Mengenal Erotomania, Gangguan Psikologis Ketika Seseorang Merasa Dicintai
31 July 2022 |
11:27 WIB
1
Like
Like
Like
Saat sedang jatuh cinta mungkin kalian akan merasa bahagia, bagaikan berbunga-bunga. Terlebih saat kalian merasa sangat dicintai atau dipuja oleh seseorang yang juga kalian cintai. Namun, tunggu dulu, apakah hal itu memang benar adanya? Atau hanya perasaan dan anggapan kalian saja?
Hati-hati itu bisa menjadi tanda dari erotomania syndrome atau sindrom erotomania. Melansir dari WebMD, Minggu (31/7/2022), sindrom erotomania adalah gangguan psikologis langka ketika seseorang berpikir bahwa orang lain jatuh cinta padanya, tetapi sebenarnya tidak demikian.
Saat seseorang terkena gangguan erotomania, mereka merasa bahwa orang lain mencintainya, bisa merupakan orang yang yang belum pernah ditemuinya, bahkan tokoh-tokoh terkenal yang diidolakannya seperti aktor atau politisi.
Mereka bisa begitu yakin dicintai sehingga berpikir bahwa sedang menjalin hubungan dengan orang tersebut, bahkan bisa saja tidak dapat menerima fakta yang membuktikan sebaliknya.
Baca juga: Awas, 5 Gangguan Mental Ini Mengintai karena Overthinking
Erotomania adalah jenis gangguan delusi yang bisa terjadi dengan sendirinya. Meski begitu, gangguan ini juga biasanya berkaitan dengan kondisi gangguan kesehatan mental lain seperti skizofrenia atau bipolar.
Baca juga: Kenali Skizofrenia, Gangguan Jiwa Berat yang Butuh Dibantu Obat
Delusi sendiri bisa terjadi karena faktor genetik. Namun, lingkungan, gaya hidup, dan kesehatan mental secara keseluruhan juga berperan untuk menentukan gejala delusi.
Ketika memiliki gangguan delusi, seseorang cenderung tidak memproses isyarat sosial dengan cara yang benar. Mereka bisa saja salah membaca wajah atau bahasa tubuh. Misalnya, mereka menganggap orang lain sedang menggoda mereka, padahal tidak, yang membuat mereka berpikir bahwa orang tersebut menyimpan rasa suka. Gangguan ini bisa berkembang seiring waktu, terutama jika mereka menghabiskan banyak waktu sendiri.
Melansir dari Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi yang terkait dengan erotomania. Sebab, dengan media sosial, orang-orang bisa leluasa untuk berhubungan dengan orang yang tak dikenal, mulai dari mengamati, menghubungi, menguntit, bahkan melecehkan.
Ciri-ciri umum orang dengan gangguan erotomania diantaranya tingkat percaya diri yang rendah, perasaan ditolak atau kesepian, isolasi sosial, dan kesulitan melihat sudut pandang orang lain.
Tanda erotomania yang paling jelas adalah keyakinan yang salah dari seseorang bahwa orang lain memiliki perasaan yang kuat terhadap mereka. Kondisi ini mungkin membantu suasana hati dan harga diri mereka pada awalnya, dan mungkin akan marah ketika seseorang memberi tahu mereka bahwa itu tidak benar.
Dalam kasus yang serius, kondisi itu dapat dianggap sebagai tindakan penguntitan atau pelecehan. Para penderita erotomania juga bukan tidak mungkin akan mencoba menyakiti diri sendiri, ketika seseorang memberi tahu bahwa apa yang mereka yakini tidak benar.
Editor: Gita Carla
Hati-hati itu bisa menjadi tanda dari erotomania syndrome atau sindrom erotomania. Melansir dari WebMD, Minggu (31/7/2022), sindrom erotomania adalah gangguan psikologis langka ketika seseorang berpikir bahwa orang lain jatuh cinta padanya, tetapi sebenarnya tidak demikian.
Saat seseorang terkena gangguan erotomania, mereka merasa bahwa orang lain mencintainya, bisa merupakan orang yang yang belum pernah ditemuinya, bahkan tokoh-tokoh terkenal yang diidolakannya seperti aktor atau politisi.
Mereka bisa begitu yakin dicintai sehingga berpikir bahwa sedang menjalin hubungan dengan orang tersebut, bahkan bisa saja tidak dapat menerima fakta yang membuktikan sebaliknya.
Baca juga: Awas, 5 Gangguan Mental Ini Mengintai karena Overthinking
Penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi yang terkait dengan erotomania (Sumber gambar: Rodnae Production/Pexels)
Penyebab Erotomania
Erotomania adalah jenis gangguan delusi yang bisa terjadi dengan sendirinya. Meski begitu, gangguan ini juga biasanya berkaitan dengan kondisi gangguan kesehatan mental lain seperti skizofrenia atau bipolar.Baca juga: Kenali Skizofrenia, Gangguan Jiwa Berat yang Butuh Dibantu Obat
Delusi sendiri bisa terjadi karena faktor genetik. Namun, lingkungan, gaya hidup, dan kesehatan mental secara keseluruhan juga berperan untuk menentukan gejala delusi.
Ketika memiliki gangguan delusi, seseorang cenderung tidak memproses isyarat sosial dengan cara yang benar. Mereka bisa saja salah membaca wajah atau bahasa tubuh. Misalnya, mereka menganggap orang lain sedang menggoda mereka, padahal tidak, yang membuat mereka berpikir bahwa orang tersebut menyimpan rasa suka. Gangguan ini bisa berkembang seiring waktu, terutama jika mereka menghabiskan banyak waktu sendiri.
Melansir dari Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi yang terkait dengan erotomania. Sebab, dengan media sosial, orang-orang bisa leluasa untuk berhubungan dengan orang yang tak dikenal, mulai dari mengamati, menghubungi, menguntit, bahkan melecehkan.
Gejala Erotomania
Erotomania cenderung dialami oleh perempuan, meskipun beberapa penelitian menunjukkan laki-laki juga kerap mengalaminya. Kondisi ini dapat muncul setelah pubertas, namun umumnya terjadi sekitar usia paruh baya atau lebih.Ciri-ciri umum orang dengan gangguan erotomania diantaranya tingkat percaya diri yang rendah, perasaan ditolak atau kesepian, isolasi sosial, dan kesulitan melihat sudut pandang orang lain.
Tanda erotomania yang paling jelas adalah keyakinan yang salah dari seseorang bahwa orang lain memiliki perasaan yang kuat terhadap mereka. Kondisi ini mungkin membantu suasana hati dan harga diri mereka pada awalnya, dan mungkin akan marah ketika seseorang memberi tahu mereka bahwa itu tidak benar.
Apakah Erotomania Berbahaya?
Erotomania bisa menjadi gangguan yang membahayakan bagi para penderitanya. Biasanya mereka akan terus mencoba untuk mendekati atau berbicara dengan orang yang dianggap menyukainya, meskipun orang itu tidak ingin berurusan dengan mereka yang akhirnya membuat takut.Dalam kasus yang serius, kondisi itu dapat dianggap sebagai tindakan penguntitan atau pelecehan. Para penderita erotomania juga bukan tidak mungkin akan mencoba menyakiti diri sendiri, ketika seseorang memberi tahu bahwa apa yang mereka yakini tidak benar.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.