Sejarah Hoaks dari Masa ke Masa, Salah Satunya Klaim Peneliti Menemukan Manusia Bersayap di Bulan
23 August 2022 |
16:52 WIB
Berita bohong atau hoaks adalah salah satu problem akut di era informasi ini. Ketika semua orang dapat membuat informasi di akun media sosial mereka, maka siapa pun berpotensi dapat menciptakan dan menyebarkan hoaks, dengan tujuan merugikan orang atau golongan tertentu.
Beruntung saat ini terdapat berbagai inisiasi dari masyarakat, institusi pemerintah, atau media untuk membuat tools guna memverifikasi kabar bohong tersebut. Bayangkan dengan hoaks yang terjadi pada masa lalu. Rasa-rasanya untuk memverifikasinya butuh kerja ekstran, serta waktu berbulan-bulan untuk memverifikasinya.
Baca juga: Twitter Sediakan 4 Fitur Penangkal Hoaks
Umpamanya, hoaks yang beredar pada 2005, yang menampilkan narasi seorang anak yang mendapat kutukan dari orang tuanya. Ternyata setelah ditelusuri objek tersebut adalah ikan pari. Namun, saat itu sulit untuk memverifikasi kabar tersebut karena terbatasnya akses informasi.
Lalu bagaimana dengan hoaks yang terjadi beberapa abad lalu. Tampaknya masyarakat kala itu gempar menerima cerita-cerita yang dianggap nyata, dan ternyata hoaks. Lantas, seperti apa kisah-kisah hoaks pada masa lalu? Yuk simak informasi berikut ini, dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 15 Januari 2017.
Misalnya saja, saat Benjamin Franklin pada 17 Oktober 1745 via Pennsylvania Gazette melansir informasi tentang batuan China yang dapat digunakan untuk mengobati rabies, kanker, dan penyakit mematikan lain. Bagaimanapun, verifikasi informasi itu hanya berdasarkan testimoni personal.
Satu pekan kemudian, sebuah surat klarifikasi di Gazette mengklaim bahwa batuan tersebut ternyata terbuat dari tanduk rusa dan tidak memiliki kemampuan medis apapun. Pada 1726, penulis Jonathan Swift menggunakan strategi hoaks untuk menerbitkan cerita berjudul Travels Into Several Remote Nations of the World.
Sebelumnya, pada 1708, dia juga menggunakan hoaks tidak berbahaya berisi prediksi astrologi pada 1 April, yang kini dikenal sebagai April Fools’ Day. Pada 1835, penulis Edgar Allan Poe menerbitkan cerita hoaks terkenal; The Unparalled Adventure of One Hans Pfaall tentang pria yang pergi ke bulan menggunakan balon udara dan tinggal di sana selama 5 tahun.
Reporter The Sun menduga bahwa peneliti John Herschel menemukan manusia bersayap setinggi 4 kaki di bulan. Cerita tersebut lama-kelamaan dipercaya publik sebagai sebuah kebenaran. Apalagi, John adalah putra dari peneliti penemu planet Uranus, William Herschel. Setelah hoaks itu terbongkar, publik menuntut pemilik The Sun, Benjamin Day.
Pada 1860-an, P.T. Barnum membuat hoaks berjudul What Is It?, yang diklaim menjawab misteri teori Charles Darwin tentang evolusi primata menjadi manusia. Ironisnya, hoaks tersebut digunakan sebagai senjata politik saat era pemilihan presiden Abraham Lincoln.
Pada 1869, muncul berita hoaks yang paling menggemparkan sepanjang sejarah media cetak, yaitu penampakan manusia raksasa setinggi 10 kaki (Cardiff Giant) di New York. Rupanya, raksasa tersebut adalah buatan ahli tembakau George Hull.
Pada 1874, James Gordon Bennett Jr. Membuat cerita hoaks di New York Herald tentang binatang buas yang kabur dari kebun binatang dan membunuh 49 orang. Akibat hoaks tersebut, terjadi kepanikan publik yang hebat.
Akibatnya, banyak media massa yang tidak mengklarifikasi informasi terlebih dahulu sebelum menyebarluaskannya. Salah satu hoaks yang paling terkenal pada abad XX adalah siaran stasiun televisi ABC dan USA Today yang mengklaim bahwa Rusia berencana menjual jenasah Vladimir Lenin untuk mendongkrak penerimaan negara.
Baca juga: Ini Tiga Langkah Untuk Terhindari dari Hoaks & Misinformasi
Hoaks masa kini diklaim lebih menakutkan karena bisa dibuat dengan sangat mudah dan cepat melalui Internet. Pada era digital, jumlah hoaks (baik yang disengaja maupun tidak) di bidang politik, sains, ekonomi, sosial, maupun hiburan sudah tidak dapat dihitung.
Editor: Dika Irawan
Beruntung saat ini terdapat berbagai inisiasi dari masyarakat, institusi pemerintah, atau media untuk membuat tools guna memverifikasi kabar bohong tersebut. Bayangkan dengan hoaks yang terjadi pada masa lalu. Rasa-rasanya untuk memverifikasinya butuh kerja ekstran, serta waktu berbulan-bulan untuk memverifikasinya.
Baca juga: Twitter Sediakan 4 Fitur Penangkal Hoaks
Umpamanya, hoaks yang beredar pada 2005, yang menampilkan narasi seorang anak yang mendapat kutukan dari orang tuanya. Ternyata setelah ditelusuri objek tersebut adalah ikan pari. Namun, saat itu sulit untuk memverifikasi kabar tersebut karena terbatasnya akses informasi.
Lalu bagaimana dengan hoaks yang terjadi beberapa abad lalu. Tampaknya masyarakat kala itu gempar menerima cerita-cerita yang dianggap nyata, dan ternyata hoaks. Lantas, seperti apa kisah-kisah hoaks pada masa lalu? Yuk simak informasi berikut ini, dihimpun dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 15 Januari 2017.
Sejarah Awal
Awal mula hoaks bisa ditelusuri bahkan sebelum 1600-an. Kebanyakan informasi pada era tersebut disebarkan tanpa komentar. Pembaca bebas menentukan validitas informasi berdasarkan pemahaman, kepercayaan/agama, maupun penemuan ilmiah terbaru saat itu. Kebanyakan hoaks pada era tersebut terbentuk karena spekulasi.Misalnya saja, saat Benjamin Franklin pada 17 Oktober 1745 via Pennsylvania Gazette melansir informasi tentang batuan China yang dapat digunakan untuk mengobati rabies, kanker, dan penyakit mematikan lain. Bagaimanapun, verifikasi informasi itu hanya berdasarkan testimoni personal.
Satu pekan kemudian, sebuah surat klarifikasi di Gazette mengklaim bahwa batuan tersebut ternyata terbuat dari tanduk rusa dan tidak memiliki kemampuan medis apapun. Pada 1726, penulis Jonathan Swift menggunakan strategi hoaks untuk menerbitkan cerita berjudul Travels Into Several Remote Nations of the World.
Sebelumnya, pada 1708, dia juga menggunakan hoaks tidak berbahaya berisi prediksi astrologi pada 1 April, yang kini dikenal sebagai April Fools’ Day. Pada 1835, penulis Edgar Allan Poe menerbitkan cerita hoaks terkenal; The Unparalled Adventure of One Hans Pfaall tentang pria yang pergi ke bulan menggunakan balon udara dan tinggal di sana selama 5 tahun.
Permulaan Abad XIX
Perkembangan hoaks semakin pesat pada pertengahan pertama abad XIX. Seiring dengan itu, jumlah komunitas sains semakin melesat di Amerika Serikat, dan banyak dari mereka yang menerbitkan penemuan hoaks yang menggemparkan. Salah satu hoaks yang paling menggemparkan saat itu adalah The Great Moon Hoax yang dilansir pada 1835 di The Sun, New York.Reporter The Sun menduga bahwa peneliti John Herschel menemukan manusia bersayap setinggi 4 kaki di bulan. Cerita tersebut lama-kelamaan dipercaya publik sebagai sebuah kebenaran. Apalagi, John adalah putra dari peneliti penemu planet Uranus, William Herschel. Setelah hoaks itu terbongkar, publik menuntut pemilik The Sun, Benjamin Day.
Pada 1860-an, P.T. Barnum membuat hoaks berjudul What Is It?, yang diklaim menjawab misteri teori Charles Darwin tentang evolusi primata menjadi manusia. Ironisnya, hoaks tersebut digunakan sebagai senjata politik saat era pemilihan presiden Abraham Lincoln.
Pada 1869, muncul berita hoaks yang paling menggemparkan sepanjang sejarah media cetak, yaitu penampakan manusia raksasa setinggi 10 kaki (Cardiff Giant) di New York. Rupanya, raksasa tersebut adalah buatan ahli tembakau George Hull.
Pada 1874, James Gordon Bennett Jr. Membuat cerita hoaks di New York Herald tentang binatang buas yang kabur dari kebun binatang dan membunuh 49 orang. Akibat hoaks tersebut, terjadi kepanikan publik yang hebat.
Abad XX dan Seterusnya
Pada abad ke-XX, berita hoaks lebih banyak disebarkan melalui jalur siaran ketimbang media cetak. Hal itu terjadi seiring dengan perkembangan media massa, yang mengharuskan penayangan berita secepat mungkin.Akibatnya, banyak media massa yang tidak mengklarifikasi informasi terlebih dahulu sebelum menyebarluaskannya. Salah satu hoaks yang paling terkenal pada abad XX adalah siaran stasiun televisi ABC dan USA Today yang mengklaim bahwa Rusia berencana menjual jenasah Vladimir Lenin untuk mendongkrak penerimaan negara.
Baca juga: Ini Tiga Langkah Untuk Terhindari dari Hoaks & Misinformasi
Hoaks masa kini diklaim lebih menakutkan karena bisa dibuat dengan sangat mudah dan cepat melalui Internet. Pada era digital, jumlah hoaks (baik yang disengaja maupun tidak) di bidang politik, sains, ekonomi, sosial, maupun hiburan sudah tidak dapat dihitung.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.