Desainer Era Soekamto Rilis Jenama dan Galeri Batik
22 July 2022 |
18:53 WIB
Desainer Era Soekamto membuktikan eksistensinya di ranah industri busana dan batik Indonesia. Konsultan Nusantara Wisdom dan culture enthusiast ini meluncurkan jenama batiknya, Era Soekamto, serta memperkenalkan juga galeri batik pertamanya.
Di saat bersamaan, berkolaborasi dengan Apurva Kempinski Bali, perempuan kelahiran Mataram ini menggelar 2022 Batik & Fashion Presentation bertajuk Adi Manungsa, untuk menghidupkan kembali kekayaan serta kebijaksanaan kebudayaan Jawa.
Dia juga berkolaborasi dengan Rama Soeprapto sebagai show director, dan Ivan Handoyo sebagai film director, dan dibantu Institut Seni Indonesia (ISI) Bali dalam koreografi.
Era menerangkan Adi Manungsa menjadi sebuah gambaran representasi karya batik untuk menunjukkan perjalanan manusia dalam mencari jati dirinya.
Baca juga: Jenama Fesyen Sejauh Mata Memandang Mendunia dengan Produk Daur Ulang
Adi Manungsa, yang dalam Bahasa Sansekerta atau Bahasa Jawa, memiliki makna ciptaan Tuhan yang sempurna. Era menjabarkan ini merupakan gambaran manusia yang sadar bahwa dirinya harmoni antara fisik dan rohani. Dikenal juga dengan istilah sedulur papat limo pancer.
Artinya, manusia secara fisik terdiri dari empat elemen yakni air, api, udara, dan tanah. Kemudian dari roh yang ditiupkan Sang Maha Pencipta.
Karya batik ini pun dihadirkan untuk menjadi pencerahan bagi siapapun yang tersentuh untuk mengetahui betapa berdaya manusia karena dia adalah kepanjangan tangan Tuhan di dunia ini.
"Jadi manusia itu multidimensi dimana kita harus kembali kepada mengingat bahwa kita adalah manusia ether, yaitu yang memakai rasa. Di seni budaya sudah melakukan itu sejak lama sehingga kita bisa mengolah rasa di dalam bahasa. Nah ini adalah elemen-elemen yang saya cantumkan di dalam batik," ujar Era dalam konferensi pers di Apurva Kempinski Bali, Jumat (22/7/2022).
Selain itu, kata Era, Setiap manusia secara utuh adalah perwujudan dari konsep Bhineka Tunggal Ika. "Adi Manungsa adalah pesan kegelisahan. Banyak perbedaan di luar, tetapi kita lupa kita itu satu. Adi Manungsa mengajarkan unity diversity," jelasnya.
Sejalan dengan filosofi Adi Manungsa untuk menciptakan manusia seutuhnya, Era Soekamto turut bekerja sama dengan NFT purpose. Dengan menggunakan platform ini, dia akan menyalurkan sebagian hasil penjualan NFT melalui SOS Village khusus di desa-desa terpencil bagi pendidikan dan pemberdayaan manusia.
“Batik merupakan peninggalan kebudayaan asli Indonesia sarat dengan makna serta kebijaksanaan. Adi Manungsa adalah bukti konsistensi saya untuk terus berkarya serta mengeksplorasi batik sehingga dapat membagikan nilai kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya untuk menjadikannya cerminan bagi setiap orang," tuturnya.
Pemilik nama lahir Era Minaryanti Soekamto ini memang lekat dengan batik dan kebaya. Dia peduli dan konsisten melerstasikan warisan budaya tersebut.
Konsistensinya ini tak ayal membuat Era diganjar sejumlah penghargaan. Beberapa diantaranya , Runner Up Asian Young Designer Contest (Singapore) dan Best Up-coming Designer by A+ Magazine. Karyanya pun sering menghiasi catwalk Jakarta Fashion Week.
Dalam pertunjukan 2022 Batik & Fashion Presentation, koreografer tari dari ISI Bali Fadjar Satriadi berharap pagelaran nanti malam tidak hanya menggugah mata namun juga menggugah rasa batin. "Kalau jiwa atau rasa kita tersentuh, maka saya yakin dia akan punya ingatan panjang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Adi Manungsa turut menjadi bagian perayaan keindahan kebudayaan Indonesia yang menjadi tema kampanye The Apurva Kempinski Bali sepanjang 2022 dengan tajuk Unity in Diversity.
Program di salah satu hotel dan resort terbesar di Bali itu menampilkan kekayaan serta keragaman keindahan tujuh daerah utama di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku melalui pengalaman unik bagi para tamu.
"Kebanggaan kami dapat berkolaborasi dengan desainer ternama, Era Soekamto, untuk menampilkan Adi Manungsa, sebuah adi karya sarat dengan kebijaksanaan dan filosofi kebudayaan Jawa," sebut General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet.
Editor: Gita Carla
Di saat bersamaan, berkolaborasi dengan Apurva Kempinski Bali, perempuan kelahiran Mataram ini menggelar 2022 Batik & Fashion Presentation bertajuk Adi Manungsa, untuk menghidupkan kembali kekayaan serta kebijaksanaan kebudayaan Jawa.
Dia juga berkolaborasi dengan Rama Soeprapto sebagai show director, dan Ivan Handoyo sebagai film director, dan dibantu Institut Seni Indonesia (ISI) Bali dalam koreografi.
Era menerangkan Adi Manungsa menjadi sebuah gambaran representasi karya batik untuk menunjukkan perjalanan manusia dalam mencari jati dirinya.
Baca juga: Jenama Fesyen Sejauh Mata Memandang Mendunia dengan Produk Daur Ulang
Adi Manungsa, yang dalam Bahasa Sansekerta atau Bahasa Jawa, memiliki makna ciptaan Tuhan yang sempurna. Era menjabarkan ini merupakan gambaran manusia yang sadar bahwa dirinya harmoni antara fisik dan rohani. Dikenal juga dengan istilah sedulur papat limo pancer.
Artinya, manusia secara fisik terdiri dari empat elemen yakni air, api, udara, dan tanah. Kemudian dari roh yang ditiupkan Sang Maha Pencipta.
Karya batik ini pun dihadirkan untuk menjadi pencerahan bagi siapapun yang tersentuh untuk mengetahui betapa berdaya manusia karena dia adalah kepanjangan tangan Tuhan di dunia ini.
"Jadi manusia itu multidimensi dimana kita harus kembali kepada mengingat bahwa kita adalah manusia ether, yaitu yang memakai rasa. Di seni budaya sudah melakukan itu sejak lama sehingga kita bisa mengolah rasa di dalam bahasa. Nah ini adalah elemen-elemen yang saya cantumkan di dalam batik," ujar Era dalam konferensi pers di Apurva Kempinski Bali, Jumat (22/7/2022).
Selain itu, kata Era, Setiap manusia secara utuh adalah perwujudan dari konsep Bhineka Tunggal Ika. "Adi Manungsa adalah pesan kegelisahan. Banyak perbedaan di luar, tetapi kita lupa kita itu satu. Adi Manungsa mengajarkan unity diversity," jelasnya.
Sejalan dengan filosofi Adi Manungsa untuk menciptakan manusia seutuhnya, Era Soekamto turut bekerja sama dengan NFT purpose. Dengan menggunakan platform ini, dia akan menyalurkan sebagian hasil penjualan NFT melalui SOS Village khusus di desa-desa terpencil bagi pendidikan dan pemberdayaan manusia.
“Batik merupakan peninggalan kebudayaan asli Indonesia sarat dengan makna serta kebijaksanaan. Adi Manungsa adalah bukti konsistensi saya untuk terus berkarya serta mengeksplorasi batik sehingga dapat membagikan nilai kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya untuk menjadikannya cerminan bagi setiap orang," tuturnya.
Pemilik nama lahir Era Minaryanti Soekamto ini memang lekat dengan batik dan kebaya. Dia peduli dan konsisten melerstasikan warisan budaya tersebut.
Konsistensinya ini tak ayal membuat Era diganjar sejumlah penghargaan. Beberapa diantaranya , Runner Up Asian Young Designer Contest (Singapore) dan Best Up-coming Designer by A+ Magazine. Karyanya pun sering menghiasi catwalk Jakarta Fashion Week.
Dalam pertunjukan 2022 Batik & Fashion Presentation, koreografer tari dari ISI Bali Fadjar Satriadi berharap pagelaran nanti malam tidak hanya menggugah mata namun juga menggugah rasa batin. "Kalau jiwa atau rasa kita tersentuh, maka saya yakin dia akan punya ingatan panjang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Adi Manungsa turut menjadi bagian perayaan keindahan kebudayaan Indonesia yang menjadi tema kampanye The Apurva Kempinski Bali sepanjang 2022 dengan tajuk Unity in Diversity.
Program di salah satu hotel dan resort terbesar di Bali itu menampilkan kekayaan serta keragaman keindahan tujuh daerah utama di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku melalui pengalaman unik bagi para tamu.
"Kebanggaan kami dapat berkolaborasi dengan desainer ternama, Era Soekamto, untuk menampilkan Adi Manungsa, sebuah adi karya sarat dengan kebijaksanaan dan filosofi kebudayaan Jawa," sebut General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.