Ilustrasi jerawat (Sumber gambar: Freepik)

Terapi Kulit dengan Combination Rejuvenation Treatment

13 July 2022   |   17:39 WIB

Hampir semua orang menginginkan kulit yang cantik dan sehat. Tidak heran jika saat ini kedokteran estetika semakin diminati oleh masyarakat. Berbagai metode terapi dan peralatan canggih pun diperkenalkan untuk melayani permintaan publik di bidang estetika. Salah satu metode terapi yang bisa dicoba adalah combination rejuvenation treatment (CRT). 

Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 18 Desember 2016, cara ini merupakan terobosan di bidang kedokteran estetika yang diklaim bisa mengatasi berbagai persoalan kulit seperti pigmentasi, jerawat, kemerahan, tekstur permukaan kulit, hingga kerutan. 

Dokter Spesialis Kulit Radityo Anugrah menjelaskan, metode terapi ini sangat direkomendasikan karena menggunakan teknologi canggih seperti laser QS NdYag, Laser CO2 Fractional, dan Hyperbaric O2. 

Baca juga: Mengenal Berbagai Metode Skin Rejuvenation, Apa Itu?

“Dibandingkan dengan teknologi terdahulu, CRT mempunyai beberapa kelebihan yaitu minimal invasif sehingga masa pemulihan lebih cepat dan rasa sakit yang sangat rendah,” ujarnya. 
 

Cocok untuk pasien dengan kondisi ini

Radityo menambahkan, CRT juga cocok bagi beberapa pasien dengan kondisi khusus seperti keterbatasan dalam penggunaan krim. Pada dasarnya, CRT merupakan terapi kombinasi karena menggabungkan beberapa prosedur peremajaan untuk mengatasi masalah kulit. Kendati mengandalkan teknologi canggih, terapi konvensional yang terbukti efektif juga menjadi bagian dari CRT. 

Terapi yang dimaksud antara lain laser, radio frekuensi, mikrodemabrasi, dan chemical peeling. Untuk menjalankan metode CRT biasanya dilakukan oleh dokter kulit. Namun, untuk pemilihan jenis prosedur kombinasi yang cocok bagi pasien dilakukan oleh dermatologis.
 

Pilihan buat pekerja sibuk

Sementara itu, Dokter Spesialis Kulit Aninda U. Hasanah mengatakan CRT bisa menjadi pilihan bagi para pekerja yang memiliki kesibukan sehingga mengabaikan perawatan kulit sehari-hari. “CRT juga cocok untuk mereka yang cenderung malas atau tidak menyukai rasa yang ditimbulkan dari pemakaian krim,” ujarnya. 

Aninda menambahkan, pada kelainan kulit seperti jerawat atau masalah pigmentasi dengan derajat yang berat, CRT dapat dijadikan alternatif terapi, karena mampu memberikan hasil pengobatan yang lebih optimal dan dapat dicapai dalam durasi yang lebih singkat. 
 

Perempuan hamil

Bagi perempuan hamil, pemakaian krim biasanya sangat dibatasi. Aninda menjelaskan wanita hamil perlu mendapatkan treatment estetika dan pemakaian krim yang sudah teruji aman.

“Perlu diperhatikan bahwa krim yang mengandung bahan turunan vitamin A, asam salisilat, dan bahan pemutih harus dihindari. Sedangkan obat minum yang mengandung turunan vitamin A mutlak tidak boleh dikonsumsi karena terbukti dapat menimbulkan kecacatan pada janin.” 

Selain itu, beberapa antibiotik yang biasa digunakan untuk pengobatan jerawat juga perlu dihindari karena dapat menimbulkan efek samping pada janin. Kendati demikian, terapi untuk perempuan hamil sebenarnya masih bisa dilakukan seperti mikrodermabrasi athena, chemical peeling dengan asam glikolat, serta terapi oksigen hiperbarik (Intraceutical O2). 

Baca juga: 5 Produk Kecantikan Ini Bisa Kalian Alihkan Fungsinya Jika Tak Cocok di Kulit

Untuk kulit berjerawat, bisa juga dilakukan ekstraksi komedo dan penyuntikan obat anti radang pada jerawat bila diperlukan. Meskipun banyak treatment yang bisa menjadi alternatif terapi bagi ibu hamil, ada beberapa yang perlu dihindari, misalnya radiofrekuensi, laser, botox, ataupun filler. 

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

Lee Joong Suk & YoonA Cerita soal Keunikan Karakter Utama Drakor Big Mouth

BERIKUTNYA

Kiat Merawat Kulit Sesuai Siklus Menstruasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: