Tangan Sering Kesemutan Saat Ngetik? Waspada Tanda Carpal Tunnel Syndrome
30 August 2022 |
21:30 WIB
Genhype, kamu sering merasa kebas atau kesemutan pada tangan? Hati-hati, bisa jadi itu tanda Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau sindrom lorong kapal yang disebabkan oleh saraf terjepit di pergelangan tangan. Kondisi ini bisa muncul karena aktivitas rutin yang dilakukan secara monoton dan berulang seperti mengetik.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery yang berpraktik di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Oryza Satria, menerangkan pada tangan manusia ada kanal yang terbentuk dari struktur tulang-tulang pergelangan tangan dan beratapkan ligamen (carpal transversal). Karena terbentuk dari struktur tulang dan ligamen yang berfungsi seperti dinding padat, ukuran kanal ini tidak berubah.
Kanal yang disebut kanal carpal ini berisikan tendon fleksor, selubung tendon, serta saraf yang mengatur fungsi gerak dan rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, serta setengah jari manis. Namun, meski terbentuk dari struktur padat dan bersifat tetap, bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan seperti CTS.
Baca juga: Apa itu Sindrom Ramsay Hunt? Ini Penjelasan, Gejala & Tindakan Pencegahannya
Oryza menyebut secara umum ada dua hal yang menyebabkan terjadinya CTS. Pertama yakni peningkatan tekanan dari dalam kanal karpal yang disebabkan karena perubahan keseimbangan cairan dalam tubuh. Misalnya pada ibu hamil, wanita yang menopause, menggunakan kontrasepsi oral, orang dengan obesitas, pasien gagal ginjal, hipotiroid.
Kemudian, pasien gagal jantung, memiliki tumor atau kista, patah tulang (fraktur) pada pergelangan tangan, peradangan sendi (arthritis), perubahan bentuk tangan (deformitas) akibat patah tulang, lepasnya sendi (dislokasi), atau pendarahan internal yang signifikan
Kedua yakni adanya peningkatan tekanan dari luar kanal karpal yang disebabkan karena pemakaian sarung tangan yang terlalu sempit. Selain itu, adanya perubahan kontur kanal carpal yang menyebabkan perubahan volume kanal karpal, kondisi ini bisa terjadi akibat pergelangan tangan digunakan untuk menekuk dan mengangkat secara berulang dan dalam waktu lama.
“Mengetik atau penggunaan mouse juga termasuk dalam jenis aktivitas yang dimaksud,” ujarnya dikutip Hypeabis.id, Selasa (30/8/2022).
Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan CTS adalah karena gangguan fungsi saraf yang bisa terjadi akibat dari diabetes, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin, atau paparan toksin.
Baca juga: Kenali Sindrom Menopause; Gejala & Cara Mengatasinya
Secara umum, gejala yang timbul akibat CTS dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Pada tahap awal, penderita akan sering terbangun di malam hari karena merasa kebas, kesemutan, tersayat, terbakar, dan rasa penuh atau bengkak pada tangan, padahal tidak ada pembengkakan. “Biasanya rasa nyeri akan hilang setelah mengibaskan tangan,” imbuhnya.
Pada tahap kedua, kata Oryza akan timbul rasa kebas atau kesemutan pada siang hari atau sepanjang hari, terutama saat melakukan aktivitas yang melibatkan pergelangan tangan. Pada tahap ini, kekuatan tangan bisa berkurang, benda yang sedang dipegang pun bisa terjatuh.
Pada tahap tiga, penderita akan mengalami rasa kebas yang menetap dan ibu jari menjadi lemah akibat menipisnya jaringan otot (athrophy).
Oleh karena itu, Oryza menyarankan apabila mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery. Sebab, CTS yang telah mencapai tingkat lanjut memerlukan penanganan ekstra dan waktu penyembuhan yang lebih lama.
Hasil dari tindakan pun lebih sulit diprediksi, sehingga tetap ada kemungkinan bagian tangan yang terdampak CTS tidak sepenuhnya kembali seperti semula setelah operasi.
Oryza menyebut dokter biasanya akan melakukan analisis berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Pasien juga dapat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lokasi, tingkat, serta penyebab CTS.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery yang berpraktik di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Oryza Satria, menerangkan pada tangan manusia ada kanal yang terbentuk dari struktur tulang-tulang pergelangan tangan dan beratapkan ligamen (carpal transversal). Karena terbentuk dari struktur tulang dan ligamen yang berfungsi seperti dinding padat, ukuran kanal ini tidak berubah.
Kanal yang disebut kanal carpal ini berisikan tendon fleksor, selubung tendon, serta saraf yang mengatur fungsi gerak dan rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, serta setengah jari manis. Namun, meski terbentuk dari struktur padat dan bersifat tetap, bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan seperti CTS.
Baca juga: Apa itu Sindrom Ramsay Hunt? Ini Penjelasan, Gejala & Tindakan Pencegahannya
Oryza menyebut secara umum ada dua hal yang menyebabkan terjadinya CTS. Pertama yakni peningkatan tekanan dari dalam kanal karpal yang disebabkan karena perubahan keseimbangan cairan dalam tubuh. Misalnya pada ibu hamil, wanita yang menopause, menggunakan kontrasepsi oral, orang dengan obesitas, pasien gagal ginjal, hipotiroid.
Kemudian, pasien gagal jantung, memiliki tumor atau kista, patah tulang (fraktur) pada pergelangan tangan, peradangan sendi (arthritis), perubahan bentuk tangan (deformitas) akibat patah tulang, lepasnya sendi (dislokasi), atau pendarahan internal yang signifikan
Kedua yakni adanya peningkatan tekanan dari luar kanal karpal yang disebabkan karena pemakaian sarung tangan yang terlalu sempit. Selain itu, adanya perubahan kontur kanal carpal yang menyebabkan perubahan volume kanal karpal, kondisi ini bisa terjadi akibat pergelangan tangan digunakan untuk menekuk dan mengangkat secara berulang dan dalam waktu lama.
“Mengetik atau penggunaan mouse juga termasuk dalam jenis aktivitas yang dimaksud,” ujarnya dikutip Hypeabis.id, Selasa (30/8/2022).
Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan CTS adalah karena gangguan fungsi saraf yang bisa terjadi akibat dari diabetes, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin, atau paparan toksin.
Baca juga: Kenali Sindrom Menopause; Gejala & Cara Mengatasinya
Gejala CTS
Setidaknya ada beberapa gejala yang bisa dialami ketika terjadi gangguan pada kanal carpal. Namun, paling utama adalah mati rasa atau kesemutan pada ibu jari. “Bisa juga disertai dengan rasa tersayat, tertusuk, terbakar pada jari telunjuk dan tengah serta setengah atau seluruh jari manis,” jelas Oryza.Secara umum, gejala yang timbul akibat CTS dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Pada tahap awal, penderita akan sering terbangun di malam hari karena merasa kebas, kesemutan, tersayat, terbakar, dan rasa penuh atau bengkak pada tangan, padahal tidak ada pembengkakan. “Biasanya rasa nyeri akan hilang setelah mengibaskan tangan,” imbuhnya.
Pada tahap kedua, kata Oryza akan timbul rasa kebas atau kesemutan pada siang hari atau sepanjang hari, terutama saat melakukan aktivitas yang melibatkan pergelangan tangan. Pada tahap ini, kekuatan tangan bisa berkurang, benda yang sedang dipegang pun bisa terjatuh.
Pada tahap tiga, penderita akan mengalami rasa kebas yang menetap dan ibu jari menjadi lemah akibat menipisnya jaringan otot (athrophy).
Oleh karena itu, Oryza menyarankan apabila mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery. Sebab, CTS yang telah mencapai tingkat lanjut memerlukan penanganan ekstra dan waktu penyembuhan yang lebih lama.
Hasil dari tindakan pun lebih sulit diprediksi, sehingga tetap ada kemungkinan bagian tangan yang terdampak CTS tidak sepenuhnya kembali seperti semula setelah operasi.
Oryza menyebut dokter biasanya akan melakukan analisis berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Pasien juga dapat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lokasi, tingkat, serta penyebab CTS.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.