Ilustrasi orang tua (Sumber gambar: Unsplash/Philippe Leone)

Kenali Sindrom Menopause, Gejala & Cara Mengatasinya

14 June 2022   |   16:27 WIB

Suatu ketika Shinta bercerita tentang ibunya, yang tengah memasuki usia paruh baya. Akhir-akhir ini ibunya lebih emosional; sering merasa cemas, cepat tersinggung, mudah menangis, gelisah, gugup, dan berubah-ubah suasana hatinya. Awalnya Shinta mengira itu hanya gejala pre-menstrual syndrome (PMS), yang biasa terjadi pada banyak perempuan.

Namun, setelah ibunya bercerita sudah beberapa bulan tidak mengalami menstruasi, baru dia tersadar semua itu adalah gejala-gejala menopause. Lantas seperti apa sindrom ini? Berikut informasi yang sudah Hypeabis.id himpun dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 14 Agustus 2016.
 

Apa itu Menopause?

Menopause adalah proses alami fisiosiklus berhentinya menstruasi sejalan dengan lanjutnya usia seorang perempuan. Rata-rata perempuan mengalami menopause pada usia antara 40 tahun—50 tahun, yang disertai dengan penurunan produksi hormon estrogen secara signifikan.

Perubahan hormonal itu kerap memberi dampak fisik dan psikologis bagi perempuan. Dampak fisiknya mencakup kulit kering dan menipis, rambut rontok, mata kering, kuku lapuk, gusi berdarah, penurunan libido, pengeringan vagina, dan infeksi saluran kencing.
 

Dampak Menopause

Adapun, dampak psikologisnya bisa berupa gejala depresi seperti kecemasan berlebihan, paranoia, mudah marah dan tersinggung oleh hal-hal sepele, merasa dirinya adalah beban, sedih berlebihan, tertekan, dan selalu berpikiran negatif hingga sulit tidur.

Nah, dampak psikologis tersebut harus benar-benar dipantau agar perempuan yang memasuki periode menopause tidak kehilangan semangat hidupnya dan berujung pada keinginan untuk mengakhiri hidup atau penyakit fisik seperti kanker, jantung koroner, dan hipertensi.

Psikolog Cecilia Setiawan mengungkapkan, lebih dari 50% perempuan mengidentikkan menopause sebagai proses negatif. Akibat perubahan hormonal, perempuan menopause cenderung mengalami peralihan suasana hati yang drastis.

Gejala Menopause

Ternyata, lanjutnya, gejala depresi saat menopause lebih banyak terjadi pada perempuan yang memiliki daya adaptasi yang rendah terhadap perubahan. Akibatnya, stres berkepanjangan karena sindrom menopause pun tidak bisa dihindari.

Pada beberapa perempuan, menopause juga disertai dengan perubahan pola makan yang ekstrem; entah menjadi terlalu banyak makan atau justru kehilangan nafsu makan.Banyak juga yang dihantui insomnia setiap malam, sehingga berujung pada gangguan emosional.
 

Cara Mengatasi Stres Saat Menopause

Menurut Cecilia, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala stres saat menopause. Salah satunya adalah melakukan tindakan medis seperti pemberian suntik hormon estrogen untuk terapi meredakan stres.

Cara lainnya adalah memenuhi pikiran dengan bayangan-bayangan positif. Jangan menghantui diri dengan pikiran bahwa proses menopause adalah momok yang bisa menghambat perempuan untuk mencapai kebahagiaan.

Anda dapat mengalihkan pikiran negatif dengan bergaul bersama sahabatsahabat, sharing ide dengan orang-orang terkasih, maupun melakukan perjalanan wisata agar tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.
1
2


SEBELUMNYA

Yuk Icip Menu Legendaris Khas Kerajaan Bali

BERIKUTNYA

Selain Al Mumtadz, Ini 10 Masjid Rancangan Ridwan Kamil

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: