4 Kegiatan Seru di Sejauh Rumah Kita, Tempat Belajar Gaya Hidup Slow Living
10 August 2022 |
07:08 WIB
Gaya hidup slow living atau gaya hidup lambat mungkin cukup asing bagi sebagian orang, terlebih di era serba digital yang menuntut kita untuk terus bergerak, bekerja, dan berprogres serba cepat. Padahal, gaya hidup ini bukan berarti seseorang tidak berprogres, namun berfokus dan menikmati proses.
Oleh karena itu, jenama tekstil Sejauh Mata Memandang menghadirkan Sejauh Rumah Kita di Yogyakarta, sebuah tempat berbagi ilmu serta berbagai kiat dalam merawat Bumi dengan melibatkan berbagai komunitas di Yogyakarta yang telah menjalani gaya hidup slow living.
Bawa juga: 5 Rekomendasi Destinasi Staycation di Malang yang Tawarkan Keindahan Pemandangan Alam
Program itu dihadirkan melalui kegiatan Belajar Bersama yang rutin diadakan setiap Sabtu yang dibagi dalam dua sesi yakni pagi dan sore. Beberapa kegiatan Belajar Bersama yang telah diadakan antara lain adalah mendaur ulang kaos, menggambar dan mewarnai, membuat sabun cuci ramah lingkungan, dan merangkai bunga sembari mencatat cerita.
Selain itu, ada juga beberapa kegiatan lain seperti membuat tote bag ecoprint, mengenal teh Jawa dan Sumatra serta belajar memasangkan teh, dan juga membuat tempe kedelai lokal. Berikut adalah beberapa kegiatan seru di Sejauh Rumah Kita.
Sejauh Mata Memandang menggandeng Sporadies Botanical Lab & Klub dalam kegiatan Belajar Bersama yang diadakan pada sesi pagi, yaitu merangkai bunga sembari mencatat cerita.
Pada kegiatan ini, Risa Vibia, Pendiri Sporadies Botanical Lab & Klub, mengenalkan bunga-bunga yang dibawanya kepada seluruh peserta dan mengajarkan mereka untuk merangkai bunga-bunga tersebut sembari mencatat cerita.
Menurut Risa, merangkai bunga bisa menjadi kegiatan terapi seni seperti melukis atau merajut yang dapat membantu psikis seseorang menjadi lebih baik karena bermain dengan warna, desain, dan bentuk sehingga lebih personal.
Sporadies Botanical Lab & Klub sendiri adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh Risa pada tahun 2021, dengan menghadirkan lokakarya merangkai bunga dan juga ruang belajar mengenai keanekaragaman flora sebagai bentuk apresiasi kepada alam dan penciptanya, serta relasi antar makhluk hidup dengan isu-isu yang ada di dalamnya seperti penyelamatan kerusakan alam dan kepunahan flora.
Untuk kegiatan sesi sore, Sejauh Mata Memandang mengundang Kastuba Indonesia untuk mengajarkan cara membuat tote bag ecoprint dengan menggunakan metode pounding atau ketok.
Kastuba adalah sebuah label wastra pewarna alami yang dibentuk pada tahun 2020 oleh Herdina Rizki Damayanti dan dinaungi oleh Migunani Group yang memiliki bisnis inti pertanian. Produk yang dihasilkan berupa kain ecoprint, kain jumputan dan kain shibori yang menggunakan pewarna alami.
Pada kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta diajarkan untuk berkreasi membuat tote bag ecoprint dengan daun yang diketok di atas kain sehingga menghasilkan motif yang cantik. Pertama-tama, daun direndam dalam larutan tunjung atau bahan pengunci pewarna alami.
Lalu, daun diletakkan di atas tas kain sesuai dengan kreativitas para peserta, dan terakhir, daun dipukul-pukul dengan palu hingga warnanya menempel pada tas kain dan membentuk motif.
Klub Masak Sirja, sebuah komunitas masak plant-based yang didirikan oleh Chef Tiko Sukarso, Produser Tarlen Handayani, dan Chef Ferdian Lie, juga berbagi pengetahuan seru dan menarik di Sejauh Rumah Kita, melalui kegiatan mengenal teh Jawa dan Sumatra.
Pada kegiatan ini, Klub Masak Sirja menyajikan dan mengajak para peserta untuk mencicipi cita rasa teh oolong asal Bukit Barisan Sumatera, teh oolong hasil pegunungan Halimun dan Salak di Jawa Barat, serta olahan teh hijau dari Bumi Parahyangan yang tersohor.
Klub Masak Sirja juga menyajikan kudapan sandwich olahan krim keju fermentasi kacang mete sebagai pasangan minum teh yang merupakan hasil perkebunan di Blora, Jawa Tengah, dan Karangasem serta selai kacang istimewa yang diolah oleh Chef Ferdian Lie yang terbuat dari kacang tanah hasil panen Sekolah Pagesangan, sebuah komunitas asal Gunungkidul, DIY.
Sejauh Mata Memandang juga menggandeng Sekolah Pagesangan, sebuah komunitas asal Gunungkidul, Yogyakarta, yang dibentuk sejak tahun 2008, dan menggunakan model pendidikan kontekstual yang berpusat pada pertanian dan pangan untuk pemberdayaan. Komunitas ini mengajak warga lokal, khususnya anak-anak, untuk belajar bertani, berkebun, dan berwirausaha.
Dalam kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta difasilitasi bahan-bahan serta alat untuk belajar dan praktik membuat tempe kedelai lokal hasil panen Sekolah Pagesangan. Melalui kegiatan ini, peserta hiharapkan dapat mempraktikkan pembuatan tempe di rumah secara mandiri.
Diah Widuretno, Pendiri Sekolah Pagesangan, mengatakan melalui kegiatan Belajar Bersama ini, peserta diharapkan dapat melepaskan ketergantungan pada impor pangan serta berdaya secara ekonomi dengan mengolah makanannya sendiri, contohnya seperti membuat tempe.
"Keterampilan ini juga dapat membantu kita untuk bertahan dari bencana iklim dan pangan yang bisa saja terjadi di masa depan," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Oleh karena itu, jenama tekstil Sejauh Mata Memandang menghadirkan Sejauh Rumah Kita di Yogyakarta, sebuah tempat berbagi ilmu serta berbagai kiat dalam merawat Bumi dengan melibatkan berbagai komunitas di Yogyakarta yang telah menjalani gaya hidup slow living.
Bawa juga: 5 Rekomendasi Destinasi Staycation di Malang yang Tawarkan Keindahan Pemandangan Alam
Program itu dihadirkan melalui kegiatan Belajar Bersama yang rutin diadakan setiap Sabtu yang dibagi dalam dua sesi yakni pagi dan sore. Beberapa kegiatan Belajar Bersama yang telah diadakan antara lain adalah mendaur ulang kaos, menggambar dan mewarnai, membuat sabun cuci ramah lingkungan, dan merangkai bunga sembari mencatat cerita.
Selain itu, ada juga beberapa kegiatan lain seperti membuat tote bag ecoprint, mengenal teh Jawa dan Sumatra serta belajar memasangkan teh, dan juga membuat tempe kedelai lokal. Berikut adalah beberapa kegiatan seru di Sejauh Rumah Kita.
1. Merangkai Bunga sembari Mencatat Cerita
Kegiatan merangkai bunga sembari mencatat cerita (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Pada kegiatan ini, Risa Vibia, Pendiri Sporadies Botanical Lab & Klub, mengenalkan bunga-bunga yang dibawanya kepada seluruh peserta dan mengajarkan mereka untuk merangkai bunga-bunga tersebut sembari mencatat cerita.
Menurut Risa, merangkai bunga bisa menjadi kegiatan terapi seni seperti melukis atau merajut yang dapat membantu psikis seseorang menjadi lebih baik karena bermain dengan warna, desain, dan bentuk sehingga lebih personal.
Sporadies Botanical Lab & Klub sendiri adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh Risa pada tahun 2021, dengan menghadirkan lokakarya merangkai bunga dan juga ruang belajar mengenai keanekaragaman flora sebagai bentuk apresiasi kepada alam dan penciptanya, serta relasi antar makhluk hidup dengan isu-isu yang ada di dalamnya seperti penyelamatan kerusakan alam dan kepunahan flora.
2. Membuat Tote Bag Ecoprint
Kegiatan membuat tote bag ecoprint (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Kastuba adalah sebuah label wastra pewarna alami yang dibentuk pada tahun 2020 oleh Herdina Rizki Damayanti dan dinaungi oleh Migunani Group yang memiliki bisnis inti pertanian. Produk yang dihasilkan berupa kain ecoprint, kain jumputan dan kain shibori yang menggunakan pewarna alami.
Pada kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta diajarkan untuk berkreasi membuat tote bag ecoprint dengan daun yang diketok di atas kain sehingga menghasilkan motif yang cantik. Pertama-tama, daun direndam dalam larutan tunjung atau bahan pengunci pewarna alami.
Lalu, daun diletakkan di atas tas kain sesuai dengan kreativitas para peserta, dan terakhir, daun dipukul-pukul dengan palu hingga warnanya menempel pada tas kain dan membentuk motif.
3. Mengenal Teh Jawa dan Sumatra
(Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Pada kegiatan ini, Klub Masak Sirja menyajikan dan mengajak para peserta untuk mencicipi cita rasa teh oolong asal Bukit Barisan Sumatera, teh oolong hasil pegunungan Halimun dan Salak di Jawa Barat, serta olahan teh hijau dari Bumi Parahyangan yang tersohor.
Klub Masak Sirja juga menyajikan kudapan sandwich olahan krim keju fermentasi kacang mete sebagai pasangan minum teh yang merupakan hasil perkebunan di Blora, Jawa Tengah, dan Karangasem serta selai kacang istimewa yang diolah oleh Chef Ferdian Lie yang terbuat dari kacang tanah hasil panen Sekolah Pagesangan, sebuah komunitas asal Gunungkidul, DIY.
4. Membuat Tempe Kedelai Lokal
(Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Dalam kegiatan Belajar Bersama ini, para peserta difasilitasi bahan-bahan serta alat untuk belajar dan praktik membuat tempe kedelai lokal hasil panen Sekolah Pagesangan. Melalui kegiatan ini, peserta hiharapkan dapat mempraktikkan pembuatan tempe di rumah secara mandiri.
Diah Widuretno, Pendiri Sekolah Pagesangan, mengatakan melalui kegiatan Belajar Bersama ini, peserta diharapkan dapat melepaskan ketergantungan pada impor pangan serta berdaya secara ekonomi dengan mengolah makanannya sendiri, contohnya seperti membuat tempe.
"Keterampilan ini juga dapat membantu kita untuk bertahan dari bencana iklim dan pangan yang bisa saja terjadi di masa depan," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.