Suka Olahraga Malam Hari? Perhatikan Beberapa Saran Medis Ini
14 August 2022 |
16:30 WIB
Padatnya aktivitas masyarakat, terutama di kota metropolitan seperti Jakarta, membuat banyak orang tidak sempat berolahraga pada pagi atau sore hari. Keterbatasan waktu ini pula yang membuat masyarakat urban lebih memilih berolahraga pada malam hari, seperti bersepeda, gym, lari, futsal, tenis, dan renang.
Beberapa tahun belakangan, bahkan sudah terbentuk komunitas lari bareng di malam hari dan menjadi tren baru di Jakarta. Selain murah meriah karena cukup bermodalkan sepatu dan kaos, waktu untuk olahraga lari juga lebih fleksibel dan lokasinya bisa di mana saja.
Seperti yang dilakukan Siska Kartika Candra. Karyawan swasta ini, bersama teman-teman kantornya rutin lari malam setiap Kamis atau Jumat malam di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Selain pelari per orangan atau komunitas biasa yang terbentuk dari hubungan pertemanan, juga ada beberapa klub lari malam di sekitar kawasan GBK.
Baca juga: Wisata Olahraga yang Seru Ala Phuket
Indo Runners, misalnya. Komunitas pelari yang terbentuk sejak 2009 ini lebih menekankan pada gerakan komunitas. Indo Runners yang memiliki 19.000 lebih anggota yang tergabung dalam grup FB IndoRunners rutin lari malam setiap Kamis pukul 20.00 WIB dengan rute di wilayah GBK, dan biasanya mereka berlari 5 kilometer dalam waktu 25 menit.
Selanjutnya, juga ada Komunitas Obler (Oneng berlarian) yang memiliki 24 anggota. Menurut pengurus Komunitas Obler Shinta Syam, komunitas yang terbentuk sejak dua tahun lalu itu terinspirasi dari komunitas lari yang sudah ada,” katanya dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 23 Agustus 2015.
Meskipun olahraga malam sudah menjadi tren di kalangan masyarakat urban, tetap dibutuhkan persiapan matang agar hasil yang didapat juga bermanfaat bagi kesehatan. Hal itu dikemukakan oleh atlet ultra-trail (lari lintas alam dalam kondisi ekstrem) Hendra Wijaya, yang juga merupakan endurance athlete Indonesia pertama dalam sejarah yang berhasil menaklukkan medan berat Kutub Utara.
Menurut founder FoneSport itu, kebutuhan akan olahraga malam bagi masing- masing orang sangat berbeda-beda. Dari ragam kebutuhan itu, jenis persiapan yang harus dilakukan pun bervariasi. “Saya sering melakukan latihan malam di jalan raya dan di gunung. Kalau untuk lari di jalan raya, saya membawa headlamp untuk penerangan ke depan. Sementara itu, untuk penerangan ke belakang, saya menggunakan pakaian dan sepatu yang minimal ada reflektornya supaya tidak ditabrak dari belakang,” jelasnya.
Berolahraga pada malam hari sebenarnya sama dengan di pagi hari, hanya waktu dan porsinya disesuaikan dengan kebu- tuhan. Ada tipe orang yang berolahraga malam hanya sekadar untuk berkeringat karena tidak mem punyai waktu di pagi hari, tetapi ada juga yang ber olahraga malam karena akan mengikuti perlombaan dalam 2-3 pekan.
Dari sisi kedokteran, olahraga pada malam hari sebenarnya tidak disarankan, kecuali pelakunya benar-benar memperhatikan beberapa prakondisi serta mengikuti aturan yang dianjurkan.
Pakar Fisiologi dari Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga anggota Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dokter Ermita I. Ilyas mengatakan olahraga pada malam hari dapat dilakukan dua atau tiga jam setelah makan malam.
“Karena saat mencerna makanan, otot lambung akan berkontraksi dan aliran darah akan meningkat, padahal saat olah- raga otot perlu aliran darah untuk energi. Kalau melakukan olahraga di saat tubuh sedang mencerna makanan, pencer naan jadi tidak bagus dan olahraga juga tidak maksimal karena cepat capek,” jelasnya.
Selain itu, juga dibutuhkan pemanasan ringan sebelum berolahraga, minimal 5 menit untuk di luar ruangan dan maksimal 10 menit bila di dalam ruangan. “Olahraga malam juga tidak boleh terlalu berat karena nantinya malah tidak bisa tidur. Ketika berolahraga, kita mengeluarkan hormon endorphin yang membuat jadi lebih segar,” tuturnya.
Senada dengan itu, dokter spesialis olahraga Imran Agus Nurali menjelaskan beberapa pantangan yang harus diperha tikan oleh para penggiat olahraga malam, salah satunya adalah faktor usia dan risiko penyakit. Agar tubuh dapat beradaptasi dengan olahraga malam, seseorang harus memiliki komitmen dalam pengaturan waktu.
“Intinya sih sebenarnya olahraga itu paling bagus dilakukan pada pagi hari, dibandingkan sore atau malam hari. Pada pagi hari, kandungan oksigen dalam udara relatif lebih banyak dan bersih. Selain itu, kondisi tubuh manusia pada pagi hari masih segar dan belum terlalu capai karena baru mulai bergerak.”
Baca juga: 4 Olahraga Mudah untuk Menghilangkan Lemak Perut
Imran—yang juga menjabat sebagai Kasubdit Bina Kapasitas Kerja Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan— menegaskan seseorang yang berolahraga pada malam hari harus mempunyai cukup waktu untuk recovery, jangan sampai terlalu lelah setelah bekerja. Olahraga yang paling aman untuk malam hari adalah yang sifatnya lebih santai, seperti jalan, sepeda statis, atau tread mill.
“Futsal tidak dianjurkan. Tenis juga sebenarnya, kecuali dia sudah terlatih dan lawannya harus yang seimbang. Demikian pula dengan gym. Tapi untuk yang masih muda di bawah usia 30 tahun tidak apa- apa, asalkan bisa menjaga pola istirahatnya,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Beberapa tahun belakangan, bahkan sudah terbentuk komunitas lari bareng di malam hari dan menjadi tren baru di Jakarta. Selain murah meriah karena cukup bermodalkan sepatu dan kaos, waktu untuk olahraga lari juga lebih fleksibel dan lokasinya bisa di mana saja.
Seperti yang dilakukan Siska Kartika Candra. Karyawan swasta ini, bersama teman-teman kantornya rutin lari malam setiap Kamis atau Jumat malam di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Selain pelari per orangan atau komunitas biasa yang terbentuk dari hubungan pertemanan, juga ada beberapa klub lari malam di sekitar kawasan GBK.
Baca juga: Wisata Olahraga yang Seru Ala Phuket
Indo Runners, misalnya. Komunitas pelari yang terbentuk sejak 2009 ini lebih menekankan pada gerakan komunitas. Indo Runners yang memiliki 19.000 lebih anggota yang tergabung dalam grup FB IndoRunners rutin lari malam setiap Kamis pukul 20.00 WIB dengan rute di wilayah GBK, dan biasanya mereka berlari 5 kilometer dalam waktu 25 menit.
Selanjutnya, juga ada Komunitas Obler (Oneng berlarian) yang memiliki 24 anggota. Menurut pengurus Komunitas Obler Shinta Syam, komunitas yang terbentuk sejak dua tahun lalu itu terinspirasi dari komunitas lari yang sudah ada,” katanya dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 23 Agustus 2015.
Meskipun olahraga malam sudah menjadi tren di kalangan masyarakat urban, tetap dibutuhkan persiapan matang agar hasil yang didapat juga bermanfaat bagi kesehatan. Hal itu dikemukakan oleh atlet ultra-trail (lari lintas alam dalam kondisi ekstrem) Hendra Wijaya, yang juga merupakan endurance athlete Indonesia pertama dalam sejarah yang berhasil menaklukkan medan berat Kutub Utara.
Menurut founder FoneSport itu, kebutuhan akan olahraga malam bagi masing- masing orang sangat berbeda-beda. Dari ragam kebutuhan itu, jenis persiapan yang harus dilakukan pun bervariasi. “Saya sering melakukan latihan malam di jalan raya dan di gunung. Kalau untuk lari di jalan raya, saya membawa headlamp untuk penerangan ke depan. Sementara itu, untuk penerangan ke belakang, saya menggunakan pakaian dan sepatu yang minimal ada reflektornya supaya tidak ditabrak dari belakang,” jelasnya.
Berolahraga pada malam hari sebenarnya sama dengan di pagi hari, hanya waktu dan porsinya disesuaikan dengan kebu- tuhan. Ada tipe orang yang berolahraga malam hanya sekadar untuk berkeringat karena tidak mem punyai waktu di pagi hari, tetapi ada juga yang ber olahraga malam karena akan mengikuti perlombaan dalam 2-3 pekan.
Dari sisi kedokteran, olahraga pada malam hari sebenarnya tidak disarankan, kecuali pelakunya benar-benar memperhatikan beberapa prakondisi serta mengikuti aturan yang dianjurkan.
Pakar Fisiologi dari Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga anggota Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dokter Ermita I. Ilyas mengatakan olahraga pada malam hari dapat dilakukan dua atau tiga jam setelah makan malam.
“Karena saat mencerna makanan, otot lambung akan berkontraksi dan aliran darah akan meningkat, padahal saat olah- raga otot perlu aliran darah untuk energi. Kalau melakukan olahraga di saat tubuh sedang mencerna makanan, pencer naan jadi tidak bagus dan olahraga juga tidak maksimal karena cepat capek,” jelasnya.
Selain itu, juga dibutuhkan pemanasan ringan sebelum berolahraga, minimal 5 menit untuk di luar ruangan dan maksimal 10 menit bila di dalam ruangan. “Olahraga malam juga tidak boleh terlalu berat karena nantinya malah tidak bisa tidur. Ketika berolahraga, kita mengeluarkan hormon endorphin yang membuat jadi lebih segar,” tuturnya.
Senada dengan itu, dokter spesialis olahraga Imran Agus Nurali menjelaskan beberapa pantangan yang harus diperha tikan oleh para penggiat olahraga malam, salah satunya adalah faktor usia dan risiko penyakit. Agar tubuh dapat beradaptasi dengan olahraga malam, seseorang harus memiliki komitmen dalam pengaturan waktu.
“Intinya sih sebenarnya olahraga itu paling bagus dilakukan pada pagi hari, dibandingkan sore atau malam hari. Pada pagi hari, kandungan oksigen dalam udara relatif lebih banyak dan bersih. Selain itu, kondisi tubuh manusia pada pagi hari masih segar dan belum terlalu capai karena baru mulai bergerak.”
Baca juga: 4 Olahraga Mudah untuk Menghilangkan Lemak Perut
Imran—yang juga menjabat sebagai Kasubdit Bina Kapasitas Kerja Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan— menegaskan seseorang yang berolahraga pada malam hari harus mempunyai cukup waktu untuk recovery, jangan sampai terlalu lelah setelah bekerja. Olahraga yang paling aman untuk malam hari adalah yang sifatnya lebih santai, seperti jalan, sepeda statis, atau tread mill.
“Futsal tidak dianjurkan. Tenis juga sebenarnya, kecuali dia sudah terlatih dan lawannya harus yang seimbang. Demikian pula dengan gym. Tapi untuk yang masih muda di bawah usia 30 tahun tidak apa- apa, asalkan bisa menjaga pola istirahatnya,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.