Begini Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1
28 July 2022 |
20:56 WIB
Genhype, Diabetes Melitus tipe 1 perlu kian diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini menjadi salah satu tipe diabetes yang tidak memandang usia dan pada umumnya dapat dialami siapa pun di berbagai kalangan usia baik anak-anak, kalangan usia muda, maupun dewasa.
Pada Webinar Hari Anak Nasional 2022 bertajuk Tumbuh Kembang Optimal dengan Diabetes Melitus Tipe 1 yang digelar mGanik Care baru-baru ini terkuak bahwa Diabetes Melitus tipe 1 dianggap sebagai kondisi serius mana kala kadar glukosa dalam darah meningkat terlalu tinggi sebagai akibat dari kondisi tubuh yang tidak lagi dapat memproduksi hormon insulin.
Keadaan tersebut disebabkan oleh reaksi autoimun, mana kala sistem pertahanan tubuh menyerang sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin. Sebagai akibatnya, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit insulin atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sama sekali.
Baca juga: Risiko Diabetes Hingga Penyakit Hati Karena Daging Merah
Di samping itu, kondisi genetika seseorang dan faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab dari Diabetes Melitus Tipe 1. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) Atlas 10th Edition 2021, ada sebanyak 1.211.900 anak-anak dan remaja di bawah usia 20 tahun yang diperkirakan menderita Diabetes Melitus tipe 1 secara global.
Temuan yang mengejutkan lagi adalah prediksi bahwa sekitar 108.200 anak dan remaja di bawah usia 15 tahun terdiagnosis Diabetes Melitus tipe 1 setiap tahunnya. Jumlah ini bahkan meningkat menjadi 149.500 jika rentang usianya mencapai di bawah 20 tahun.
Adapun di Indonesia pada 2021, papar IDF, prevalensi anak-anak dan remaja rentang umur 0--19 tahun dengan Diabetes Melitus tipe 1 tercatat sebanyak 8.580 anak, atau naik dari 8.483 anak pada 2019.
Dokter spesialis anak, Faisal Al Bukkar, mengatakan bahwa pada Diabetes Melitus tipe 1 dapat dikenali dari beberapa gejala umum yang harus diketahui dan juga dapat dialami oleh anak-anak. “Di antaranya Poliuria [sering buar air kecil], Polidipsi [sering merasa haus], Polifagia [banyak makan], berat badan yang menurun, dan merasa lemas,” papar Faisal dalam penjelasan resmi mGanik yang diterima Hypeabis.id, Kamis (28/07/2022).
Selain itu, Faisal menerangkan bahwa jika gejala-gejala tersebut dialami oleh seorang anak, maka orang tua harus membawa anaknya langsung ke dokter dan meminta untuk dilakukan tes glukosa darah.
“Tujuan pengobatan dan tatalaksana Diabetes Melitus tipe 1 adalah untuk mencegah anak bebas dari gejala penyakit, terhindar dari komplikasi, mendukung dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, serta membantu dalam mengontrol metabolik yang baik tanpa menimbulkan hipoglikemia atau gula darah rendah,” ujarnya.
Faisal menambahkan, selain rutin melakukan pengendalian dengan kontrol gula darah, dokter spesialis anak ini juga mengarahkan agar orang tua memastikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak-anaknya. “Orang tua perlu mengarahkan anak dengan Diabetes Melitus untuk memenuhi asupan makanan bergizi,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis gizi klinik Christin Santun Sriati Lumbantobing memaparkan bahwa peran orang tua sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Orang tua juga berperan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan Diabetes Melitus tipe 1.
“Anak perlu mendapatkan nutrisi sehingga mendapatkan gizi yang seimbang. Susunan beragam makanan sehari-hari yang dikonsumsi, mengandung zat gizi lengkap dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk mempertahankan kesehatan dan berat badan ideal,” papar Christin.
Adapun untuk memenuhi gizi yang seimbang dalam mendukung tumbuh kembang anak dengan Diabetes Melitus tipe 1, Christin mengingatkan perlunya menerapkan diet seimbang. “Gizi seimbang dapat terpenuhi ketika kita melakukan diet yang seimbang juga. Mulai dari 50 persen sampai dengan 55 persen karbohidrat, 10 persen hingga 15 persen protein, 30 persen hingga 35 persen minyak atau lemak, dan 4 porsi sampai dengan 5 porsi serat dari buah-buahan dan sayur-sayuran,” jelasnya.
Baca juga: 8 Manfaat Sayur Gambas dari Jaga Kesehatan Mata hingga Cegah Diabetes
Jessica Rukmanto, Co-Founder mGanik Group—produsen produk kesehatan yang berfokus pada pengembangan local health supplement industry—mengatakan bahwa orang tua perlu mendukung dan membantu anak-anak dalam mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat. Menurut Jessica, dukungan tersebut bertujuan untuk membantu anak-anak mereka dalam menjalani pemulihan kesehatan serta tumbuh kembangnya.
Salah satu fokus dukungan mGanik merespons peningkatan prevalensi Diabetes Melitus tipe 1 pada anak di Indonesia adalah memberikan motivasi kepada mereka untuk terus memiliki semangat dalam menjalani pemulihan dengan peluncuran video spesial “Hari Anak Nasional 2022” di kanal YouTube dan Instagram mGanik Group.
“Peran serta orang tua untuk membantu tumbuh kembang anak dengan Diabetes Melitus tipe 1 adalah dalam memastikan kadar glukosa darah tetap terkontrol serta memenuhi gizi seimbang nya. Dukungan dari orang tua menjadi semangat tersendiri untuk anak-anak agar mereka dapat tumbuh kembang secara optimal,” kata Jessica.
Editor: Fajar Sidik
Pada Webinar Hari Anak Nasional 2022 bertajuk Tumbuh Kembang Optimal dengan Diabetes Melitus Tipe 1 yang digelar mGanik Care baru-baru ini terkuak bahwa Diabetes Melitus tipe 1 dianggap sebagai kondisi serius mana kala kadar glukosa dalam darah meningkat terlalu tinggi sebagai akibat dari kondisi tubuh yang tidak lagi dapat memproduksi hormon insulin.
Keadaan tersebut disebabkan oleh reaksi autoimun, mana kala sistem pertahanan tubuh menyerang sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin. Sebagai akibatnya, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit insulin atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sama sekali.
Baca juga: Risiko Diabetes Hingga Penyakit Hati Karena Daging Merah
Di samping itu, kondisi genetika seseorang dan faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab dari Diabetes Melitus Tipe 1. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) Atlas 10th Edition 2021, ada sebanyak 1.211.900 anak-anak dan remaja di bawah usia 20 tahun yang diperkirakan menderita Diabetes Melitus tipe 1 secara global.
Temuan yang mengejutkan lagi adalah prediksi bahwa sekitar 108.200 anak dan remaja di bawah usia 15 tahun terdiagnosis Diabetes Melitus tipe 1 setiap tahunnya. Jumlah ini bahkan meningkat menjadi 149.500 jika rentang usianya mencapai di bawah 20 tahun.
Adapun di Indonesia pada 2021, papar IDF, prevalensi anak-anak dan remaja rentang umur 0--19 tahun dengan Diabetes Melitus tipe 1 tercatat sebanyak 8.580 anak, atau naik dari 8.483 anak pada 2019.
Dokter spesialis anak, Faisal Al Bukkar, mengatakan bahwa pada Diabetes Melitus tipe 1 dapat dikenali dari beberapa gejala umum yang harus diketahui dan juga dapat dialami oleh anak-anak. “Di antaranya Poliuria [sering buar air kecil], Polidipsi [sering merasa haus], Polifagia [banyak makan], berat badan yang menurun, dan merasa lemas,” papar Faisal dalam penjelasan resmi mGanik yang diterima Hypeabis.id, Kamis (28/07/2022).
Selain itu, Faisal menerangkan bahwa jika gejala-gejala tersebut dialami oleh seorang anak, maka orang tua harus membawa anaknya langsung ke dokter dan meminta untuk dilakukan tes glukosa darah.
“Tujuan pengobatan dan tatalaksana Diabetes Melitus tipe 1 adalah untuk mencegah anak bebas dari gejala penyakit, terhindar dari komplikasi, mendukung dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, serta membantu dalam mengontrol metabolik yang baik tanpa menimbulkan hipoglikemia atau gula darah rendah,” ujarnya.
Webinar Hari Anak Nasional 2022 bertajuk Tumbuh Kembang Optimal dengan
Diabetes Melitus Tipe 1 (Sumber gambar: mGanik Group)
Faisal menambahkan, selain rutin melakukan pengendalian dengan kontrol gula darah, dokter spesialis anak ini juga mengarahkan agar orang tua memastikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak-anaknya. “Orang tua perlu mengarahkan anak dengan Diabetes Melitus untuk memenuhi asupan makanan bergizi,” terangnya.
Kebutuhan nutrisi
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis gizi klinik Christin Santun Sriati Lumbantobing memaparkan bahwa peran orang tua sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Orang tua juga berperan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan Diabetes Melitus tipe 1.“Anak perlu mendapatkan nutrisi sehingga mendapatkan gizi yang seimbang. Susunan beragam makanan sehari-hari yang dikonsumsi, mengandung zat gizi lengkap dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk mempertahankan kesehatan dan berat badan ideal,” papar Christin.
Adapun untuk memenuhi gizi yang seimbang dalam mendukung tumbuh kembang anak dengan Diabetes Melitus tipe 1, Christin mengingatkan perlunya menerapkan diet seimbang. “Gizi seimbang dapat terpenuhi ketika kita melakukan diet yang seimbang juga. Mulai dari 50 persen sampai dengan 55 persen karbohidrat, 10 persen hingga 15 persen protein, 30 persen hingga 35 persen minyak atau lemak, dan 4 porsi sampai dengan 5 porsi serat dari buah-buahan dan sayur-sayuran,” jelasnya.
Baca juga: 8 Manfaat Sayur Gambas dari Jaga Kesehatan Mata hingga Cegah Diabetes
Jessica Rukmanto, Co-Founder mGanik Group—produsen produk kesehatan yang berfokus pada pengembangan local health supplement industry—mengatakan bahwa orang tua perlu mendukung dan membantu anak-anak dalam mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat. Menurut Jessica, dukungan tersebut bertujuan untuk membantu anak-anak mereka dalam menjalani pemulihan kesehatan serta tumbuh kembangnya.
Salah satu fokus dukungan mGanik merespons peningkatan prevalensi Diabetes Melitus tipe 1 pada anak di Indonesia adalah memberikan motivasi kepada mereka untuk terus memiliki semangat dalam menjalani pemulihan dengan peluncuran video spesial “Hari Anak Nasional 2022” di kanal YouTube dan Instagram mGanik Group.
“Peran serta orang tua untuk membantu tumbuh kembang anak dengan Diabetes Melitus tipe 1 adalah dalam memastikan kadar glukosa darah tetap terkontrol serta memenuhi gizi seimbang nya. Dukungan dari orang tua menjadi semangat tersendiri untuk anak-anak agar mereka dapat tumbuh kembang secara optimal,” kata Jessica.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.