Poin penting dari upaya mengembangkan karakter empati pada anak adalah memberi contoh dan memiliki toleransi (sumber gambar ilustrasi: pexels/ cottonbro)

Bunda, Ini Loh Pentingnya Pengembangan Empati Anak Sejak Dini

29 August 2022   |   13:31 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Pendampingan, pengenalan, dan pengembangan karakter empati pada anak sejak dini merupakan kegiatan yang esensial untuk dilakukan oleh orang tua. Hal tersebut penting diupayakan agar si buah hati dapat tumbuh menjadi manusia yang peduli dan memahami sesama. 

Pendidik Prasekolah Rumah Main Cikal, Ina Winangsih, mengatakan penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak sejak usia seawal mungkin, mengenai aksi atau tindakan kecil yang mengandung nilai dan refleksi pengembangan dari karakter empati.

“Agar kelak anak dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya, menerima, dan bahkan diterima oleh lingkungannya,” katanya.

Baca juga: Moms, Begini Loh Cara Cegah Tantrum pada Anak 

Dia menuturkan bahwa orang tua perlu lebih dahulu memahami secara khusus apa sebenarnya hakikat empati yang dapat ditumbuhkan kepada anak, dan dari mana orang tua dapat menerapkan empati tersebut.

Menurutnya, orang tua dapat memulai dari memahami bahwa setiap orang memiliki karakter dan perasaan yang berbeda-beda ketika menghadapi suatu masalah tertentu, termasuk dalam menumbuhkan empati terhadap anak-anak.

“Empati merupakan kemampuan anak untuk dapat merasakan dan memahami keberadaan orang lain sebagai individu yang juga memiliki karakter dan perasaan yang berbeda-beda,” katanya. 

Baca juga: Begini Cara Melatih Kreativitas & Imajinasi pada Anak 

Menurutnya, poin penting dari upaya mengembangkan karakter empati pada anak adalah memberi contoh dan memiliki toleransi. Dia mengatakan orang tua perlu memiliki sikap empati yang dapat dijadikan contoh oleh anak.

Orang tua, paparnya, juga perlu melihat bahwa setiap anak memiliki kemampuan, situasi, dan pengalaman yang berbeda-beda. Jadi, menurutnya, orang tua juga harus memiliki toleransi terhadap hal-hal yang dapat memengaruhi pertumbuhan karakter empati anak.

“Baik toleransi pada perbedaan proses belajar anak, maupun toleransi pada beberapa hal yang ada di sekitar anak.” tambahnya.

Orang tua, kata Ina, juga perlu memahami secara utuh fase dari pengembangan empati itu sendiri dalam diri anak. Dia menuturkan bahwa empati adalah sesuatu yang dapat diobservasi menggunakan panca indera dan dapat dirasakan secara emosional.
 
Dalam mengukur pengembangan dan pengasahan empati anak sejak dini, Ina menuturkan tidak bisa dengan metode kuantitatif. Menurutnya, keberhasilan pengembangan empati anak sejak usia dini di jenjang pra sekolah dapat dilihat dari proses interaksi anak, pengelolaan emosi, dan cara anak memahami segala hal di sekitarnya.

“Ketika anak bisa memahami dan meregulasi emosinya sendiri, ketika anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya, ketika anak dapat memahami isu atau masalah yang terjadi, dan sebagainya, maka karakter empati anak akan terus berkembang.” Katanya. 

Baca juga: 5 Kiat Pola Asuh yang Tepat untuk Anak Hebat
 

Peran Institusi Pendidikan 

Sementara itu, dalam pengembangan empati anak, institusi pendidikan pra sekolah juga perlu berupaya dan berkolaborasi bersama orang tua. Sekolah dapat menanamkan karakter empati dari kegiatan dan interaksi sehari-hari.

Mereka dapat diajari untuk saling berbagi bersama teman dan mencoba menenangkan teman yang bersedih. Selain itu, guru juga harus berusaha memberikan pengertian bahwa teman yang sedih atau marah membutuhkan waktu dan ruang.

Sekolah juga dapat menghadirkan berbagai aksi sebagai upaya agar aak usia dini dapat berinteraksi dengan teman yang berbeda sekolah dan budaya. Anak-anak dapat diajak untuk saling memperkenalkan budaya sendiri-sendiri dengan cara bermain menggunakan bahasa daerah.

Memperkenalkan anak dengan teman-teman yang sebaya dan berbeda budaya penting untuk dilakukan lantaran anak adalah bagian dari warga dunia yang berdaya mengharuskan mereka berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain.

“Dengan memiliki karakter empati, anak akan lebih mudah menerima dan diterima di lingkungannya dengan baik.” Kata Ina.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 
 

SEBELUMNYA

Kalian Para Musisi Jaz, Kuy Ikutan Open Call Salihara Jazz Buzz 2023

BERIKUTNYA

NASA Luncurkan Roket Misi Artemis 1, Manusia Kembali Menjelajahi Bulan Usai Hiatus 50 Tahun

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: