Ilustrasi

Kenali 4 Modus Phishing yang Mengincar Data Pribadi

08 August 2022   |   21:58 WIB

Tindakan kejahatan di internet kini makin banyak modusnya, mulai dari penipuan transaksi daring, pemalsuan bukti pembayaran, sampai kejahatan siber seperti peretasan. Salah satu kejahatan siber yang banyak ditemui adalah phishing yang umumnya menyasar email, pesan teks, pesan suara,  sampai kalender.

Phishing merupakan tindakan kejahatan siber yang dilakukan untuk mengambil data-data penting dari pengguna internet seperti password dan nomor rekening. Biasanya, metode ini dilakukan dengan membuat seseorang membuka sebuah halaman web palsu yang mengarahkan pada pencurian informasi seseorang. 

Baca juga: Heboh Pencurian Data Pribadi lewat Fitur Add Yours Instagram

Riset situs Cybertalk mendapatkan bahwa 50 persen ahli teknologi beranggapan bahwa phishing masih menjadi masalah keamanan siber. Karena risiko inilah, yuk kenalan dengan beberapa fakta penting tentang bahaya phishing.
 

1. Phishing tidak hanya kiriman tautan berbahaya.

Phishing biasanya dilakukan dengan mengirimkan tautan tertentu yang menggunakan email atau kontak palsu yang dimodifikasi semirip mungkin dengan kontak asli sebuah perusahaan. Biasanya, phishing terjadi dalam email tapi kini juga bisa terjadi dari pengiriman tautan di chat WhatsApp hingga SMS.

Tidak hanya dari tautan berbahaya, biasanya sumber phishing juga didapat dari konten yang disisipkan malware atau virus, bahkan bisa juga berupa aplikasi ponsel dan unggahan media sosial yang palsu. Beberapa sumber ini bisa berisiko bagi perangkat ponsel karena protokol firewall yang lebih rendah dan adanya sistem pembaruan otomatis yang lebih sering digunakan.
 

2. Sumber phishing selain tautan halaman web.

Umumnya, sumber phishing berasal dari tautan atau attachment yang disisipkan malware pencuri informasi pribadi yang krusial. Namun, perkembangan zaman membuat sumber ini bisa hadir dalam rupa video, iklan daring, hingga konten grafis yang tersebar di internet yang meminta pengguna untuk berkunjung ke halaman web phishing atau sengaja mengunduh file tertentu.
 

3. Target penerima yang spesifik.

Biasanya, korban phishing bisa terjadi kepada siapa saja yang mengakses tautan tidak kredibel atau mendapatkan email palsu. Korban ini berasal dari berbagai latar belakang apa saja dan siapa saja tanpa memperhatikan faktor tertentu karena phishing bisa terjadi secara acak tanpa memandang siapa penerimanya.

Namun, phishing tidak menutup kemungkinan adanya penerima yang spesifik. Sebuah riset dari data pada 2020 menunjukkan bahwa penerima phishing dalam kategori perusahaan umumnya menimpa sektor konsultan, pakaian dan aksesoris, edukasi, teknologi, serta konglomerat atau perusahaan multi nasional. Bidang lain yang turut berisiko adalah sekuritas dan perdagangan komoditas serta edukasi.
 

4. Bisa mengarah ke pharming.

Phishing memang menargetkan pengguna yang mengakses tautan yang tidak kredibel, tapi ternyata phishing juga bisa menjadi pharming dengan metode masuk ke situs palsu tertentu tanpa sepengetahuan pengguna atau pemilik perangkat ponsel.

Baca juga: Dunia Digital: Privasi, Data Pribadi & Literasi

Biasanya, pharming terjadi dengan adanya modifikasi Domain Name Server (DNS) yang menjadi pemicu terbukanya situs phishing tanpa diketahui langsung oleh pengguna. Risikonya yang tidak langsung terlihat membuat pharming juga bisa menjadi bentuk lain dari phishing sebagai dampak peretasan router

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Begini Resep & Cara Membuat Bubur Asyura, Menu Khas 10 Muharam

BERIKUTNYA

5 Mobil Dinas Presiden RI yang Canggih pada Masanya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: