Wow, Ini Daftar Perairan di Indonesia yang Berisi Timah Hingga Emas
26 July 2022 |
22:50 WIB
1
Like
Like
Like
Sumber daya alam laut Indonesia sangat melimpah. Ikan dan biota laut sudah pasti, namun di dasar perairan, cadangan minyak juga gas bumi, hingga mineral alam yang bisa jadi sumber energi, berpotensi untuk dieksplorasi guna memberi nilai tambah ekonomi.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengatakan dari kompilasi hasil penelitian pada 1996 hingga 2015 yang dimuat pada Peta Sumber Daya Mineral Kelautan Indonesia Edisi 1 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 2017, banyak potensi mineral yang ada di laut Indonesia.
Penasaran ada dimana saja potensi mineral laut Indonesia? Berikut daftarnya berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM:
Pasir laut yang kaya akan mineral kuarsa ini adalah hasil pelapukan dari batuan granit tersebut. "Pulau-pulau seperti Bangka, Belitung, Singkep, Bintan, Kundur, Batam dan lainnya terbentuk dari batuan dasar granit," ujar Eko kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Perairan Rupat, Riau, misalnya. Daerah ini memiliki komoditi berupa pasir silika. Diperkirakan kandungan mineral kuarsa ini adalah hasil pelapukan dari batuan yang kaya akan unsur SiO2 yaitu batuan granitik dan meta sedimen (kuarsit).
Sebanyak 87 sampel dilakukan analisa Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS ) dan didapatkan kadar sebesar 95,38 persen dan volume sumber daya 18 miliar meter kubik (m3).
"Pasir silika banyak digunakan dalam industri semen, gelas, semikonduktor, hingga kosmetik," papar Eko.
Baca juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Alam Terbaik di Indonesia, Malaysia dan Singapura
Secara regional merupakan bagian dari Jalur Granit Utama Pembawa Timah (Main Tin Belt Granite). Daratannya ditandai oleh intrusi Granit Klabat yang merupakan batuan penting sumber endapan plaser.
Dari hasil analisa pemisahan berat (bromoform) dan pemisahan kering (isodinamik separator), serta mineralogi butir terhadap 480 sampel di wilayah Laut Bangka, didapatkan adanya mineral berat pembawa unsur tanah jarang dengan volume 589 juta meter kubik. Mineral plaser dan unsur tanah jarang ini diperkirakan merupakan hasil pengerjaan ulang batuan granitoid.
Namun demikian, Eko menyebut wilayah Teluk Semangko merupakan daerah yang rawan dan berpotensi akan bencana geologi. Hal ini karena keberadaan Sesar Semangko yang membentang di sepanjang pantai barat teluk dan merupakan bagian dari sesar besar Sumatera, serta adanya gunung api Krakatau di Selat Sunda.
Terletak di Banten, wilayah peraiaran ini memiliki komoditi berupa emas. Sebanyak 75 sampel yang dilakukan analisa AAS, didapatkan kadar sebesar 0,3 ppm dan volume 253 juta meter kubik emas. "Peralatan dulang dengan hasil dulang berupa konsentrat terdiri dari emas letakan dan mineral magnetik," ungkap Eko.
Baca juga: Menatap Raja Ampat dari Piaynemo
Mineral-mineral tersebut berasal dari darat yang terbawa oleh sungai-sungai kemudian bermuara di pantai selatan Kulon Progo. Kemudian mineral itu terbawa oleh arus sepanjang pantai (longshore current) dan mengendap di pantai.
"Sebanyak 36 sampel dilakukan analisa AAS dan didapatkan kadar sebesar 10,54 persen dan volume 376.6 juta meter kubik pasir besi," sebut Eko.
Bergeser ke timur Indonesia. Jajaran gunung api bawah laut Komba, Pulau Flores, NTT diketahui memiliki potensi hidrotermal. Beberapa survei di wilayah ini diantaranya ekspedisi Bandamin pada tahun 2001 dan 2003 yang merupakan kerjasama University Free, Berlin, dengan beberapa instansi terkait di Indonesia, ditemukan tiga gunung bawah laut yang memanjang ke arah tenggara dari gunung api Komba.
Gunung api bawah laut itu antara lain Baruna, Abang, dan Ibu Komba. Dari riset tersebut, di perairan Komba terdapat komoditi utama berupa emas. Sebanyak 86 sampel dilakukan analisa AAS dan didapatkan kadar emas sebesar 3 ppm dan volume 348.038 meter kubik.
"Potensi pertambangan ini terutama dilakukan di perairan pesisir Indonesia, kecuali Perairan Komba yang berada di laut lepas. Penyelidikan menggunakan kapal survei Geomarin 3, Kapal Baruna Jaya, dan kapal kecil untuk di pesisir," kata Eko.
Sementara itu, dia menyampaikan bahwa komoditas laut yang sudah ditambang saat ini adalah komoditi emas dan timah.
Untuk timah, terus dilakukan eksplorasi dan eksploitasi oleh beberapa perusahaan pemilik izin usaha pertambangan (IUP) Timah salah satunya BUMN PT Timah. Sedangkan emas, yang ditambang masih berupa tambang rakyat di sekitar Lampung dan Bayah.
"Untuk lokasi di Bayah sudah ada perusahaan yang berminat namun tentunya untuk mineral logam secara aturan harus dilakukan lelang terlebih dahulu untuk mendapatkan IUP nya," jelas Eko.
Editor: Nirmala Aninda
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengatakan dari kompilasi hasil penelitian pada 1996 hingga 2015 yang dimuat pada Peta Sumber Daya Mineral Kelautan Indonesia Edisi 1 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 2017, banyak potensi mineral yang ada di laut Indonesia.
Penasaran ada dimana saja potensi mineral laut Indonesia? Berikut daftarnya berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM:
1. Perairan Kepulauan Riau
Terletak di jalur granit, perairan Kepulauan Riau banyak mengandung timah yang memanjang dari Pulau Bangka Belitung hingga semenanjung Malaysia.Pasir laut yang kaya akan mineral kuarsa ini adalah hasil pelapukan dari batuan granit tersebut. "Pulau-pulau seperti Bangka, Belitung, Singkep, Bintan, Kundur, Batam dan lainnya terbentuk dari batuan dasar granit," ujar Eko kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Perairan Rupat, Riau, misalnya. Daerah ini memiliki komoditi berupa pasir silika. Diperkirakan kandungan mineral kuarsa ini adalah hasil pelapukan dari batuan yang kaya akan unsur SiO2 yaitu batuan granitik dan meta sedimen (kuarsit).
Sebanyak 87 sampel dilakukan analisa Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS ) dan didapatkan kadar sebesar 95,38 persen dan volume sumber daya 18 miliar meter kubik (m3).
"Pasir silika banyak digunakan dalam industri semen, gelas, semikonduktor, hingga kosmetik," papar Eko.
Baca juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Alam Terbaik di Indonesia, Malaysia dan Singapura
2. Laut Bangka
Secara regional merupakan bagian dari Jalur Granit Utama Pembawa Timah (Main Tin Belt Granite). Daratannya ditandai oleh intrusi Granit Klabat yang merupakan batuan penting sumber endapan plaser.Dari hasil analisa pemisahan berat (bromoform) dan pemisahan kering (isodinamik separator), serta mineralogi butir terhadap 480 sampel di wilayah Laut Bangka, didapatkan adanya mineral berat pembawa unsur tanah jarang dengan volume 589 juta meter kubik. Mineral plaser dan unsur tanah jarang ini diperkirakan merupakan hasil pengerjaan ulang batuan granitoid.
3. Teluk Semangko
Berada di paling selatan Sumatra, Teluk Semangko di Lampung memiliki komoditi berupa emas di tiga area prospek. Dari 92 sampel yang dikumpulkan didapatkan kadar sebesar 0,6 ppm dan volume 6,6 m3 mineral di area prospek I. Kemudian 0,3 ppm dan volume 8 juta m3 di area prospek II, dan 0,1 ppm dan volume 3,8 meter kubik di area prospek III.Namun demikian, Eko menyebut wilayah Teluk Semangko merupakan daerah yang rawan dan berpotensi akan bencana geologi. Hal ini karena keberadaan Sesar Semangko yang membentang di sepanjang pantai barat teluk dan merupakan bagian dari sesar besar Sumatera, serta adanya gunung api Krakatau di Selat Sunda.
4. Teluk Bayah-Cibobos
Terletak di Banten, wilayah peraiaran ini memiliki komoditi berupa emas. Sebanyak 75 sampel yang dilakukan analisa AAS, didapatkan kadar sebesar 0,3 ppm dan volume 253 juta meter kubik emas. "Peralatan dulang dengan hasil dulang berupa konsentrat terdiri dari emas letakan dan mineral magnetik," ungkap Eko.Baca juga: Menatap Raja Ampat dari Piaynemo
5. Perairan Kulon Progo
Pesisir selatan bagian tengah Pulau Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki komoditi berupa pasir besi. Dari hasil pengamatan megaskopis pada contoh pasir di muara sungai dijumpai mineral magnetit, ilmenit, amfibol, piroksen, dan mineral opak lainnya.Mineral-mineral tersebut berasal dari darat yang terbawa oleh sungai-sungai kemudian bermuara di pantai selatan Kulon Progo. Kemudian mineral itu terbawa oleh arus sepanjang pantai (longshore current) dan mengendap di pantai.
"Sebanyak 36 sampel dilakukan analisa AAS dan didapatkan kadar sebesar 10,54 persen dan volume 376.6 juta meter kubik pasir besi," sebut Eko.
6. Laut Komba
Bergeser ke timur Indonesia. Jajaran gunung api bawah laut Komba, Pulau Flores, NTT diketahui memiliki potensi hidrotermal. Beberapa survei di wilayah ini diantaranya ekspedisi Bandamin pada tahun 2001 dan 2003 yang merupakan kerjasama University Free, Berlin, dengan beberapa instansi terkait di Indonesia, ditemukan tiga gunung bawah laut yang memanjang ke arah tenggara dari gunung api Komba.Gunung api bawah laut itu antara lain Baruna, Abang, dan Ibu Komba. Dari riset tersebut, di perairan Komba terdapat komoditi utama berupa emas. Sebanyak 86 sampel dilakukan analisa AAS dan didapatkan kadar emas sebesar 3 ppm dan volume 348.038 meter kubik.
"Potensi pertambangan ini terutama dilakukan di perairan pesisir Indonesia, kecuali Perairan Komba yang berada di laut lepas. Penyelidikan menggunakan kapal survei Geomarin 3, Kapal Baruna Jaya, dan kapal kecil untuk di pesisir," kata Eko.
Sementara itu, dia menyampaikan bahwa komoditas laut yang sudah ditambang saat ini adalah komoditi emas dan timah.
Untuk timah, terus dilakukan eksplorasi dan eksploitasi oleh beberapa perusahaan pemilik izin usaha pertambangan (IUP) Timah salah satunya BUMN PT Timah. Sedangkan emas, yang ditambang masih berupa tambang rakyat di sekitar Lampung dan Bayah.
"Untuk lokasi di Bayah sudah ada perusahaan yang berminat namun tentunya untuk mineral logam secara aturan harus dilakukan lelang terlebih dahulu untuk mendapatkan IUP nya," jelas Eko.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.