Dukung Desainer Lokal ke Pasar Global, Kemendag Gelar Parade Fesyen Brand Indonesia
23 August 2022 |
15:16 WIB
Fesyen menjadi salah satu tren yang terus berubah disamping sebuah kebutuhan bagi manusia. Seperti diketahui, tren fesyen tak pernah surut dan terus berkembang dari zaman ke zaman mengikuti keinginan pasar. Meski Paris masih dikenal sebagai pusat mode dunia, desainer di berbagai belahan dunia terus berkreasi dan bersaing di pasar global.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkeinginan kuat agar fesyen lokal mampu menembus pasar internasional. Mengingat Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah penganut agama Islam terbesar di dunia, tak heran jika Nusantara membutuhkan banyak kreasi fesyen muslim untuk berpakaian sehari-hari.
Menyambut baik hal tersebut, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menyelenggarakan ‘Road to Jakarta Muslim fashion Week’ dengan mengundang sejumlah brand fesyen lokal. Bertajuk From Local Wisom For Global Inspiration, acara diselenggarakan di Auditorium 1 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada 23 Agustus 2022.
Menampilkan parade fesyen, beberapa brand ternama yang ikut tampil dalam acara ini ialah KAMI, Ria Miranda, ButtonScarves, Dian Pelangi, Khanaan, IKYK, Indah Nada Puspita, dan Ivan Gunawan. Acara tersebut turut dihadiri Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang memberikan kata sambutan sebagai pembuka rangkaian acara.
Baca juga: Desainer Jenahara Bicara Komunitas Hijab & Kiblat Industri Halal Fesyen Dunia
“Kita ini negara berpenduduk mayoritas muslim di dunia, mestinya kita bisa menguasai pangsa pasar mode fesyen muslim dunia,” kata Zulkifli dalam acara Road To Jakarta Muslim fashion Week.
Mendukung penuh desainer lokal bertarung di pasar global, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia berharap Indonesia dapat tampil dan mendapat pangsa pasar di luar negeri. Zulkifli mencontohkan Korea Selatan dan Tiongkok yang berhasil menyerbu pasar internasional dengan produknya. Dia berharap agar Indonesia bisa mengikuti jejak tersebut terutama dalam fesyen muslim.
Mengingat 30 persen dari seluruh populasi dunia saat ini beragama muslim, Zukfliki berharap Indonesia mampu meraih share yang lebih tinggi dalam perdagangan pakaian di pasar internasional.
“Share kita 1,86 persen, masih dibawah Dubai dan Vietnam. Indonesia saat ini di peringkat 13,” katanya.
Meski demikian, Kementerian Perdagangan mencatat bahw ekspor pakaian muslim Indonesia mengalami kenaikan dalam satu tahun terakhir dari US$2,4 juta pada 2021 menjadi US$2,8 juta pada 2022.
Dalam sesi Bincang Fesyen Muslim Orientasi Ekspor Bersama Menteri Perdagangan, sejumlah desainer lokal menyampaikan beberapa hambatan dalam pemasaran produk secara global.
“Kesulitan itu dalam hal bahan baku, Pak. Bahan unik seperti lace dan sutra itu sulit didapat karena banyak hambatan. Jadi agak sulit bermain dengan bahan,” kata Ivan Gunawan, desainer Indonesia yang telah memulai bisnis hijab di tahun 2017.
Menyampaikan hambatan lain, Ivan Gunawan menyarankan agar parade fesyen yang membawa brand lokal sebaiknya didukung dengan membangun jaringan marketing di luar negeri. Seperti memasarkan baju ke pembeli luar negeri, desainer membutuhkan bantuan pemerintah dalam hal edukasi ekspor, perhitungan dan pendekatan ke tim marketing luar negeri.
Selain itu, Ria Miranda, seorang desainer yang mengangkat identitas budaya Minang berpendapat jika saat ini koneksi ke daerah seperti berkomunikasi dengan penenun cukup susah.
“Kita ingin menggunakan tenun songket asli, tapi koneksi ke daerah cukup susah,” katanya.
Lebih lanjut, Ivan Gunawan juga menyampaikan pentingnya pemerintah dalam mengedukasi desainer lokal.
“Seperti Thailand, mereka sudah 10 tahun mempersiapkan semuanya. Jadi produk ready-to-wear mereka sudah kemana-mana pak, itu tidak lepas juga dari pemerintahnya yang ikut menedukasi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Zukfli Hasan meminta agar desainer lokal dapat berkomunikasi lebih lanjut mengenai kesulitan yang dialami dalam hal perdagangan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Nirmala Aninda
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkeinginan kuat agar fesyen lokal mampu menembus pasar internasional. Mengingat Indonesia memiliki penduduk dengan jumlah penganut agama Islam terbesar di dunia, tak heran jika Nusantara membutuhkan banyak kreasi fesyen muslim untuk berpakaian sehari-hari.
Menyambut baik hal tersebut, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menyelenggarakan ‘Road to Jakarta Muslim fashion Week’ dengan mengundang sejumlah brand fesyen lokal. Bertajuk From Local Wisom For Global Inspiration, acara diselenggarakan di Auditorium 1 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada 23 Agustus 2022.
Menampilkan parade fesyen, beberapa brand ternama yang ikut tampil dalam acara ini ialah KAMI, Ria Miranda, ButtonScarves, Dian Pelangi, Khanaan, IKYK, Indah Nada Puspita, dan Ivan Gunawan. Acara tersebut turut dihadiri Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang memberikan kata sambutan sebagai pembuka rangkaian acara.
Baca juga: Desainer Jenahara Bicara Komunitas Hijab & Kiblat Industri Halal Fesyen Dunia
“Kita ini negara berpenduduk mayoritas muslim di dunia, mestinya kita bisa menguasai pangsa pasar mode fesyen muslim dunia,” kata Zulkifli dalam acara Road To Jakarta Muslim fashion Week.
Mendukung penuh desainer lokal bertarung di pasar global, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia berharap Indonesia dapat tampil dan mendapat pangsa pasar di luar negeri. Zulkifli mencontohkan Korea Selatan dan Tiongkok yang berhasil menyerbu pasar internasional dengan produknya. Dia berharap agar Indonesia bisa mengikuti jejak tersebut terutama dalam fesyen muslim.
Mengingat 30 persen dari seluruh populasi dunia saat ini beragama muslim, Zukfliki berharap Indonesia mampu meraih share yang lebih tinggi dalam perdagangan pakaian di pasar internasional.
“Share kita 1,86 persen, masih dibawah Dubai dan Vietnam. Indonesia saat ini di peringkat 13,” katanya.
Meski demikian, Kementerian Perdagangan mencatat bahw ekspor pakaian muslim Indonesia mengalami kenaikan dalam satu tahun terakhir dari US$2,4 juta pada 2021 menjadi US$2,8 juta pada 2022.
HAMBATAN DESAINER UNTUK MENDUNIA
Dalam sesi Bincang Fesyen Muslim Orientasi Ekspor Bersama Menteri Perdagangan, sejumlah desainer lokal menyampaikan beberapa hambatan dalam pemasaran produk secara global.“Kesulitan itu dalam hal bahan baku, Pak. Bahan unik seperti lace dan sutra itu sulit didapat karena banyak hambatan. Jadi agak sulit bermain dengan bahan,” kata Ivan Gunawan, desainer Indonesia yang telah memulai bisnis hijab di tahun 2017.
Menyampaikan hambatan lain, Ivan Gunawan menyarankan agar parade fesyen yang membawa brand lokal sebaiknya didukung dengan membangun jaringan marketing di luar negeri. Seperti memasarkan baju ke pembeli luar negeri, desainer membutuhkan bantuan pemerintah dalam hal edukasi ekspor, perhitungan dan pendekatan ke tim marketing luar negeri.
Selain itu, Ria Miranda, seorang desainer yang mengangkat identitas budaya Minang berpendapat jika saat ini koneksi ke daerah seperti berkomunikasi dengan penenun cukup susah.
“Kita ingin menggunakan tenun songket asli, tapi koneksi ke daerah cukup susah,” katanya.
Lebih lanjut, Ivan Gunawan juga menyampaikan pentingnya pemerintah dalam mengedukasi desainer lokal.
“Seperti Thailand, mereka sudah 10 tahun mempersiapkan semuanya. Jadi produk ready-to-wear mereka sudah kemana-mana pak, itu tidak lepas juga dari pemerintahnya yang ikut menedukasi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Zukfli Hasan meminta agar desainer lokal dapat berkomunikasi lebih lanjut mengenai kesulitan yang dialami dalam hal perdagangan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.