Tom Holland Umumkan Hiatus, Ini 3 Dampak Positif Detoks Media Sosial Menurut Psikolog
16 August 2022 |
16:12 WIB
Banyak orang senang tetap terhubung di platform media sosial namun, makin banyak penelitian menemukan bahwa penggunaan berlebihan dapat memperburuk masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, pada pengguna remaja dan dewasa muda. Jika berlangsung lama, hal ini tentu dapat menganggu kesehatan mental.
Mendadak membuat fans terkejut, aktor muda Tom Holland mengumumkan dirinya hendak hiatus atau rehat sejenak dari media sosial. Pemeran Spider-man tersebut mengaku penggunaan media sosial cukup banyak menganggu kehidupannya secara nyata, terutama dalam hal kesehatan mental.
Baca juga: Menurut Penelitian Ini Medsos Memiliki Pengaruh Negatif Bagi Kesehatan Mental Remaja
Keinginan Holland melakukan rehat media sosial ini diungkapkan langsung melalui unggahan video di media sosialnya pada Senin, 15 Agustus 2022. Pemilik nama asli Thomas Stanley Holland tersebut mengatakan media sosial sudah berlebihan.
“Saya merasa Instagram dan Twitter terlalu berlebihan,” ungkap Holland. Membaca berita seputar dirinya secara berulang-ulang di media sosial membuat kesehatan mental pria asal Inggris tersebut menjadi hancur.
“Saya berputar ketika saya membaca hal-hal tentang saya secara online. Akhirnya, hal itu merusak kondisi mental saya," sambungnya.
Lebih jauh, Holland mengaku merasa terjebak saat membaca pemberitaan tentang dirinya di media digital hingga merugikan kesehatan mentalnya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk rehat dari media sosial dengan menghapus berbagai aplikasi di gawainya.
“Aku memutuskan untuk mundur dan menghapus aplikasi [media sosial]," jelas Tom Holland.
Lantas, bagaimana perspektif psikologi melihat tren hiatus? Apa saja dampak positif melakukan detoks media sosial? Simak ya Genhype!
“Kita mampu merasakan momen saat ini secara real, karena media sosial berpengaruh terhadap kecemasan seseorang,” kata Nirmala saat dihubungi Hypeabis.id pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Menurutnya, saat ini sulit untuk orang melepaskan gawainya sehingga detoks media sosial bisamemiliki manfaat penting untuk menghindari kecanduan media sosial.
Banyak orang yang melupakan realita saat asyik memegang gawai. Misalnya saat ingin makan, tak sedikit orang yang ter-mindset untuk mengabadikan momen melalui gawai hingga melupakan realitas sesungguhnya.
“Momen Bersama keluarga, diri sendiri, bahkan kepentingan kesehatan mental adalah hal yang penting,” ujar Nirmala.
“Makanya detoks media sosial ini disarankan untuk menghindari komparasi diri kita dengan kehidupan di media sosial yang jelas berbeda,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nirmala menganjurkan agar peran keluarga untuk mengelola penggunaan gawai sejak usia dini sebaiknya dilakukan. Dia juga menyarankan sebaiknya orang tidak menggunakan media sosial lebih dari dua jam per hari.
“Kecanduan gawai bisa berkaitan juga dampaknya ke keluarga, misal keluarga jadi merasa tidak ditemani, hingga beberapa kasus gawai menjadi jalan pintas bagi orang tua untuk mengatasi anak yang rewel,” ungkapnya.
Saat melakukan hiatus atau detoks media sosial, Nirmala mengatakan memiliki hobi yang terkait dengan kehidupan nyata sangat penting untuk mendistraksi keinginan seseorang untuk memegang gawai.
“Saat detoks media sosial, lakukan kegiatan bersifat nyata, seperti berkebun, membaca buku, atau berolahraga,” tutupnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Mendadak membuat fans terkejut, aktor muda Tom Holland mengumumkan dirinya hendak hiatus atau rehat sejenak dari media sosial. Pemeran Spider-man tersebut mengaku penggunaan media sosial cukup banyak menganggu kehidupannya secara nyata, terutama dalam hal kesehatan mental.
Baca juga: Menurut Penelitian Ini Medsos Memiliki Pengaruh Negatif Bagi Kesehatan Mental Remaja
Keinginan Holland melakukan rehat media sosial ini diungkapkan langsung melalui unggahan video di media sosialnya pada Senin, 15 Agustus 2022. Pemilik nama asli Thomas Stanley Holland tersebut mengatakan media sosial sudah berlebihan.
“Saya merasa Instagram dan Twitter terlalu berlebihan,” ungkap Holland. Membaca berita seputar dirinya secara berulang-ulang di media sosial membuat kesehatan mental pria asal Inggris tersebut menjadi hancur.
“Saya berputar ketika saya membaca hal-hal tentang saya secara online. Akhirnya, hal itu merusak kondisi mental saya," sambungnya.
Lebih jauh, Holland mengaku merasa terjebak saat membaca pemberitaan tentang dirinya di media digital hingga merugikan kesehatan mentalnya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk rehat dari media sosial dengan menghapus berbagai aplikasi di gawainya.
“Aku memutuskan untuk mundur dan menghapus aplikasi [media sosial]," jelas Tom Holland.
Lantas, bagaimana perspektif psikologi melihat tren hiatus? Apa saja dampak positif melakukan detoks media sosial? Simak ya Genhype!
1. Mengelola Kecemasan
Nirmala Ika K, M. Psi, seorang Psikolog Praktek di Enlightmind menyampaikan detoks media sosial mampu mengelola kecemasan berlebihan.“Kita mampu merasakan momen saat ini secara real, karena media sosial berpengaruh terhadap kecemasan seseorang,” kata Nirmala saat dihubungi Hypeabis.id pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Menurutnya, saat ini sulit untuk orang melepaskan gawainya sehingga detoks media sosial bisamemiliki manfaat penting untuk menghindari kecanduan media sosial.
2. Menghargai Momen
Banyak orang yang melupakan realita saat asyik memegang gawai. Misalnya saat ingin makan, tak sedikit orang yang ter-mindset untuk mengabadikan momen melalui gawai hingga melupakan realitas sesungguhnya.“Momen Bersama keluarga, diri sendiri, bahkan kepentingan kesehatan mental adalah hal yang penting,” ujar Nirmala.
3. Mengembangkan Interaksi Nyata
Detoks media sosial juga mampue membawa individu ke dalam pengembangan interaksi secara nyata. Dengan interkasi secara langsung, pembicaraan akan lebih luas tanpa harus melihat foto atau video saja layaknya di media sosial.“Makanya detoks media sosial ini disarankan untuk menghindari komparasi diri kita dengan kehidupan di media sosial yang jelas berbeda,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nirmala menganjurkan agar peran keluarga untuk mengelola penggunaan gawai sejak usia dini sebaiknya dilakukan. Dia juga menyarankan sebaiknya orang tidak menggunakan media sosial lebih dari dua jam per hari.
“Kecanduan gawai bisa berkaitan juga dampaknya ke keluarga, misal keluarga jadi merasa tidak ditemani, hingga beberapa kasus gawai menjadi jalan pintas bagi orang tua untuk mengatasi anak yang rewel,” ungkapnya.
Saat melakukan hiatus atau detoks media sosial, Nirmala mengatakan memiliki hobi yang terkait dengan kehidupan nyata sangat penting untuk mendistraksi keinginan seseorang untuk memegang gawai.
“Saat detoks media sosial, lakukan kegiatan bersifat nyata, seperti berkebun, membaca buku, atau berolahraga,” tutupnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.