Twitter Sediakan 4 Fitur Penangkal Hoaks
16 November 2021 |
16:59 WIB
Banyak orang kini sudah semakin mahir dalam menggunakan media sosial. Namun, hoaks dan informasi yang menyesatkan juga masih menjadi bagian di dalamnya. Semua platform media sosial akhirnya mencoba berbagai cara untuk memberantas masalah ini, tak terkecuali Twitter.
Caitlin Rush selaku Head of Global Brand Safety Strategy Twitter menjelaskan beberapa fitur yang telah diluncurkan oleh Twitter untuk mengurangi potensi cuitan yang memicu bahaya dan mencegah informasi yang menyesatkan seperti berikut ini.
Bagi para pengguna Twitter dan mengaktifkan pengaturan bahasa Inggris, Twitter telah memperkenalkan notifikasi khusus pada bulan Mei 2021 yang mendorong para pengguna untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan balasan yang berpotensi memicu bahaya atau menyinggung perasaan sebelum mengirimkannya.
“Kami tahu bahwa orang datang ke Twitter untuk mencari, membaca, dan mendiskusikan ketertarikan mereka. Terkadang diskusi tersebut dapat memanas, sehingga mereka menggunakan kata-kata tidak baik yang mungkin akan mereka sesali,” ujar Rush dalam suatu diskusi virtual, Selasa (16/11).
Selain itu, Twitter pun mendeteksi adanya Tweet balasan yang berpotensi memicu bahaya atau menyinggung perasaan, sehingga akan mengingatkan dan meminta orang tersebut untuk meninjau kembali balasannya sebelum bercuit.
“Inisiatif ini dijalankan karena setelah beberapa kali percobaan, terlihat adanya pengurangan jumlah balasan yang berpotensi memicu bahaya atau menyinggung perasaan di layanan kami dan peningkatan perilaku baik di Twitter,” imbuh Rush.
Twitter juga merilis fitur pengaturan percakapan yang sudah tersedia bagi semua pengguna sejak Agustus 2020. Fitur ini memberikan kontrol untuk para pengguna terhadap percakapan yang mereka mulai.
Pengaturan percakapan ini memberikan semua orang pilihan atas siapa yang boleh membalas Tweet mereka dengan tiga opsi, yakni (i) semua orang (standar Twitter dan pengaturan default), (ii) hanya orang yang mereka ikuti, atau (iii) hanya bagi orang yang mereka sebut atau tag dalam Tweet.
Hingga bulan Maret 2021, tercatat lebih dari 11 juta pengguna menggunakan pengaturan percakapan ini di lebih dari 70 juta percakapan.
“Mulai awal bulan Maret 2021, kami menyediakan fitur ini bagi para pengiklan ketika mereka membuat Tweet melalui Tweet Composer atau melalui Ads API. Pembaruan ini juga mencakup penggunaan pengaturan percakapan pada Promoted Tweet dan mereka yang menggunakan format iklan terpopuler kami, selain Tweet organik,” papar Rush.
“Kami percaya pendekatan ini memiliki potensi untuk dapat merespon dengan cepat ketika ada informasi menyesatkan yang menyebar, menjadikannya sebagai konteks tambahan dari sumber yang mereka anggap valid dan terpercaya,” ujar Rush.
Twitter juga telah meluncurkan sebuah fitur baru untuk mengajak orang membaca artikel berita sebelum menyebarkannya. Fitur yang dirilis sejak September 2020 ini tercatat telah membuat lebih dari 40 persen orang membuka artikel berita lebih dulu saat melihat notifikasi tersebut dan terdapat peningkatan sebesar 33 persen pada orang yang membuka artikel sebelum me-Retweet artikel tersebut.
Editor: Fajar Sidiik
Caitlin Rush selaku Head of Global Brand Safety Strategy Twitter menjelaskan beberapa fitur yang telah diluncurkan oleh Twitter untuk mengurangi potensi cuitan yang memicu bahaya dan mencegah informasi yang menyesatkan seperti berikut ini.
1. Notifikasi pertimbangan untuk menulis cuitan
Dok. Twitter
“Kami tahu bahwa orang datang ke Twitter untuk mencari, membaca, dan mendiskusikan ketertarikan mereka. Terkadang diskusi tersebut dapat memanas, sehingga mereka menggunakan kata-kata tidak baik yang mungkin akan mereka sesali,” ujar Rush dalam suatu diskusi virtual, Selasa (16/11).
Selain itu, Twitter pun mendeteksi adanya Tweet balasan yang berpotensi memicu bahaya atau menyinggung perasaan, sehingga akan mengingatkan dan meminta orang tersebut untuk meninjau kembali balasannya sebelum bercuit.
“Inisiatif ini dijalankan karena setelah beberapa kali percobaan, terlihat adanya pengurangan jumlah balasan yang berpotensi memicu bahaya atau menyinggung perasaan di layanan kami dan peningkatan perilaku baik di Twitter,” imbuh Rush.
2. Pengaturan percakapan
Dok. Twitter
Pengaturan percakapan ini memberikan semua orang pilihan atas siapa yang boleh membalas Tweet mereka dengan tiga opsi, yakni (i) semua orang (standar Twitter dan pengaturan default), (ii) hanya orang yang mereka ikuti, atau (iii) hanya bagi orang yang mereka sebut atau tag dalam Tweet.
Hingga bulan Maret 2021, tercatat lebih dari 11 juta pengguna menggunakan pengaturan percakapan ini di lebih dari 70 juta percakapan.
“Mulai awal bulan Maret 2021, kami menyediakan fitur ini bagi para pengiklan ketika mereka membuat Tweet melalui Tweet Composer atau melalui Ads API. Pembaruan ini juga mencakup penggunaan pengaturan percakapan pada Promoted Tweet dan mereka yang menggunakan format iklan terpopuler kami, selain Tweet organik,” papar Rush.
3. Birdwatch
Diluncurkan sejak Januari 2021, Birdwatch adalah sebuah pendekatan berbasis komunitas terhadap misinformasi. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi informasi dalam Tweet yang mereka yakini sebagai informasi menyesatkan dan memberikan catatan untuk menyediakan konteks yang informatif.“Kami percaya pendekatan ini memiliki potensi untuk dapat merespon dengan cepat ketika ada informasi menyesatkan yang menyebar, menjadikannya sebagai konteks tambahan dari sumber yang mereka anggap valid dan terpercaya,” ujar Rush.
4. Notifikasi khusus artikel
Dok. Twitter
Editor: Fajar Sidiik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.