Ilustrasi kota Ljubljana (Sumber gambar: Unsplash /Eugene Kuznetsov)

Traveling ke Slovenia, Terhanyut Pesona Ljubljana

29 July 2022   |   12:05 WIB

Like
Jika Anda melihat paket wisata yang ditawarkan sejumlah agen perjalanan, sepertinya jarang yang memasukkan Slovenia sebagai negara tujuan. Padahal, negara kecil dengan luas 20.273 kilometer persegi ini menyimpan keindahan tersendiri, mulai dari pemandangan gunung, danau, hingga kastil tua yang eksotis.

Setelah lepas dari Yugoslavia pada 1991, Slovenia kemudian bergabung dengan Uni Eropa dan menjadi bekas negara komunis pertama yang bergabung dengan Zona Euro atau negara Eropa yang menggunakan mata uang Euro. Negara dengan Ibu Kota Ljubljana (baca: Lyubliyana) ini pun terus berkembang dan mulai dilirik para wisatawan.

Tentu saja, Slovenia tidak hanya dikenal sebagai negara asal Melania Trump, istri dari Donald Trump. Negara ini juga punya banyak objek wisata cantik yang tak kalah dengan negara-negara Eropa lainnya. Jika Anda menyempatkan diri untuk ke Slovenia, maka Kota Ljubljana harus menjadi tujuan utama. Kota kecil nan apik ini pernah mendapatkan penghargaan European Green Capital pada 2016.

Baca juga: Pelesiran Asyik ke Mildura Australia, Menyusuri Sungai Murray Menggunakan Kapal Uap Kincir Abad ke-19

Kota ini sangat mengedepankan pelestarian lingkungan dan itu terlihat dari banyaknya penduduk yang memilih pergi beraktivitas dengan menggunakan sepeda. Bahkan, bus umumnya pun menggunakan bahan bakar gas yang ramah lingkungan. Di setiap sudut kota Anda akan melihat deretan tempat sampah yang diatur sesuai dengan jenis sampahnya.

Kota tua Ljubljana memiliki deretan toko yang bisa Anda singgahi. Tidak semuanya merupakan toko dengan merek ternama, justru yang menarik dari deretan toko ini adalah Anda bisa menemui banyak souvenir menarik buatan asli masyarakat Slovenia. Di pusat kota ini juga terdapat Triple Bridge, yaitu tiga jembatan yang melintas di atas Sungai Ljubljanica.

Berdasarkan dokumen sejarah disebutkan pembangunan jembatan kayu pada 1280 yang merupakan awal mula dari Triple Bridge ini. Jembatan kayu itu dikenal sebagai Old Bridge dan kemudian dinamakan Lower Bridge. Pada 1842 Lower Bridge direnovasi untuk menghormati Pangeran Franz Karl dari Austria. Hal itu pun terlihat pada tulisan dalam bahasa Latin yang tertera di jembatan tersebut, yaitu ARCHIDVCI. FRANCISCO. CAROLO. MDCCCXLII. CIVITAS, yang artinya To Archduke Franz Karl in 1842 by the Town.

Untuk menghindari jembatan itu membentuk jalur bottleneck, sambungan jembatan pun dibuat pada 1929 sehingga terdapat dua jalur dengan sudut menyamping. Akhirnya terbentuklah Triple Bridge yang kini menjadi bagian dari Kota Ljubljana dan tempat bagi para pejalan kaki di Kota tersebut.

Dari pusat kota, Anda juga bisa melihat kemegahan Kastil Ljubljana yang ada di puncak bukit dengan pemandangan mengarah ke kota.

Untuk naik ke atas, Anda bisa menaiki kereta listrik dengan tiket 10 euro per orang, atau seharga 7 euro untuk anakanak dan orang lanjut usia. Tiket tersebut juga sudah termasuk dengan tiket masuk ke dalam kastil yang usianya mencapai 900 tahun ini.

Saat pagi hari, Anda bisa menikmati berjalan-jalan santai di Central Market yang menjajakan beragam makanan segar berupa sayur dan buah.

Tak hanya itu, deretan kios kecil juga menjajakan barang-barang rumah tangga hasil buatan tangan yang tentunya unik. Di sudut pasar juga terdapat food truck (truk yang menjajakan makanan).
 

(Sumber gambar: Tangkapan layar Bisnis Indonesia Weekend)

(Sumber gambar: Tangkapan layar Bisnis Indonesia Weekend)

Jika Anda ingin mencicipi makanan atau camilan khas Slovenia, maka mampirlah di salah satu food truck tersebut yang menawarkan aneka seafood. Slovenia merupakan salah satu negara Eropa yang terkenal akan hasil lautnya. Tidak mengherankan, jika Anda bisa menikmati aneka menu seafood segar di sini, mulai dari cumi goreng, sarden, salmon, dan ikan teri. Biasanya menu ini disajikan dengan acar, perasan lemon, dan dimakan bersama roti tawar.

Tidak jauh dari Central Market, Anda dapat menyusuri Sungai Ljubljanica dengan deretan restoran dan kafe, serta berfoto di Dragon Bridge (Jembatan Naga) yang juga merupakan ikon dari Kota Ljubljana. Jembatan ini dibangun pada awal mula abad ke-20, ketika Ljubljana masih menjadi bagian dari Kerajaan Austro-Hongaria.
 

Kastil tertua

Setelah puas berjalan-jalan di Ljubljana, Anda bisa menuju ke arah bagian utara Slovenia, tepatnya ke Kota Bled. Kota ini terkenal akan keindahan danau dan kastil yang berdiri 130 meter di atas danau. Kastil Bled, berdasarkan sejumlah catatan sejarah, merupakan kastil tertua di Slovenia yang berusia lebih dari 1.000 tahun. Di teras kastil ini, Anda akan mendapatkan pemandangan menakjubkan Danau Bled serta pulau kecil di tengah danau.

Di kejauhan, Anda pun bisa melihat deretan pegunungan Alpen Julian yang memukau. Untuk naik ke atas kastil, Anda bisa menggunakan mobil dan terdapat tempat parkir di samping kastil. Namun, untuk masuk Anda harus siapkan tenaga dulu karena jalan setapak untuk masuk ke dalam kastil cukup curam dan tinggi. Sesampainya di pintu gerbang, Anda akan dikenai biaya 10 euro per orang untuk masuk ke dalam kastil dan menikmati pemandangan dari teras.

Ada beberapa anak tangga yang harus Anda lewati hingga mencapai puncak kastil. Anda pun bisa memasuki tiap sudut kastil tersebut agar bisa menemukan spot paling menarik untuk berfoto. Kafe dan restoran juga ada di sini untuk mengisi kembali tenaga setelah lelah mendaki.

Sempatkan juga untuk mencicipi cream cake yang merupakan menu khas di Bled. Paduan krim dan vanila yang lembut dengan pinggiran kue yang crispy terasa lezat apalagi jika dilengkapi dengan secangkir kopi panas. Di tengah Danau Bled, Anda bisa melihat sebuah pulau kecil yang di atasnya berdiri sebuah gereja. Para pelancong yang datang berkunjung biasanya membunyikan bel sebagai tanda keberuntungan.

Baca juga: Pelesiran Asyik: Perjalanan Menapaki Negeri Dua Benua

 Jika Anda tertarik mengitari danau tersebut, Anda bisa mencoba kapal kayu tradisional yang dalam bahasa Slovenia bernama Pletna dengan membayar 14 euro saja. Musim panas akan menjadi waktu yang tepat bagi Anda untuk mengunjungi danau ini, saat udara terasa hangat dan langit pun cerah. Namun tak ada salahnya juga jika Anda ingin menikmati suasana musim gugur ketika daun-daunan pohon bernuansa merah kecokelatan.

Catatan redaksi: Artikel ini terbit di Bisnis Indonesia Weekend edisi 15 Oktober 2017

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Manfaat Mengonsumsi Makanan Organik untuk Kesehatan dan Lingkungan

BERIKUTNYA

5 Gaya Fesyen yang Inspiratif & Simpel ala Korea

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: