Lakukan role-play interaksi adalah salah satu mengasah anak bertemu orang baru dalam keluarga (sumber gambar ilustrasi: pexels/Jeongyeob Choi)

Anak Takut Saat Bertemu Orang Baru? Begini Cara Mengatasinya

15 July 2022   |   17:52 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Rasa takut anak saat bertemu orang baru merupakan hal yang wajar dirasakan oleh anak dalam fase pertumbuhan dan perkembangan pada usia dini. Pertemuan dengan orang-orang baru tersebut merupakan tantangan bagi anak. Bila tidak segera dibenahi, bisa jadi anak akan sulit beradaptasi dengan lingkungan atau teman-teman barunya di sekolah.

Irene Puti Damayanti, Kepala Rumah Main Cikal, menuturkan bahwa orang tua perlu mengasah kebiasaan anak usia dini untuk bertemu orang baru di lingkungan keluarga atau teman-teman sekolah agar tidak merasa takut.

Mendampingi anak dalam beradaptasi dengan orang baru, paparnya membutuhkan waktu dan perlu menyesuaikan dengan pola tumbuh kembang anak. Namun, dengan menerapkan cara dan pola yang tepat, lanjutnya, perlahan-lahan anak akan mulai dapat beradaptasi dengan baik.

Baca jugaSimak Peran Orang Tua dalam Perkembangan Sosialisasi Anak

Berikut 3 langkah yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak tidak merasakan takut bertemu orang baru di lingkungan keluarga atau teman-teman sekolahnya.
 

1. Pahami Tahap Tumbuh Kembang Anak dan Lakukan Role-Play Interaksi

 

Perlu sering interaksi agar anak mampu berkomunikasi dengan orang baru (Sumber gambar: Ashton Bingham/Unsplash)

Perlu sering interaksi agar anak mampu berkomunikasi dengan orang baru (Sumber gambar: Ashton Bingham/Unsplash)


Dalam proses ini, paparnya, orang tua dapat belajar memahami pola komunikasi dan interaksi anak yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasanya. Berkomunikasi dengan orang baru perlu diajarkan kepada anak sejak dini.

“Tentunya disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasanya jika secara verbal anak juga sudah mampu mengucapkan kata secara verbal,” katanya.

Baca juga5 Cara Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi & Mengurangi Jenuh pada Anak

Dengan mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak, lanjutnya, orang tua dapat mempersiapkan contoh yang sesuai dengan proses role-play yang mencakup cara menyapa, mengenalkan diri, atau menjawab pertanyaan, dan lainnya.

Dia menuturkan, ada beberapa pola pengenalan orang baru yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anak. Pola pertama adalah dengan menceritakan anak bertemu dengan siapa.

Kedua, mengenalkan anak mengenai ekspresi wajah seperti tersenyum, menatap lawan bicara, mengulurkan tangan untuk bersalaman atau melambaikan tangan. Salam dan kalimat pembuka, lanjutnya, juga bisa disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasa anak.

Orang tua, lanjutnya, sebaiknya tidak melakukan pemaksaan jika anak merasa cemas, takut, atau tidak merasa nyaman. Kunci dalam pengenalan orang baru, paparnya, adalah memastikan anak dapat merasa nyaman sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam proses pertemuan dan interaksi bersama orang baru.
 
“Orang tua perlu memberikan ruang apabila anak masih malu dan takut saat memulai interaksi. Berikan pengertian misalnya, Oh Adik mau main dulu sebelum berkenalan ya, atau Kita berkenalan bersama-sama ya, mulai mama dulu lalu Adik ya, " ujar Puti.
 

2. Pilih Ruang atau Tempat yang Nyaman Bagi Anak Saat Bertemu

Puti juga menuturkan, membimbing anak untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan orang baru dapat juga dilakukan dengan mempertemukan anak di ruang atau tempat yang memberikan kenyamanan bagi anak.

Baca jugaBunda, Yuk Pahami Lagi Kenapa Bermain Jadi Stimulasi Terbaik Untuk Anak

Membimbing anak untuk berkomunikasi dengan orang baru, lanjutnya, memang perlu persiapan. Anak yang membutuhkan waktu lama, paparnya, perlu mendapatkan ruang untuk mengobservasi situasi baru sebelum kemudian berkenalan, menyapa, dan berinteraksi.

“Memilih tempat atau area yang minim distraksi, nyaman untuk anak juga akan membantunya memulai interaksi dengan orang baru dengan lebih tenang,“ katanya.
 

3. Buat Kesepakatan Bersama dengan Anak

 Di poin ini,  Puti menuturkan, orang tua dapat berkolaborasi bersama anak untuk membuat kesepakatan bersama. Orang tua, lanjutnya, dapat membangun diskusi mengenai hal-hal apa saja yang menjadi batasan aksi atau sikap yang dapat dibangun.

Di dalam setiap keluarga, paparnya, biasanya aturan atau kesepakatan bersama bisa berbeda dalam konteks berkenalan dengan orang baru. Jadi, lanjutnya, orang tua dapat menyampaikan batasan-batasan yang memang perlu disepakati mengenai berinteraksi dengan orang-orang baru.

“Apa yang boleh dan tidak boleh perlu diketahui oleh anak dan dipelajari sehingga perilaku yang muncul nanti sesuai dengan kesepakatan bersama dan nilai dalam keluarga,” tutupnya.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Cek Harga, Fitur, & Kelebihan Mobil Hyundai Stargazer

BERIKUTNYA

Isabelle Fuhrman Tampak Lebih Muda Tanpa CGI dalam Orphan: First Kill

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: