Art Jakarta Jadi Ajang Penting Bagi Perkembangan Pasar Seni
26 August 2022 |
21:34 WIB
Ajang Art Jakarta 2022 disebut menjadi salah satu peristiwa kesenian yang paling penting di dalam negeri yang berskala internasional, dan diharapkan dapat menjadi pemicu gairah pasar seni (art market) dalam negeri agar dapat bangkit dan berkembang hingga ke pasar dunia.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan bahwa ajang ini menjadi salah satu yang paling penting, bukan hanya karena lingkupnya yang berskala internasional dan bisa mendatangkan galeri dan seniman dari berbagai belahan dunia.
“Tapi juga posisinya sebagai art market,” katanya di sela-sela pembukaan Art Jakarta 2022 di JCC Senayan Jakarta, Jumat 26 Agustus 2022.
Baca juga: Angkat Literasi, Dedy Sufriadi Tampilkan Instalasi dari 16.000 Buku di Art Jakarta 2022
Menurutnya, tidak banyak pasar seni di Indonesia, dan Art Jakarta adala salah satu dari sedikit pasar seni yang juga dikelola sangat profesional. Baginya, urusan seperti kuratorial dan presentasi karya sangat bagus sehingga membuat orang berminat untuk membeli karya seni.
Dia juga melihat Art Jakarta memiliki jaringan yang sangat bagus dengan berbagai institusi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dia menilai penyelenggaraan Art Jakarta di Ibu Kota juga membuat ajang ini sangat strategis karena bisa diakses oleh banyak orang.
“Lain dari itu, saya kira sebagai peristiwa kesenian yang dengan cepat bisa bangkit setelah dihantam pandemi,” tegasnya.
Dia menilai bahwa banyak peristiwa lain pada akhirnya harus tertunda lantaran pandemi. Menurutnya, banyak penyelenggara ajang kesenian memilih menunda ajang agenda seni karena pandemi yang belum kunjung selesai.
“Begitu dibuka kesempatan langsung jalan, ready. Sebelummya dalam beberapa bulan mereka bikin Art Jakarta Gardens. Itu saja sudah luar biasa karena mereka hadir dengan kekuatan penuh, dan saya sangat terkesan,” tuturnya.
Hilmar mengatakan bahwa pasar seni di dalam negeri saat ini -seperti pasar apa pun di dunia- mengalami guncangan. Menurutnya, para pembeli karya seni selama ini melihat karya seni bukan hanya karya untuk dinikmati, tapi juga sebagai investasi sehingga mereka beli dengan harapan suatu hari nanti bisa menguntungkan.
"Untuk waktu yang cukup lama, arus ini bekerja dengan baik, dan cukup hidup. Dan Indonesia, khususnya Art Jakarta menjadi salah satu komponen yang penting dalam art market di Asia," ujarnya.
Menurut Hilmar, tantangan besar pasar seni di dalam negeri bukan hanya pandemi Covid-19, tetapi juga digitalisasi. Saat ini, semakin banyak karya seni yang didistribusi bahkan dihasilkan dengan teknologi digital, dan semua pihak belum tahu masa depannya seperti apa.
Para seniman juga harus siap mengantisipasi perkembangan pada masa yang mendatang dalam dunia seni, lantaran berbagai macam perkembangan terkait karya seni makin masif, seperti Non-Fungible Token (NFT).
Sementara itu, Hilmar memastikan bahwa pemerintah dalam proses konsolidasi seluruh aset museum dan galeri yang ada di dalam negeri, dalam rangka mengantisipasi perkembangan seni di masa mendatang. "Jadi ada 22 [museum dan galeri] yang kita tempatkan di bawah satu payung, yang sekarang ini ada di bawah Badan Layanan Umum (BLU) Museum Cagar dan Budaya," katanya.
Baca juga: Art Jakarta 2022 Digelar, Begini Cara Beli Tiket & Tata Tertibnya
Dia menjelaskan bahwa BLU memiliki cara beroperasi yang agak berbeda dengan satuan kerja pemerintah lainnya. Jika satuan kerja pemerintah lain tidak ada revenue, BLU bisa mencari pendapatan.
Menurutnya, satuan kerja dalam bentuk BLU bisa kerja sama dengan institusi seperti Art Jakarta. Namun, tidak mencari keuntungan sehingga bebannya lebih ringan.
Editor: Fajar Sidik
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan bahwa ajang ini menjadi salah satu yang paling penting, bukan hanya karena lingkupnya yang berskala internasional dan bisa mendatangkan galeri dan seniman dari berbagai belahan dunia.
“Tapi juga posisinya sebagai art market,” katanya di sela-sela pembukaan Art Jakarta 2022 di JCC Senayan Jakarta, Jumat 26 Agustus 2022.
Baca juga: Angkat Literasi, Dedy Sufriadi Tampilkan Instalasi dari 16.000 Buku di Art Jakarta 2022
Menurutnya, tidak banyak pasar seni di Indonesia, dan Art Jakarta adala salah satu dari sedikit pasar seni yang juga dikelola sangat profesional. Baginya, urusan seperti kuratorial dan presentasi karya sangat bagus sehingga membuat orang berminat untuk membeli karya seni.
Dia juga melihat Art Jakarta memiliki jaringan yang sangat bagus dengan berbagai institusi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dia menilai penyelenggaraan Art Jakarta di Ibu Kota juga membuat ajang ini sangat strategis karena bisa diakses oleh banyak orang.
“Lain dari itu, saya kira sebagai peristiwa kesenian yang dengan cepat bisa bangkit setelah dihantam pandemi,” tegasnya.
Dia menilai bahwa banyak peristiwa lain pada akhirnya harus tertunda lantaran pandemi. Menurutnya, banyak penyelenggara ajang kesenian memilih menunda ajang agenda seni karena pandemi yang belum kunjung selesai.
“Begitu dibuka kesempatan langsung jalan, ready. Sebelummya dalam beberapa bulan mereka bikin Art Jakarta Gardens. Itu saja sudah luar biasa karena mereka hadir dengan kekuatan penuh, dan saya sangat terkesan,” tuturnya.
Hilmar mengatakan bahwa pasar seni di dalam negeri saat ini -seperti pasar apa pun di dunia- mengalami guncangan. Menurutnya, para pembeli karya seni selama ini melihat karya seni bukan hanya karya untuk dinikmati, tapi juga sebagai investasi sehingga mereka beli dengan harapan suatu hari nanti bisa menguntungkan.
"Untuk waktu yang cukup lama, arus ini bekerja dengan baik, dan cukup hidup. Dan Indonesia, khususnya Art Jakarta menjadi salah satu komponen yang penting dalam art market di Asia," ujarnya.
Menurut Hilmar, tantangan besar pasar seni di dalam negeri bukan hanya pandemi Covid-19, tetapi juga digitalisasi. Saat ini, semakin banyak karya seni yang didistribusi bahkan dihasilkan dengan teknologi digital, dan semua pihak belum tahu masa depannya seperti apa.
Para seniman juga harus siap mengantisipasi perkembangan pada masa yang mendatang dalam dunia seni, lantaran berbagai macam perkembangan terkait karya seni makin masif, seperti Non-Fungible Token (NFT).
Sementara itu, Hilmar memastikan bahwa pemerintah dalam proses konsolidasi seluruh aset museum dan galeri yang ada di dalam negeri, dalam rangka mengantisipasi perkembangan seni di masa mendatang. "Jadi ada 22 [museum dan galeri] yang kita tempatkan di bawah satu payung, yang sekarang ini ada di bawah Badan Layanan Umum (BLU) Museum Cagar dan Budaya," katanya.
Baca juga: Art Jakarta 2022 Digelar, Begini Cara Beli Tiket & Tata Tertibnya
Dia menjelaskan bahwa BLU memiliki cara beroperasi yang agak berbeda dengan satuan kerja pemerintah lainnya. Jika satuan kerja pemerintah lain tidak ada revenue, BLU bisa mencari pendapatan.
Menurutnya, satuan kerja dalam bentuk BLU bisa kerja sama dengan institusi seperti Art Jakarta. Namun, tidak mencari keuntungan sehingga bebannya lebih ringan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.