

Raden Saleh mulai membuat sketsa lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro pada 1856, dan menyelesaikannya pada 1857. Setelah sempurna, sang seniman kemudian mengabarkan hasil karyanya itu kepada seorang temannya di Jerman, Duke Ernst II dengan judul Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des javanischen Häuptings Diepo Negoro atau lukisan bersejarah tentang penangkapan seorang pemimpin Jawa Diponegoro.

Lalu, sang maestro memberikan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro kepada Raja Belanda Willem III guna menggambarkan pandangan sang seniman terkait penangkapan Pangeran Diponegoro yang berbeda dengan pandangan Pieneman.

Kerajaan Belanda menyerahkan lukisan sang seniman kepada pemerintah Indonesia pada 1975 bersamaan dengan realisasi perjanjian kebudayaan antara Indonesia dan Belanda yang disepakati pada 1969.

Lukisan sang maestro pernah mengalami restorasi pada 2013 silam. Restorasi yang dilakukan oleh Susanne Erhards, seorang ahli restorasi dari Jerman dengan dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Goethe Institute Indonesia terkait pernis lukisan.
 
Pada 27 September 2013, lukisan Raden Saleh yang telah mendapatkan restorasi kemudian diserahkan ke Sekretariat Negara.

Untuk diketahui, masyarakat mulai memberikan perhatian tentang lukisan bersejarah Indonesia ini setelah film Mencuri Raden Saleh garapan sutradara Angga Dwimas Sasongko tayang di bioskop di seluruh Indonesia sejak pekan lalu.

Dilansir dari akun Instagram @visinemaid, film yang dirilis di bioskop seluruh Indonesia pada 25 Agustus 2022 itu telah mencapai 650.000 penonton sejak penayangan perdananya. Film Mencuri Raden Saleh bercerita tentang sekelompok pemuda yang membutuhkan uang harus mencuri lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro dengan membuat lukisan palsunya.

Ya, demi mendapatkan uang dengan cepat, Piko (Iqbal Ramadhan), Ucup atau Yusuf (Angga Yunanda), dan Sarah (Aghniny Haque) akhirnya menerima tawaran dari Permadi, seorang mantan presiden, untuk mencuri lukisan karya seniman Raden Saleh Bustaman di Istana Negara berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Baca juga: Simak 6 Fakta Menarik Film Mencuri Raden Saleh

Tawaran itu datang setelah melihat lukisan tiruan berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro yang dibuat oleh Piko. Ketiganya pun menerima tawaran itu mengingat besaran bayaran yang menjanjikan.

Agar rencana pencurian berjalan lancar, mereka membangun sebuah tim dengan berbagai keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan misi tersebut, dan dipilihlah kakak dan beradik yang mengerti tentang mesin serta seorang anak orang kaya.

Angga Dwimas Sasongko menuturkan bahwa film Mencuri Raden Saleh adalah sebuah karya yang membuktikan bahwa perfilman Indonesia juga dapat memproduksi film dengan genre yang beragam, dan menepis sikap skeptis sejumlah pihak terhadap industri sinema di Tanah Air. 

Editor: Fajar Sidik

 

SEBELUMNYA

Koleksi Fesyen Anak di Oadkids Didominasi UMKM Lokal

BERIKUTNYA

Dari Pasar Seni, NFT Berpotensi Guncang Lanskap Aset Digital

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: